Sinopsis Civil War (2024)

10148 votes, average 7.6 out of 10

Amerika Serikat di masa depan yang dilanda perang saudara, sekelompok jurnalis yang tergabung dengan militer berpacu melawan waktu. Mereka harus mencapai Washington DC sebelum pemberontak menyerbu Gedung Putih.

Suatu hari di masa depan. Amerika Serikat sedang menghadapi Perang Saudara Kedua. Texas dan California memisahkan diri dan membentuk pasukan milisi, sedangkan Florida membuat aliansi sendiri. Presiden yang sudah menjabat selama tiga periode sedang berpidato mengenai kekalahan besar yang dialami pasukan pemberontak. Pidato ini disaksikan oleh jurnalis foto Lee Smith dari kamar hotelnya di New York City. Saat itu juga, sebuah ledakan bom terjadi di kota.

Keesokan harinya, Lee dan temannya Joel pergi ke tengah kota yang sedang dipenuhi aksi demo. Seorang jurnalis muda, Jessie Cullen, terluka di wajahnya di tengah kekacauan. Lee membantu Jessie dan memberikan rompinya sebagai tanda pengenal. Tiba-tiba, Lee melihat seorang wanita membawa bendera Amerika Serikat berlari ke kerumunan. Lee segera mencari perlindungan bersama Jessie setelah menyadari bahwa wanita itu akan meledakkan bom bunuh diri. Setelah ledakan, Lee dan Jessie mengambil foto-foto kondisi setelah kejadian.

Malamnya, Lee dan Joel bertemu dengan mentor mereka Sammy di sebuah pesta untuk para jurnalis. Mereka berencana untuk berkendara melewati zona perang menuju Washington DC guna mewawancarai Presiden, sekalipun Presiden menganggap media adalah musuh. Meski menyadari bahwa perjalanan ini berbahaya, Sammy yang sudah tua ingin menemani mereka ke garis depan di Charlottesville, Virginia. Jessie mendengar rencana ini dan mendekati Lee, menganggapnya sebagai sosok panutan. Jessie ingin mendokumentasikan perang secara langsung.

Hari berikutnya, Lee melihat Jessie bergabung dengan perjalanan mereka. Lee dan Joel sedikit kesal dan tidak menyetujuinya. Tetapi Joel berhasil meyakinkan Lee bahwa mereka tidak akan menjadi masalah.

Dalam perjalanan, mereka mengisi bahan bakar dengan bayaran mata uang Kanada. Seorang penjaga bersenjata mengajak Jessie ke suatu tempat, diikuti oleh Lee. Ternyata Jessie dibawa untuk melihat dua orang penjarah yang digantung dan disiksa. Penjaga tersebut memberi Lee dan Jessie pilihan untuk memerintahkan eksekusi mereka. Lee hanya memintanya berpose di samping para penjarah sebelum mereka dieksekusi. Kembali ke mobil, Jessie mengeluh dia belum mendapatkan satu foto pun.

Baca juga:  The Battle at Lake Changjin (2021)

Perjalanan mereka berlanjut. Mereka berhenti di pusat perbelanjaan yang terbengkalai agar Jessie bisa memotret helikopter yang jatuh. Jessie meminta maaf pada Lee jika kehadirannya merepotkan, namun Lee tidak mempermasalahkannya. Malam harinya, mereka duduk bersama menyaksikan baku tembak di kejauhan yang menerangi langit.

Mereka melanjutkan perjalanan dan harus melintasi daerah rawan penembak jitu. Kehati-hatian diperlukan agar tetap hidup sambil tetap mendapatkan foto yang bagus. Di depan mata mereka sendiri, beberapa orang tertembak. Kelompok ini mengikuti para milisi sekutu ke atas gedung tempat penembak jitu berada. Mereka berhasil melumpuhkan penembak jitu dan menangkap anak buahnya.

Mereka kemudian tiba di sebuah kamp pengungsi. Di tengah waktu bersantai sambil makan, Lee dan Jessie senaj=kin akrab. Jessie mencuci foto-foto yang diambilnya saat melewati zona penembak jitu. Jessie membahas awal karir Lee dimana dia berhasil mendapatkan foto ikonik dari peristiwa pembantaian sekelompok aktivis anti-fasis (Antifa). Lee memuji hasil kerja Jessie. Malam itu mereka habiskan dengan suasana yang menyenangkan.

