Di dunia pasca-apokaliptik yang kekurangan makanan, sebuah keluarga petani di Kanada berjuang mempertahankan tanah warisan mereka dari kelompok kanibal yang ingin merampas lahan pertanian mereka.
Film ini membawa kita ke masa depan yang suram, di mana dunia telah luluh lantak secara ekologis. Wabah jamur global yang menyebar tanpa kendali telah memusnahkan sebagian besar spesies hewan, terutama hewan ternak yang menjadi sumber pangan utama umat manusia. Akibatnya, rantai makanan terputus total, memicu kelaparan massal serta meruntuhkan tatanan sosial, ekonomi, dan pemerintahan di seluruh dunia.
Cerita dimulai dengan sebuah serangan mendadak dari kelompok milisi bersenjata yang mencoba merebut lahan milik keluarga Freeman, sebidang tanah subur seluas 40 hektar di pedesaan Kanada. Mereka bergerak cepat dan terorganisir dengan tujuan yang jelas, menguasai satu-satunya tanah subur yang tersisa. Namun, keluarga Freeman bukanlah target yang mudah. Telah hidup di bawah ancaman selama bertahun-tahun, mereka telah membangun sistem pertahanan yang canggih dan efisien. Dengan strategi bertahan hidup yang teruji, mereka berhasil memukul mundur para penyerang dalam waktu singkat.
Keluarga Freeman adalah keluarga keturunan Afrika-Amerika yang terdiri dari enam orang tangguh. Sang kepala keluarga, Galen, adalah seorang pria tegar dan pelindung utama. Istrinya, Hailey, bertanggung jawab atas pengelolaan pertanian dan urusan rumah tangga. Mereka memiliki empat anak: Emanuel, putra tertua yang mulai diberi tugas-tugas penting; Raine dan Danis, dua anak perempuan yang sama-sama terlatih menghadapi bahaya; dan si bungsu, Cookie, yang meski masih kecil, tumbuh dalam lingkungan yang disiplin dan penuh kewaspadaan.
Saat makan malam, keluarga ini berkumpul untuk membahas perkembangan ladang jagung mereka. Fokus mereka bukan hanya soal panen, tetapi juga menyusun strategi jangka panjang untuk bertahan hidup dan, jika memungkinkan, mencari cara menghentikan wabah jamur yang telah menghancurkan dunia. Malam itu, Hailey menugaskan Emanuel untuk pergi ke sebuah depot guna melakukan barter penting dengan pertanian lain yang dikenal sebagai Pertanian Augusta. Hailey berpesan keras agar Emanuel menghindari konflik dengan orang asing di sepanjang perjalanan.
Keesokan paginya, keluarga ini memulai hari dengan latihan fisik bersama, sebuah rutinitas untuk mempersiapkan diri dari segala kemungkinan serangan. Setelah itu, mereka berpencar menjalankan tugas. Ladang jagung mereka dikelilingi pagar listrik bertenaga tinggi untuk menghalau penyusup. Emanuel berpamitan untuk memeriksa perimeter keamanan dari ruang kontrol utama, sebuah ruangan berlapis baja yang dilengkapi senjata, sistem komunikasi internal, dan CCTV yang mengawasi setiap sudut lahan. Sementara itu, Galen sibuk mengumpulkan dan menyiapkan bibit tanaman, yang kemudian disimpan dengan aman di ruang bawah tanah untuk melindunginya dari cuaca ekstrem dan spora jamur.
Harapan mereka diuji ketika siaran radio mengabarkan bahwa virus jamur telah bermutasi, menyebabkan akar tanaman gagal tumbuh. Meski peluang berhasil sangat kecil, mereka tidak punya pilihan selain terus menanam atau mati kelaparan.
Malam harinya, Hailey berkomunikasi dengan petani lain melalui radio. Ia mendapat kabar buruk: tiga pertanian yang sebelumnya masih aktif kini telah hilang kontak. Di sisi lain, para petani yang tersisa memohon bantuan bibit dari keluarga Freeman. Namun, Hailey dengan berat hati menolak. Baginya, membantu pihak luar adalah risiko yang terlalu besar. Lokasi mereka bisa terbongkar oleh otoritas yang korup atau kelompok bersenjata yang kejam. Di dunia baru ini, pemerintah tidak lagi melindungi warganya, terutama komunitas kulit hitam. Hasil panen bisa disita, dan para petani bisa dipenjara atau dieksekusi tanpa pengadilan. Karena itulah, Galen dan Hailey memilih untuk mengisolasi diri, memprioritaskan keselamatan keluarga di atas segalanya.
Ketika tiba waktunya bagi Emanuel untuk menjalankan misi barter, sebuah kabar mengejutkan datang dari wilayah Augusta: Pertanian Fleming telah diserang, dan semua anggotanya, termasuk anak-anak, ditemukan tewas. Lokasi Fleming yang tidak jauh dari mereka menandakan bahwa ancaman sudah semakin dekat.
Di tengah ketegangan itu, Galen membawa sedikit kabar baik. Dalam perjalanannya, ia menemukan sebuah bunker tua yang ditinggalkan berisi persediaan rempah-rempah yang diawetkan. Penemuan ini sangat berharga, karena rempah-rempah bisa digunakan untuk makanan, pengobatan, hingga bahan barter.
Sementara itu, dalam perjalanannya, Emanuel secara tak sengaja melihat seorang wanita asing berenang di sungai. Rasa penasarannya mengalahkan kewaspadaannya. Ia mengikuti wanita itu diam-diam dan menemukan sebuah pemukiman kecil yang tersembunyi.
