Sinopsis The Nun II (2023)

73232 votes, average 5.6 out of 10

Pada 1956 di Prancis, setelah seorang pastor dibunuh secara brutal, Suster Irene menyelidiki kasus itu. Ia segera menyadari dalangnya adalah Valak, iblis biarawati yang pernah menerornya, dan kini harus kembali ia hadapi.

Tarascon, Prancis (1956)

Di sebuah kota kecil bernama Tarascon, lonceng gereja berdentang lembut di pagi hari. Seorang bocah altar bernama Jacques berlari kecil menuju bangunan suci itu untuk bertemu dengan Pastor Noiret. Tugas harian mereka di ruang bawah tanah gereja biasanya sederhana, namun hari itu atmosfer terasa lebih berat.

Saat Jacques berada di ruang bawah tanah, suara berderak kaca tiba-tiba memecah kesunyian. Panik, ia memanggil Noiret, dan keduanya berjalan ke altar. Sekejap, tubuh Pastor Noiret terangkat ke udara seolah digenggam tangan tak kasatmata. Api membungkusnya hidup-hidup, membuat Jacques berteriak ngeri sebelum ia melarikan diri. Ketika ia berbalik, sesosok biarawati berjubah hitam perlahan menuruni tangga dari langit-langit katedral: Valak, kembali ke dunia.

Di tempat lain, Sister Irene kini tinggal di Italia, menjadi bagian dari komunitas biarawati baru setelah pengalaman traumatisnya dengan Valak beberapa tahun lalu. Irene mencoba menjalani hidup lebih tenang, namun kisah tentang biarawati yang pernah melawan iblis beredar dari mulut ke mulut, meski tanpa menyebutkan namanya.

Ia berteman dengan seorang novisiat muda, Sister Debra, yang keras kepala dan sering mempertanyakan aturan para senior. Hubungan mereka seperti kakak dan adik: Irene penuh luka masa lalu, Debra penuh pemberontakan. Ketenangan mereka segera diganggu ketika berita mengerikan dari Prancis sampai ke telinga gereja.

Sementara itu, Maurice—sang “Frenchie” yang dulu membantu Irene—hidup sebagai pekerja di sebuah sekolah asrama putri di pedesaan Prancis. Maurice dekat dengan guru muda bernama Kate serta putrinya, Sophie. Ia menjadi figur pelindung bagi Sophie yang kerap diintimidasi oleh teman sekelasnya.

Baca juga:  Together (2025)

Sekolah ini dikepalai Madame Laurent, wanita keras dengan wajah dingin yang menyimpan luka karena kehilangan putranya, Cedric. Dinding sekolah dipenuhi ukiran religius, kapel kecil yang tertutup rapat, dan lorong panjang yang membuat suasana selalu kaku. Namun, sesuatu yang lebih gelap mulai menyusup dalam kehidupan sehari-hari Maurice.

Di kota terdekat, seorang anak pengantar barang berjalan seorang diri saat senja. Langkah kecilnya menggema di jalan berbatu hingga tiba-tiba suasana membeku. Bayangan hitam mengikuti dari belakang, kemudian Valak muncul, menegakkan tubuh anak itu ke udara sebelum mematahkan lehernya. Gelombang teror baru dimulai.

Irene sendiri mulai mendapat penglihatan. Dalam mimpinya, ia melihat Maurice berjalan di lorong sempit, namun wajahnya berubah menyeramkan, penuh tanda kerasukan. Maurice dalam mimpi itu berteriak meminta tolong, tapi suaranya terdistorsi. Irene terbangun, yakin bahwa tanda di tubuh Maurice telah membuka jalan bagi Valak.

Tak lama, Irene dipanggil oleh para kardinal Gereja, dipimpin Cardinal Conroy. Mereka melaporkan bahwa beberapa pastor tewas dengan cara mengerikan, termasuk Pastor Noiret. Semua kematian ini saling terhubung. Irene awalnya menolak, trauma lama masih menghantui. Lebih menyakitkan lagi, ia mengetahui Pastor Burke telah meninggal akibat kolera. Namun, rasa tanggung jawab menekan, dan ia akhirnya setuju berangkat, ditemani Debra.

