Yuli mengalami hidup yang sangat menderita. Setelah kehilangan rumah dan orang tuanya, ia difitnah dan diperlakukan seperti pembantu oleh keluarga Ambar. Penderitaan ini mengubah hatinya yang tulus menjadi penuh dendam, dan ia bertekad untuk membalas dendam kepada mereka yang telah menyakitinya.
Film dibuka dengan sebuah keluarga kecil yang sedang makan malam. Sang ibu tiba-tiba merasakan dingin yang luar biasa, mengeluh bahwa ia tidak bisa hidup seperti ini terus dan merasa telah disantet. Kengerian memuncak saat duri-duri mulai keluar dari lengannya. Dalam kesakitannya, ia mencengkeram tangan putrinya, Yuli, dengan sangat kuat. Sang ayah berhasil melepaskan cengkeraman itu dan menyuruh Yuli untuk bersembunyi di kamar. Dari dalam kamar, Yuli mendengar rintihan kesakitan ayahnya yang diserang oleh ibunya sendiri. Tiba-tiba, seseorang mendobrak pintu dengan kapak. Yuli yang penasaran mengintip dari lubang di pintu dan dikejutkan oleh pemandangan mengerikan hingga ia pingsan.
Saat ia sadar, polisi sudah berada di lokasi. Ia mendapati kedua orang tuanya telah tewas secara mengenaskan. Di saat yang sama, bibinya bernama Ambar datang bersama putrinya, Laras, dan langsung menghina Yuli dengan menyebutnya “anak selingkuhan.”
Dua puluh tahun kemudian, Yuli tinggal bersama keluarga Laras namun diperlakukan seperti pembantu. Ia melayani Laras, suaminya Rudi, kedua anak mereka Tika dan Dian, serta Ambar yang kini hanya bisa duduk di kursi roda. Suatu hari, saat Dian bermain papan Ouija, Ambar tiba-tiba sesak napas. Sambil memegang pundak Yuli, ia berbisik dengan penuh kebencian, “Ayah dan ibumu memang layak mati,” sebelum akhirnya muntah darah dan meninggal dunia.
Di acara pemandian jenazah, saat Yuli akan mencium kening bibinya, ia teringat perlakuan kejam Ambar di masa lalu, termasuk saat ia dipaksa memakan makanan yang jatuh di lantai. Tiba-tiba, mata jenazah Ambar terbuka, membuat Yuli berteriak ketakutan. Laras yang melihatnya langsung menampar Yuli dan kembali mempermalukannya di depan semua orang. Puncaknya adalah saat Laras menuduh Yuli sebagai “perempuan murahan seperti ibunya” dan menamparnya. Hinaan terakhir inilah yang mematahkan hati Yuli dan menyulut api dendam yang tak terpadamkan.
Didorong oleh dendam, Yuli meminta bantuan seorang pegawai toko bernama Yono untuk mengantarkannya ke seorang dukun ilmu hitam bernama Samsul. Yuli membawa foto keluarga Laras dan menyatakan keinginannya agar mereka semua mati. Samsul menjelaskan tentang sebuah santet kuno yang sangat berbahaya. Syaratnya, Yuli harus menyediakan mayat segar dari anggota keluarga target.
Malam harinya, Yuli dan Yono yang ketakutan menggali kembali kuburan Ambar dan membawa jenazahnya ke hadapan Samsul. Ritual sesat pun dimulai. Setelah menyembelih ayam hitam, nama setiap anggota keluarga dimasukkan ke dalam sebuah kain yang diikat membentuk buhul. Yuli kemudian membacakan mantra di depan wajah jenazah Ambar, yang seketika membuat mulut jenazah itu terbuka. Yuli memasukkan buhul pertama ke dalamnya. Samsul berpesan bahwa Yuli harus menyelesaikan ritual untuk semua target sebelum mayat Ambar membusuk, atau santet itu akan berbalik menyerangnya.
Teror pertama dimulai pada Tika. Saat ia sedang salat Isya, jin kiriman mulai mengganggunya dan ia diteror oleh kemunculan arwah Ambar di kamarnya. Pak Ustaz menjelaskan kepadanya bahwa arwah orang mati tidak gentayangan, dan yang ia lihat adalah ulah jin.
Selanjutnya adalah Dian. Saat ia mencoba berkomunikasi dengan arwah neneknya melalui papan Ouija, papan itu mengeja “IKUT OMA.” Di saat yang sama, Yuli melakukan ritual berikutnya, menggores leher jenazah Ambar dan memasukkan buhul kedua. Dian tiba-tiba merasakan sakit kepala yang hebat dan mulai melukai dirinya sendiri hingga akhirnya tewas.
Yuli kemudian menggunakan sihirnya untuk merayu Rudi. Setelah Rudi menolak ajakannya untuk meninggalkan keluarganya, Yuli yang marah menargetkannya dalam ritual berikutnya. Rudi langsung mengalami kesakitan hebat, memuntahkan darah, dan matanya dimasuki serangga terbang. Dalam keadaan tak terkendali, ia dengan nekat mencabut bola matanya sendiri hingga tewas.
Yono, yang merasa bersalah dan takut, mencoba menjauh dari Yuli. Karena dendam, Yuli akhirnya menargetkan Yono. Ia diteror oleh arwah Ambar di tokonya hingga tewas dengan wajah dipenuhi lintah.
Target terakhir adalah Laras. Malam itu, Laras dirasuki oleh jin yang sangat kuat. Tepat saat Laras yang dirasuki akan membunuh Tika, Pak Ustaz datang dan berhasil membuatnya pingsan, lalu membawanya ke surau untuk dirukiah.
Di tengah semua itu, Tika diam-diam mengikuti Yuli dan menyaksikan ritual sesat yang ia lakukan pada jenazah Ambar yang sudah membusuk. Yuli akhirnya mengakui segalanya dan mengungkapkan kebenaran yang paling kelam: Yuli bukanlah anak selingkuhan. Faktanya, Ambar-lah yang telah menyantet ibu Yuli hingga tewas karena cemburu, lalu menciptakan kebohongan itu untuk bisa menyiksanya seumur hidup. Ia juga mengaku Ambar di malam kematiannya tidak pernah menyesali perbuatannya. Yuli meluapkan kekesalannya pada Tika yang dianggapnya munafik karena hanya diam saja melihatnya disiksa setiap hari.
Sementara itu, di surau, Pak Ustaz berjuang keras untuk melakukan rukiah pada Laras. Di tempat lain, karena Yuli gagal menyelesaikan ritualnya tepat waktu dan jenazah Ambar sudah terlalu membusuk, santet itu berbalik menyerangnya. Jin itu membuat tangan Yuli bergerak sendiri dan menyakiti dirinya hingga ia tewas dengan cara yang mengerikan.
Dengan kematian Yuli, jin di dalam tubuh Laras berhasil dikeluarkan. Pak Ustaz menuntun Laras untuk beristighfar, dan tak lama kemudian, Laras meninggal dunia dengan tenang.