Setibanya di rumah, Emanuel disambut amarah ayahnya. Ia bukan hanya terlambat, tetapi juga melewatkan upacara sumpah kedua adiknya, Raine dan Danis, untuk melindungi keluarga. Sejak saat itu, benih keraguan mulai tumbuh di hati Emanuel. Ia mempertanyakan aturan ekstrem keluarganya—pagar listrik, jebakan mematikan, dan isolasi total. Baginya, hidup dalam ketakutan terus-menerus bukanlah satu-satunya cara untuk bertahan. Perbedaan pandangan ini mulai menciptakan jarak antara dirinya dan prinsip yang dipegang teguh oleh keluarganya.
Keesokan harinya, Emanuel, Danis, dan Galen berangkat menuju depot untuk misi barter. Setibanya di sana, pemandangan mengerikan menyambut mereka, beberapa mayat tergantung di dalam bangunan. Mereka kemudian bertemu dengan sekelompok tentara Union yang mengaku datang untuk membantu jaringan pertanian lokal. Para tentara itu mengklaim bahwa Pertanian Fleming aman, sebuah kebohongan yang langsung disadari oleh Galen. Tahu bahwa para tentara ini adalah ancaman, Galen bertindak cepat dan menghabisi mereka semua. Namun, Danis sempat terkena tembakan.
Malamnya, Hailey mencoba menghubungi Pertanian Augusta untuk memberi peringatan, tetapi radio tetap hening. Di saat yang sama, Emanuel, yang sedang mencari ketenangan di dekat makam kakeknya, mendengar suara tembakan dan kembali bertemu dengan wanita asing dari sungai.
Keesokan paginya, situasi semakin genting. Galen dan Hailey mengumumkan bahwa kelompok kanibal telah mencapai depot dan kemungkinan besar akan segera menemukan pertanian mereka. Semua anggota keluarga kini diwajibkan membawa senjata dan radio setiap saat. Namun, Emanuel diam-diam telah membawa wanita asing itu ke dalam gudang dan merawat lukanya.
Malamnya, Emanuel meminta penjelasan. Wanita itu akhirnya memperkenalkan dirinya sebagai Dawn. Ia mengaku sebagai perawat yang tim medisnya diserang oleh sekelompok orang brutal. Ia datang ke Pertanian Freeman atas saran bibinya, seorang wanita bernama Augusta Taylor, yang mengatakan bahwa keluarga Freeman adalah satu-satunya yang bisa dipercaya.
Kebenaran yang sesungguhnya jauh lebih kelam. Hailey, yang memutuskan pergi sendiri ke Pertanian Augusta untuk memastikan nasib sahabatnya, menemukan tempat itu telah menjadi ladang pembantaian. Potongan tubuh manusia berserakan, bukti kekejaman kelompok kanibal.
Sementara itu, Emanuel akhirnya menyadari bahwa ia telah dijebak. Dawn mengaku bahwa Augusta dan keluarganya disandera oleh para kanibal. Ia dipaksa datang ke Pertanian Freeman untuk memecah belah dan memancing anggota keluarga keluar. Itulah strategi yang digunakan para kanibal untuk menaklukkan pertanian satu per satu.
Tanpa membuang waktu, Emanuel bergegas mencari Augusta, berharap masih ada yang bisa diselamatkan. Pada saat yang sama, Hailey diserang dari belakang, dan Galen yang sedang memeriksa gangguan kamera di pagar, disergap oleh para kanibal.
Hailey siuman dalam keadaan disekap di sebuah ruangan gelap. Di sana, ia melihat Augusta, sahabat lamanya, yang tampak lemah akibat siksaan. Pemimpin kelompok kanibal kemudian muncul, seorang pria berdarah dingin yang mengaku memakan manusia untuk bertahan hidup. Tanpa belas kasihan, ia menghabisi Augusta di depan mata Hailey.
Saat itu juga, para kanibal berencana menyerbu rumah keluarga Freeman. Namun, Hailey berhasil melawan. Dalam pertarungan sengit, ia melumpuhkan penjaganya dan bahkan membunuh oemimpin kelompok kanibal. Dia kemudian bertemu kembali dengan Emanuel dan Dawn. Mereka segera kembali ke rumah dengan membawa beberapa anak dari Pertanian Augusta yang selamat.
Sementara di rumah, Galen dan anak-anaknya bersiap mempertahankan benteng mereka hingga titik darah penghabisan. Pertempuran sengit pun tak terhindarkan. Galen berhasil melumpuhkan beberapa kanibal di dalam rumah. Namun dia sendiri juga tertembak. Raine, Cookie, dan Danis segera membawa Galen ke ruang bawah tanah, tempat gudang senjata. Di sana mereka berhasil menjebak 2 orang kanibal dan membunuh mereka. Sementara itu, Hailey dan Emanuel akhirnya tiba. Baku tembak meletus di seluruh area pertanian. Hailey bertarung mati-matian melawan seorang pria besar yang berhasil menusuknya. Tepat saat ia di ambang kekalahan, Emanuel datang menyelamatkannya.
Setelah tragedi berdarah itu, ketenangan perlahan kembali ke Pertanian Freeman. Emanuel dan saudara-saudaranya mulai menata kembali ladang yang nyaris hancur. Di dalam rumah, Galen bersama keluarga Augusta yang berhasil diselamatkan, menyiapkan makan malam.
Di akhir cerita, semua yang selamat termasuk Dawn dan anak-anak dari pertanian Augusta duduk bersama di meja makan. Keheningan menyelimuti mereka, menjadi saksi bisu atas semua luka, pengorbanan, dan keberanian yang telah mereka lewati bersama untuk meraih hari esok.