Setelah keluarganya dibunuh, Boy yang bisu dan tuli melarikan diri ke dalam hutan. Di sana, ia dilatih oleh dukun misterius untuk menekan imajinasinya masa kecilnya dan merubahnya menjadi mesin pembunuh.
Suatu malam di dalam hutan, seorang bocah bernama Boy keluar dari dalam lumpur. Namun seorang Shaman, gurunya, segera menguburnya kembali untuk melanjutkan latihannya. Selama bertahun-tahun, Boy menjalani latihan berat. Tujuannya adalah untuk membalaskan dendam atas kematian keluarganya yang dibunuh oleh Hilda Van der Koy, seorang perempuan penguasa rezim.
Dulunya, Boy kecil mempunyai seorang adik perempuan yang bernama Mina. Namun, rezim yang berkuasa memilih mereka untuk mengikuti “The Culling” tahunan, yaitu eksekusi publik terhadap 12 pembangkang untuk menakut-nakuti rakyat. Boy menyaksikan ibu dan adiknya ditembak mati oleh Hilda. Sedangkan dia sendiri dibuat tuli dan dipotong lidahnya sehingga tidak bisa berbicara. Hingga dewasa, Boy selalu mengalami halusinasi melihat Mina.
Suatu hari, mereka pergi ke kota untuk menjual hasil pertanian. Di pasar, mereka menyaksikan pasukan rezim yang dipimpin suami Hilda, Glen Van De Koy, datang memilih 12 orang untuk dieksekusi. Seorang wanita berteriak sehingga Glen menembaknya dan membuat warga marah. Para tentara kemudian membantai seluruh warga hingga hanya tersisa enam orang.
Boy mengejar Glen dan bersembunyi di bagasi mobilnya, meski Shaman melarangnya. Di sebuah gudang, Gideon memarahi Glen karena menyebabkan pembantaian dan tidak mendapatkan cukup orang untuk “Culling”. Melanie memarahi mereka berdua dan menyuruh menangkap enam orang lagi.
Boy keluar dari bagasi mobil. Namun, karena halusinasi Mina dia ketahuan. Glen memerintahkan anak buahnya untuk menangkapnya. Boy pun melawan. Di tengah pertarungan, dia bertemu Basho yang sedang dirantai rantai. Boy pun membebaskannya. Akhirnya, semua penjaga tewas di tangan Boy.
Glen mencoba melarikan diri, tetapi Boy dan Basho menangkapnya. Saat diinterogasi, Glen mengaku Hilda mengadakan pesta di mansionnya setiap tahun sebelum “Culling” dan menawarkan bantuan untuk menyelundupkan mereka masuk. Sayangnya, Basho menjatuhkan sebuah alat berat ke kepala Glen yang membuatnya tewas.
Basho lalu membawa Boy ke markas pemberontak, namun tempat telah itu kosong. Mereka menemukan Benny yang masih hidup. Benny bercerita bahwa semua orang telah terbunuh, termasuk kekasih Basho. Mereka akhirnya memutuskan akan menyerang Hilda malam ini.
Mereka pergi ke mansion dan melumpuhkan beberapa penjaga dan menyamar sebagai koki. Mereka masuk ke dapur dan menghabisi semua yang ada di sana. Lanjut ke ruang makan, menemukan Hilda. Dalam satu gerakan cepat, Boy memenggalnya.
Namun, saat Boy mengambil kepala itu, dia menyadari itu bukan Hilda. Dia tiba-tiba dikelilingi oleh penjaga dan Gideon. Ternyata dia telah mengatur jebakan untuk menangkap anggota pemberontak. Boy ingin melawan tetapi kalah jumlah dan kalah senjata. Gideon mundur, membiarkan June27 mengurusnya.
June27 dan Boy bertarung dengan sengit. Namun Boy lengah dan June27 membuatnya tak sadarkan diri.
Boy terbangun dalam keadaan terikat di kursi. June 27 mulai memukulinya, memintanya untuk mengkhianati The Shaman. Namun tentu saja Boy menolak. Gideon yang berada di sana menceritakan bahwa Hilda adalah seorang paranoid karena takut pada The Shaman. Bertahun-tahun dia mengunci di bunkernya. Atas dasar itulah, dia membuat ”The Culling” untuk menyingkirkan para pembangkang. Gideon berharap Boy mau membujuk Shaman agar menyerah, sehingga The Culling bisa dihentikan. Namun Boy tetap bersikeras. Akhirnya Gideon menetapkan Boy sebagai peserta The Culling.
Boy diseret ke panggung, mereka mengikatnya dan memasang kalung leher beraliran listrik. Siaran dimulai, dan Hilda keluar untuk menjadi pembawa acara. Namun, Hilda melihat bayangan Shaman di antara penonton. Hilda menjadi paranoid dan mengeluarkan pistolnya. Melanie segera menurunkannya dari panggung.
Pertunjukan dimulai, di panggung ditampilkan 12 orang yang dipilih untuk The Culling akan dibantai. Dengan tema dunia musim dingin dengan maskot sereal dan elf setan. Mereka mulai memilih dua belas korban, memukul mereka sampai mati, menusuk mereka, mengeluarkan isi perut mereka, dll.
Boy menyadari bahwa dia harus kabur. Tiba-tiba dia ingat bahwa Gideon telah menyelipkan sebilah pisau bedah kepadanya. Dia mulai memotong talinya. Saat akan menyerang panggung, Melanie mengaktifkan kalung lehernya dan membuatnya lumpuh. Empat orang menangkapnya, sementara seorang pria berpakaian kambing datang dengan palu untuk membunuhnya.
