Sekelompok penyintas virus “rage” tinggal di sebuah pulau kecil. Ketika salah satu dari mereka pergi menjalankan misi ke daratan utama, ia menemukan rahasia, keajaiban, dan kengerian. Ternyata, tidak hanya mereka yang terinfeksi, tetapi para penyintas lain pun telah bermutasi.
Di Dataran Tinggi Skotlandia, seorang anak laki-laki bernama Jimmy (Rocco Haynes) sedang menonton “Teletubbies” bersama saudara perempuannya. Tiba-tiba, ibu mereka yang panik masuk dan mencoba mengunci mereka di kamar untuk keselamatan. Namun, orang-orang yang terinfeksi Virus Amarah (Rage Virus) menerobos masuk dan menyerang. Jimmy berhasil melarikan diri, tetapi saudara-saudaranya tidak. Ia berlari ke sebuah gereja di dekatnya, di mana ayahnya, seorang pendeta (Sandy Bachelor), sedang bersiap untuk pasrah pada takdirnya. Sang ayah memberikan Jimmy sebuah kalung salib sebelum gerombolan orang terinfeksi menyerbu dan menginfeksi sang pendeta.
Teks kemudian menjelaskan bahwa Virus Amarah telah menghancurkan Inggris Raya. Virus itu berhasil dihalau dari daratan Eropa, dan seluruh pulau Britania dikarantina untuk menahan penyebarannya. Para penyintas yang tersisa harus berjuang sendiri.
Dua puluh delapan tahun kemudian, sebuah komunitas penyintas telah terbentuk di sebuah desa di Lindisfarne. Seorang pria bernama Jamie (Aaron Taylor-Johnson) mempersiapkan putranya, Spike (Alfie Williams), untuk menjalani ritual kedewasaan: pergi ke luar gerbang komunitas untuk membunuh orang terinfeksi pertamanya. Ibu Spike, Isla (Jodie Comer), sedang sakit parah dan hanya bisa terbaring di tempat tidur.
Jamie dan Spike pergi ke hutan. Mereka berhasil membunuh beberapa orang terinfeksi yang gemuk, sebelum akhirnya berhadapan dengan sekelompok orang terinfeksi yang lebih berbahaya, yang dipimpin oleh sesosok “Alpha” yang lebih kuat dan cerdas. Setelah pengejaran yang menegangkan, mereka berhasil kembali ke desa tepat waktu.
Sebuah pesta diadakan untuk merayakan keberhasilan Spike. Di sana, seorang tetua bernama Sam (Christopher Fulford) menceritakan pada Spike tentang seorang pria misterius di daratan bernama Dr. Ian Kelson (Ralph Fiennes), yang konon menumpuk ratusan mayat dalam barisan. Malam itu juga, Spike menyaksikan ayahnya, Jamie, berselingkuh dengan wanita lain, yang menghancurkan kepercayaannya. Keesokan harinya, mereka bertengkar hebat hingga Jamie menampar Spike. Merasa dikhianati, Spike mengancam ayahnya dengan pisau dan memutuskan untuk pergi.
Spike membawa ibunya yang kondisinya semakin memburuk, meninggalkan Lindisfarne. Ia bertekad untuk pergi ke daratan dan menemukan Dr. Kelson, berharap ada obat untuk Isla. Sementara itu, sebuah pasukan tentara NATO yang tiba di daratan diserang oleh orang terinfeksi. Hanya tiga tentara yang selamat, namun mereka kemudian bertemu dengan Alpha baru yang lebih ganas, yang dengan brutal membunuh salah satu dari mereka.
Saat Spike dan Isla dikejar oleh gerombolan lain, mereka diselamatkan oleh seorang tentara yang selamat bernama Erik (Edvin Ryding). Erik meledakkan sebuah pom bensin untuk menghabisi para pengejar mereka. Meskipun awalnya kesal, Erik akhirnya setuju untuk bepergian bersama Spike dan Isla. Mereka beristirahat dan menjalin ikatan singkat.
Perjalanan mereka membawa mereka ke sebuah bus, di mana mereka menemukan seorang wanita terinfeksi yang sedang hamil dan melengking kesakitan. Isla mencoba menenangkannya. Setelah wanita itu melahirkan, ia kembali mengamuk hingga Erik terpaksa menembaknya mati. Mereka melihat bahwa bayi perempuan yang baru lahir itu tidak terinfeksi. Namun, sebelum Erik sempat menembak si bayi, sang Alpha menyeretnya keluar dari bus dan merobek kepalanya.
Spike dan Isla melarikan diri bersama si bayi, dikejar oleh sang Alpha. Tiba-tiba, Dr. Kelson muncul dan menembak Alpha itu dengan panah bius. Kelson telah menjinakkan Alpha itu dan menamainya “Samson.”
Kelson membawa mereka ke tempat tinggalnya, sebuah “Kuil Tulang” yang mengerikan namun megah—sebuah tugu yang ia bangun dari tumpukan tengkorak para korban. Ia menjelaskan bahwa bayi itu selamat karena dilindungi oleh plasenta ibunya. Setelah memeriksa Isla, Kelson menyampaikan berita yang menghancurkan: Isla tidak terinfeksi virus, melainkan menderita kanker stadium akhir. Tidak ada obat untuknya.
Spike hancur, tetapi Isla menerima takdirnya dan menghibur putranya. Kelson kemudian memberikan obat tidur pada Spike. Saat Spike tertidur, Kelson membantu Isla mengakhiri hidupnya dengan damai. Ketika Spike bangun, Kelson memberinya tengkorak ibunya. Dengan penuh duka, Spike memanjat tugu tengkorak itu dan meletakkan tengkorak ibunya di puncaknya.
28 Hari Kemudian…
Setelah berpisah dengan Kelson, Spike kembali ke dekat Lindisfarne. Ia meninggalkan bayi itu—yang ia beri nama Isla—di tempat yang aman, bersama dengan sebuah catatan untuk Jamie dan warga desa agar mereka merawatnya. Spike kemudian menghilang ke alam liar.
Dua puluh delapan hari kemudian, Spike yang kini menjadi seorang penyintas yang tangguh, sedang makan ikan hasil tangkapannya. Ia diserang oleh sekelompok orang terinfeksi dan terpojok di jalan buntu. Tepat saat ia akan tewas, ia diselamatkan oleh seorang pria pirang misterius (Jack O’Connell) dan para pengikutnya yang bergerak dengan kelincahan akrobatik. Pria itu memperkenalkan dirinya sebagai Jimmy—anak laki-laki dari awal film, yang kini telah dewasa dan masih mengenakan kalung salib ayahnya. Ia menawarkan persahabatan kepada Spike.