Sinopsis Selepas Tahlil (2025)

9 votes, average 6.1 out of 10

Yudis dan Saras di Surabaya ingin menguburkan jenazah ayahnya, tetapi mayat sang ayah tiba-tiba bangkit dan menghilang. Belakangan diketahui bahwa sang ayah berasal dari desa yang dikutuk di Lamongan. Siapa pun yang lahir di desa itu, jika meninggal di luar desa, mayatnya akan kembali ke kampung halaman dengan sendirinya.

Seorang ayah bernama Hadi yang bekerja keras di tempat cuci mobil miliknya di Kota Surabaya. Kedua anaknya, Saras dan Yudis, mengkhawatirkan kesehatannya yang menurun dan menyuruhnya pulang untuk beristirahat. Keesokan paginya, saat sarapan, Saras kembali mendesak ayahnya untuk berobat, tetapi Hadi menolak, mengatakan uangnya lebih baik digunakan untuk memperbaiki pompa air.

Di tengah percakapan itu, Hadi memberikan sebuah wasiat yang aneh: jika ia meninggal, ia ingin dimakamkan di desa kelahirannya di Lamongan, bukan di samping makam istrinya. Ia juga sudah berpesan pada saudaranya di kampung, Setyo, agar pemakamannya dilakukan sesuai tuntunan Islam.

Siang harinya, Hadi meninggal dunia di rumahnya. Saras dan Yudis yang baru saja akan pulang, menemukan ayah mereka sudah tergeletak tak bernyawa. Diliputi rasa bersalah, Saras merasa kematian ayahnya adalah karena ia tidak cukup memaksa untuk berobat. Setyo, yang datang dari kampung, menyarankan agar jenazah segera dibawa ke desa malam itu juga, tetapi Saras dan Yudis bersikeras agar ayah mereka dimakamkan di kota bersama ibu mereka.

Kejanggalan dimulai saat acara tahlilan. Jenazah Hadi tiba-tiba bergerak dan terbangun, mengucapkan kalimat misterius, “Satu hidup, satu mati,” sebelum kembali rebah. Malam itu, Saras bermimpi buruk melihat jenazah ayahnya berjalan keluar rumah. Saat ia terbangun, ia ngeri mendapati jenazah ayahnya benar-benar telah menghilang.

Baca juga:  Don't Look Up (2021)

Keesokan paginya, Diah, putri Setyo, menemukan jenazah Hadi tergeletak di depan rumah mereka di desa. Setyo menelepon Yudis dan memberitahukan kabar mengejutkan itu. Saras dan Yudis, yang menemukan bunga kantil di bawah bantal tempat jenazah ayah mereka sebelumnya, segera berangkat ke desa.

Setibanya di sana, Saras yang emosional menuduh Setyo telah mencuri jenazah ayahnya, tetapi Setyo menyangkalnya. Saat acara tahlilan akan dimulai, Saras tiba-tiba pingsan. Setelah sadar, Ambar, istri Setyo, bercerita kepada Saras bahwa desa mereka dulunya dipenuhi orang sakti, tetapi ilmu yang dimiliki Hadi justru membawa kutukan yang membuatnya “susah mati”.

Teror supernatural semakin menjadi-jadi. Jenazah Hadi mulai mengeluarkan darah, dan sosok-sosok menyeramkan mulai menampakkan diri kepada Saras dan Yudis. Saat memandikan jenazah, kepala Yudis dibenamkan ke dalam air oleh kekuatan tak terlihat.

Setyo akhirnya mengungkapkan sebuah rahasia kelam. Hadi adalah pewaris ilmu turunan keluarga yang membuat kematian menjadi proses yang sulit. Agar ilmunya bisa “putus” dan arwahnya tenang, jenazahnya harus dimakamkan pada malam Jumat Kliwon. Jika tidak, ilmu itu akan turun ke salah satu anaknya, Saras atau Yudis. Setyo juga mengklaim bahwa ibu mereka sengaja “dikorbankan” oleh Hadi demi kelahiran Yudis sebagai bagian dari ilmu tersebut, sebuah tuduhan yang membuat Yudis semakin hancur dan menyalahkan dirinya sendiri.

Saras awalnya menolak keras ide menunda pemakaman, tetapi berbagai kejadian aneh mulai menggoyahkan keyakinannya. Upaya pemakaman keesokan harinya gagal total karena liang lahat yang sudah disiapkan tiba-tiba dipenuhi air. Malamnya, para warga desa tidak lagi datang untuk tahlilan, takut pada ilmu hitam yang dimiliki Hadi.

Merasa putus asa, Saras akhirnya setuju untuk mengikuti saran Setyo. Ia melakukan sebuah ritual mandi kembang tujuh rupa, yang katanya bertujuan untuk memutuskan ilmu sang ayah.

Baca juga:  Ordinary Angels (2024)

Malam itu, Saras diajak oleh Setyo dan Ambar untuk membagikan “berkat” ke para tetangga sebagai bagian dari ritual. Namun, ini hanyalah sebuah tipuan. Saras digiring ke sebuah hutan bambu dan di sana, ia dirasuki dan menjadi pewaris baru dari ilmu hitam ayahnya.

Sementara itu, Yudis menemukan sebuah buku tahlilan keluarga yang menunjukkan sebuah pola kelahiran dan kematian yang mencurigakan, yang tidak pernah diceritakan oleh Setyo. Ia menyadari bahwa wasiat ayahnya adalah untuk dimakamkan secara syariat Islam agar ilmunya musnah, bukan diturunkan. Saat Saras kembali, ia telah sepenuhnya dirasuki. Ia menyerang Yudis dan menyalahkannya atas kematian ibu mereka.

Yudis akhirnya mengerti rencana jahat Setyo. Putri Setyo, Diah, menderita leukemia dan sedang dalam kondisi kritis. Setyo sengaja menyabotase pemakaman Hadi agar ilmu itu turun ke Saras. Tujuannya adalah untuk menjadikan Saras sebagai tumbal dalam sebuah ritual sesat demi menyembuhkan putrinya.

Yudis segera meminta bantuan Pak Ustaz. Ia menunjukkan bunga kantil yang ia temukan, dan Pak Ustaz mengkonfirmasi bahwa bunga itu digunakan untuk memanggil arwah. Mereka bergegas kembali ke rumah Setyo, di mana Setyo dan Ambar telah membungkus Saras dan bersiap untuk memulai ritual pengorbanan.

Pak Ustaz berhasil menenangkan warga yang marah dan mengajak mereka untuk melakukan salat gaib. Di dalam rumah, Setyo yang akan menghabisi Saras, tiba-tiba dirasuki oleh arwah lain dan menyerang istrinya sendiri. Ilmu hitam yang kini sepenuhnya menguasai tubuh Saras melawan balik upaya rukiah yang dilakukan oleh Pak Ustaz dan warga. Setelah pertarungan gaib yang sengit, Saras akhirnya berhasil disadarkan dan terbebas dari kutukan tersebut.

 

Tagline:Jangan sampai menyesal.
Genre: Drama, Horror
Year:
Duration: 96 Min
Country:
Release:
Language:Bahasa indonesia,

Leave a Reply