Namun pria kambing itu justru menghabisi para penangkap Boy. Saat pria itu membuka penutup kepalanya, ternyata dia adalah Basho. Benny kemudian masuk dan ketiganya bersembunyi. Benny memberi Boy pistol knuckle tembaga yang menembakkan peluru ketika dia memukul seseorang. Mereka bertiga mulai melawan para pembunuh bersama-sama.
Mereka bertiga berhasil menghabisi semua, namun tiba-tiba Melanie muncul di atas panggung membawa senapan. Benny melompat melindungi Boy, membuat dirinya sendiri terkena tembakan dan tewas. Basho pun terluka parah. Boy berlari ke atas panggung. Menggunakan maskot nanas sebagai perisai dia berhasil mengalahkan Melanie.
Boy mengikat Melanie di kursi dan membunuhnya dengan kamera yang bergerak otomatis. Wajahnya tertusuk oleh duri logam kamera. Tubuhnya roboh ke lantai. Boy membantu Basho yang terluka dan dia akan membawanya menemukan Hilda.
Di lorong, para penjaga menghadang Boy. Boy pun berhasil menghabisi mereka semua. Saat menoleh ke belakang, dia melihat Basho telah tewas karena luka-lukanya. Boy kemudian menemukan Gideon yang terluka parah. Gideon memberinya kartu kunci yang akan memberinya akses ke bunker. Boy menyiapkan pedangnya dan membunuh Gideon, meski halusinasi Mina melarangnya.
Boy masuk ke dalam lift menuju lantai dasar. Saat akan keluar lift, dia disambut oleh pria-pria yang menodongkan senjata padanya. June27 berada di sana, di helmnya tertulis bahwa Hilda akan menemuinya. Boy melepas pedangnya.
Boy dibawa masuk ke ruang tamu mewah. Boy mulai berputar saat dia melihat lukisan besar. Lukisan itu menampilkan keluarga Koy. Boy berada di sana bersama Mina dan Hilda. Ternyata, HILDA ADALAH IBUNYA.
Hilda mendekati Boy, menangis dan meminta maaf atas semua yang terjadi. Tiba-tiba, Boy mengingat semuanya. Saat itu, dia bukanlah korban tetapi sebagai penonton. Shaman bersama istri dan kedua anaknya hendak dieksekusi. Shaman memohon agar anak-anaknya diampuni tetapi Hilda hanya mengutuk mereka atas ketidakpatuhan mereka.
Hilda kemudian memaksa Boy untuk membunuh mereka. Hilda menembakkan pistol yang dipegang Boy, membunuh istri dan kedua anak Shaman. Saat disuruh untuk menembak Shaman oleh ibunya, Boy panik dan menembakkan pistolnya membabi buta.
Boy berlari ke dalam hutan dengan penuh penyesalan atas apa yang telah dilakukannya. Namun Shaman menemukannya dan mulai mencekiknya. Namun dia berhenti dan memutuskan ide lain yang lebih baik. Shaman membawanya ke dalam hutan dan mencekokinya dengan obat-obatan, membuat Boy melupakan Hilda. Dia juga membuatnya percaya bahwa ibu dan adik perempuannya sudah mati. Dia kemudian memotong lidahnya dan membuatnya tuli untuk membuatnya lebih mudah dikendalikan.
Boy telah tersadar dan perasaannya hancur mengetahui kebenarannya. Hilda memiliki kejutan lain untuknya, June27 sebenarnya adalah Mina, adik perempuannya yang dia kira telah mati. Karena tidak mendapat tanggapan yang memuaskan dari Boy, Hilda lalu menyuruh June27 untuk membunuhnya. Saat hendak membunuh Boy dengan kapaknya, Boy mengangkat tangannya, menunjukkan simbol yang pernah mereka berdua lakukan saat kecil.
June27 berbalik dan malah membunuh ibunya dengan menancapkan kapak di dahinya. Hilda pun tewas. Para penjaga segera menembaki June27 dan Boy. Pertempuran sengit pun terjadi. Namun pada akhirnya Boy dan June berhasil mencapai lift dan segera naik ke atas.
Tiba-tiba, liftnya dipaksa kembali ke bawah. Mereka keluar lift dan melihat Shaman sudah menunggu mereka. Shaman mengatakan bahwa Boy telah melakukan dengan baik tetapi itu belum selesai. Masih ada anggota keluarga Koy yang masih hidup.
Boy tidak mau menyerahkan June27 dan mereka bersiap melakukan duel dua lawan satu. Namun meski dikeroyok, Shaman lebih unggul dan menghajar mereka hingga tak berdaya. Hingga pada satu titik, Boy merebut kalung yang dipakai Shaman yang berliontin batu tajam kecil. Namun, Shaman mendapatkannya kembali dan melukai lengan dan kaki Boy dengan kalung itu. Dengan sisa-sisa tenaga yang dia punya, Boy berhasil memenangkan pergumulan dan menusukkan batu tajam itu ke leher Shaman yang membuatnya tewas.
Dengan tubuh yang terluka parah, Boy mendekati June27 dan membawanya keluar dari bunker. Dia akan membawanya menjauh dari kota totaliter ini. Selain itu, dengan sebagian besar keluarga Koy yang sudah mati, rezim akan runtuh. Membawa perdamaian untuk pertama kalinya selama bertahun-tahun.
Kilas balik Boy dan Mina di sebuah arena permainan. Saat mereka mulai memainkan gamenya, Mina bertanya apakah Boy akan tetap bersamanya. Boy menjawab dengan satu kata, “Selalu.”