Di sekolah, Sophie dipancing oleh gadis-gadis yang biasanya mengejeknya. Mereka berpura-pura ingin berteman, lalu mengajaknya ke kapel tertutup. Di sana terdapat jendela kaca patri bergambar kambing. Saat cahaya matahari menembus kaca, mata sang kambing memerah menyeramkan. Para gadis mengunci Sophie di dalam, meninggalkannya ketakutan.

Dalam keheningan, Sophie melihat kilatan bayangan, wajah Valak sekilas di balik kaca. Maurice akhirnya datang, mendobrak pintu, menyelamatkan Sophie, lalu menegur para gadis nakal. Namun, ketakutan Sophie meninggalkan bekas mendalam.

Sementara itu, Madame Laurent masuk ke kapel pada malam hari setelah mendengar laporan Sophie. Di sana, ia melihat bayangan anaknya, Cedric, berlari-lari. Dengan penuh emosi, ia mengikutinya hingga tiba di altar. Tetapi sosok itu hanyalah umpan. Valak muncul, memeluknya dengan kebencian, lalu menghabisinya dengan cara brutal.

Baca juga:  Superman (2025)

Irene dan Debra menelusuri jejak ke Avignon, menuju Palais des Papes yang dipenuhi arsip kuno. Seorang pustakawan tua menjelaskan bahwa Valak mencari relik kuno bernama The Eyes—sepasang mata suci milik Santa Lucia, seorang martir yang tidak bisa mati meski dibakar hidup-hidup. Relik itu diyakini mampu memberi kekuatan luar biasa bagi siapa pun yang memilikinya.

Mereka menyadari korban-korban Valak adalah keturunan Santa Lucia, dan keberadaan The Eyes terakhir diketahui berada di sebuah biara yang kini telah berubah fungsi menjadi sekolah asrama tempat Maurice bekerja. Semua benang merah terhubung.

Di malam berikutnya, Irene kembali diganggu. Saat berjalan melewati kios majalah, lembaran koran terbuka sendiri membentuk wajah Valak. Lampu jalan padam-nyala, udara mencekam. Valak muncul, menyerangnya hingga Irene tak sadarkan diri. Debra menemukannya dan menolong, namun semakin jelas bahwa waktu mereka hampir habis.

Di sekolah, pengaruh Valak semakin kuat terhadap Maurice. Ia sering kehilangan kesadaran, matanya gelap, tubuhnya kaku. Sophie merasakannya lebih dulu sebelum orang lain.

Saat Irene dan Debra tiba, semuanya pecah menjadi kekacauan. Valak memanggil seekor iblis berwujud kambing raksasa untuk mengejar para siswi. Sosok itu menubruk dinding, mengaum, dan bahkan menyamar menjadi jasad Madame Laurent untuk menakuti mereka. Salah satu gadis terluka parah ketika tertusuk. Lorong-lorong sekolah berubah menjadi arena pembantaian.

Sementara itu, Irene menemukan The Eyes dan mencoba menggunakannya untuk menyelamatkan Maurice. Debra membantu dengan doa, tetapi proses eksorsisme membuat tubuh Maurice hampir hancur. Irene menangis, mengira ia kehilangan temannya, hingga tiba-tiba Maurice bangkit—tapi kini sepenuhnya dikendalikan Valak. Relik berhasil direbut iblis.

Valak menunjukkan wujud biarawati iblisnya yang sejati, mencoba membakar Irene hidup-hidup. Namun api padam begitu menyentuhnya. Irene ternyata masih memiliki darah Santa Lucia yang mengalir dalam dirinya. Doanya bersatu dengan Debra, dan mukjizat terjadi. Tong-tong anggur suci di ruang bawah tanah sekolah berubah menjadi darah Kristus. Tekanan rohani memaksa tong-tong itu meledak, menyiram Valak dengan darah kudus. Jeritan Valak bergema sebelum tubuhnya larut dan kembali terseret ke Neraka.

Baca juga:  The Conjuring: The Devil Made Me Do It (2021)

Setelah semuanya reda, Maurice sadar kembali. Ia berpelukan dengan Kate dan Sophie, lega masih hidup. Irene menatapnya dengan senyum samar, namun dalam matanya tersimpan kekhawatiran. Luka tanda Valak masih membekas di tengkuk Maurice yang menandakan bahwa kutukan yang belum sepenuhnya hilang.

Ending Credits Scene: Telepon berdering di rumah Ed dan Lorraine Warren. Mereka menerima panggilan dari Pastor Gordon mengenai kasus baru.

 

Leave a Reply