Keesokan harinya, mereka singgah di sebuah kota yang tampak tidak terpengaruh dengan adanya perang saudara. Kehidupan masyarakat terlihat damai. Mereka mampir ke toko untuk berganti pakaian. Joel bertanya pada pemilik toko apakah mereka tahu tentang perang saudara yang sedang terjadi, namun wanita itu menjawab bahwa kota tersebut memilih untuk mengabaikannya.

Mereka melanjutkan perjalanan dan melihat sebuah mobil melaju kencang mengejar mereka. Ternyata dalam mobil itu adalah teman reporter Joel dari Hong Kong, Tony dan Bohai. Tony memanjat masuk ke dalam van mereka untuk bersenang-senang, dan Jessie melakukan hal yang sama ke mobil Tony bersama Bohai. Setelah itu, Tony dan Bohai lebih dulu berangkat.

Baca juga:  Road House (2024)

Mereka melanjutkan perjalanan dan melihat mobil Tony dan Bohai terlihat berhenti dengan pintu belakang terbuka. Mereka lalu dihadang oleh gerombolan tentara Loyalis yang selama ini membunuh orang-orang yang lewat. Pemimpin gerombolan tersebut menembak Bohai dan membuat semua ketakutan.

Joel berusaha bernegosiasi dengan mengatakan bahwa mereka adalah orang Amerika. Namun, saat sang pemimpin gerombolan tahu bahwa Tony berasal dari Hong Kong, dia juga ikut ditembak. Suasana semakin kacau. Sammy menyalakan mobilnya dan menabrak si pemimpin gerombolan dan salah satu anak buahnya. Lee, Joel, dan Jessie pun segera kembali naik ke mobil. Seorang anak buah yang tersisa menembaki mereka saat mereka kabur.

Mereka berhasil lolos. Jessie muntah di belakang sementara Sammy memberi tahu Lee dan Joel bahwa dia tak bisa melanjutkan menyetir karena terkena tembakan. Joel mengambil alih dan mengemudi hingga mereka tiba di sebuah pangkalan militer Pasukan Barat (Western Forces) di Charlottesville setelah melewati melewati hutan yang terbakar.

Sayangnya, saat tiba di pangkalan tersebut, Sammy tewas akibat luka tembaknya. Mereka kemudian bertemu seorang jurnalis Inggris bernama Anya. Kabar beredar bahwa beberapa jenderal Loyalis telah menyerah. Mendengar hal itu, semua hal yang telah mereka lalui, termasuk kehilangan Sammy, terasa sangat sia-sia.

Lee, Joel, dan Jessie bergabung dengan Pasukan Barat menuju ke Washington untuk menyerbu Gedung Putih dan menangkap Presiden. Begitu memasuki zona perang, Jessie sangat bersemangat untuk mengambil foto, sedangkan Lee masih terguncang oleh apa yang terjadi.

Para jurnalis berlindung saat tank-tank Pasukan Barat meluluhlantakkan sisa-sisa tentara Loyalis sebelum menuju Gedung Putih yang dijaga ketat. Dinas rahasia Presiden (Secret Service) terlihat akan menyelamatkan Presiden, namun tentara Pasukan Barat yakin itu hanya umpan.

Baca juga:  Antlers (2021)

Mereka lalu masuk ke Gedung Putih. Mereka masih dihadang oleh beberapa anggota Secret Service bersenjata. Jessie hampir nyaris tertembak, tapi Lee mendorongnya dan akhirnya dia yang terkena peluru. Jessie mengambil foto momen-momen terakhir Lee sebelum dia tewas. Jessie dan Joel lalu masuk ke ruangan Oval Office dimana tentara Pasukan Barat telah menahan sang Presiden. Joel, yang dibakar amarah karena kehilangan banyak teman, berlutut dan meminta satu kata terakhir dari Presiden. Presiden memohon pada agar tak dibunuh. Presiden kemudian dieksekusi dan Jessie mendapat foto momen tersebut.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *