Malam itu, Adam (Reza Rahadian) dan istrinya, Nila (Niken Anjani), serta anaknya yang bernama Nara (Athar Barakbah) sedang merayakan ulang tahun Adam ke-36. Setelah meniup lilin, Nara ke kamar hendak mengambil kado untuk ayahnya dan Nila memberikan kado spesial jam tangan mewah untuk Adam.
Tak lama kemudian pintu diketuk seseorang. Saat pintu dibuka, nampak ada pria botak bernama Karni (Baim Wong) yang dengan wajah tanpa ekspresi menanyakan alamat rumah pria bernama Priyo atau wanita bernama Nanda. Di belakang Karni ada dua pria yang mengikutinya. Karena Adam tak mengenal nama tersebut maka dia hendak menutup pintunya. Namun, tiba-tiba Karni mendorong pintu dan merangsek masuk.
Karni melumpuhkan Adam diikuti temannya yang bernama Franky yang langsung mengikat kaki dan tangan Adam dengan lakban. Karni dan Gyat menguras seluruh harta Adam. Lana yang datang langsung dipukul Franky hingga jatuh tersungkur mengenai pecahan piring. Sedangkan Nara yang sangat ketakutan dibekap oleh Gyat. Namun karena terlalu kencang membuat Nara tidak bisa bernafas dan akhirnya tewas. Nila berhasil menusuk mata Karni dengan pecahan piring, namun karena lukanya yang terlalu parah dia pun juga menghembuskan nafasnya yang terakhir. Adam yang tak berdaya hanya bisa menyaksikan kejadian tragis tersebut sambil menangis.
– – –
2 tahun kemudian, Adam masih mengalami trauma pasca kejadian tersebut. Setiap hendak berangkat kerja dia sering melamun dalam mobil dan baru sadar saat asap knalpotnya membuatnya pusing. Produktivitas kerjanya menurun drastis. Kian (Irgy Fahrezy), sahabat sekaligus atasannya selalu menyarankan agar Adam ke psikiater. Dia menyuruhnya untuk mengambil cuti dan memberikan kartu nama seorang psikiater bernama Amanda yang terbukti sudah menyembuhkan saudaranya.
Saat di rumah, dengan enggan Adam mencoba menelepon Amanda (Laura Basuki). Amanda mengatakan bahwa hari itu dia sedang kosong dan mempersilahkan Adam datang saat itu juga. Namun mobil Adam ngadat dan dia memilih naik taksi online.
Di hadapan Dokter Amanda, mengungkapkan bahwa dia masih sakit hati dan dendam. Kekerasan harus dibalas kekerasan. Adam lalu curhat tentang masa lalu keluarganya yang membuat ia menangis. Setelah menemui Amanda Adam lalu pulang dengan naik taksi online.
Di dalam taksi, Adam tak sengaja ada melihat tato ikan di tangan kiri si driver dan tato tersebut mirip dengan tato pria yang menyekapnya 2 tahun. Saat dia melihat foto driver di aplikasi ternyata wajahnya mirip dengan Franky. Franky baru sadar ketika berhenti di depan rumah Jl. Kamboja nomor 23.
Saat berniat kabur, Adam melilitkan sabuk pengaman padanya dengan penuh amarah yang membuat Franky tewas tercekik. Adam lalu mengambil alih kemudi dan membawa mobil ke tengah perkebunan sepi yang gelap. Dia membersihkan bekas tangannya di mobil dan membawa dompet serta HP milik Franky.
Besoknya, Adam izin kerja dan mendatangi toko bangunan guna membeli alat yang digunakan untuk memperbaiki rumahnya yang sejak lama terbengkalai. Sejak berhasil menghabisi Franky muncul kepuasan tersendiri dan pelan-pelan semangatnya bangkit lagi. Dia mulai belanja makanan sehat berupa buah-buahan. Tanpa sengaja dia bertemu Amanda yang memuji perubahan pada diri Adam.
Dalam kondisi macet saat perjalanan pulang, seperti biasa beberapa preman memalak para supir. Adam mengambil kunci inggris dan memukuli dua preman hingga terkapar di tengah jalan. Amanda yang menyaksikan kekejaman Adam dari dalam mobilnya merasa tidak percaya melihat perubahan Adam.
Adam membuka HP Franky dan menemukan foto Franky bersama Gyat di depan sebuah bengkel. Adam mencari alamat tersebut melalui Google Map dan mendatanginya. Sesampainya di sana, dia melihat Gyat dan mengikutinya ke sebuah masjid. Saat berwudhu, Adam melihat jam tangan pemberian istrinya dulu kini dipakai Gyat.
Seusai salat jamaah, Adam berbicara dengan Gyat bahwa dia ingin menyervis mobilnya. Sambil mengerjakan mobil Adam, Gyat berkata bahwa ia sering lembur hingga malam dan jika Adam butuh bantuan bisa datang ke bengkelnya kapanpun. Sementara itu di tempat lain, polisi menemukan mayat Franky. Diaz, detektif yang menyelidiki kasusnya menemukan bahwa Franky adalah buronan polisi sejak 2 tahun lalu.
Malam berikutnya, Adam mendatangi Gyat yang sedang sendirian di bengkel. Gyat yang kemudian mengingat siapa Adam berkilah bahwa dalam perampokan 2 tahun lalu dia hanya diajak dan kini dia sudah bertobat. Dia minta maaf karena kini memiliki keluarga. Adam yang dipenuhi amarah tidak peduli dan menyerangnya. Adam yang sudah menyiapkan segalanya dari awal berhasil melumpuhkan Gyat.
Saat Gyat sudah tidak berdaya, Adam menyumpal mulutnya dengan paralon yang dihubungkan pada knalpot mobilnya sendiri. Gyat pun tewas keracunan asap. Setelah selesai melakukan aksinya, Adam pulang dan membakar HP dan dompet milik Franky yang dia bawa.
Adam merasa sangat puas dendamnya telah terbalaskan. Semangat hidupnya kembali seperti semula. Hubungannya dengan Amanda menjadi semakin intens. Mereka berkencan dan berlanjut menginap di rumah Adam. Paginya, Amanda harus buru-buru pamit karena ada janji dengan pasien.
Saat akan berangkat bekerja, Detektif Diaz mendatangi rumah Adam dan meminta keterangannya. Adam terlihat sangat gugup menjawab pertanyaan-pertanyaan dar Detektif Diaz. Namun karena belum ada bukti, Detektif Diaz pamit dan berterima kasih pada Adam.
Amanda mengajak Adam untuk makan bersama di rumahnya. Betapa terkejutnya Adam Saat melihat bahwa Kakak Amanda tak lain adalah kepala perampok yang menewaskan anak dan istrinya 2 tahun lalu, Karni. Adam tak tenang saat makan karena yang ada di pikirannya adalah Karni harus mati sama seperti dua temannya. Dengan perasaan yang tidak karuan, Adam buru-buru pamit pulang.
Besoknya, Detektif Diaz mendatangi Amanda di kantornya. Dari keterangan Detektif Diaz, Amanda pun mulai khawatir. Dia segera memutar kembali rekaman sesi terapi Adam. Dia pun menyadari bahwa orang yang disebut Adam sebagai pembunuh keluarganya adalah kakaknya.
Sementara itu, Adam nekat mendatangi rumah Amanda. Rupanya Karni sudah menunggunya dan siap menghadapi Adam. Adam yang sudah sampai di luar rumah, melihat Karni meletakkan pistolnya di sebuah laci. Adam pun masuk dan menemuinya. Karni berkata bahwa malam itu ia hanya ingin merampok bukan membunuh. Kejadian 2 tahun lalu itu tidaklah disengaja dan kini ia sudah bertobat. Ia meminta maaf kepada Adam dan memintanya agar menyudahi semua. Karni juga meminta Adam memikirkan masa depan hidup dengan adiknya, Amanda.
Namun Adam yang sudah gelap mata tetap ingin balas dendam. Karni kemudian masuk kamar dan mencukur habis rambutnya. Adam yang menunggunya mengambil pistol Karni dari laci dan menodongkannya ke Karni. Karni menyuruh Adam menembak, namun ternyata pistol tersebut kosong tanpa peluru. Mereka pun berkelahi dan berakhir dengan keberhasilan Adam melumpuhkan Karni.
Adam mengikat Karni dengan lakban sama seperti yang dia lakukan 2 tahun lalu. Berbekal palu yang dia bawa, Adam bermaksud memukul kepala Karni. Namun tiba-tiba muncul wanita bersama anaknya yang tak lain adalah istri dan anak Karni. Dengan penuh ketakutan, Karni menyuruh istri dan anaknya lari agar selamat dari tangan Adam.
Saat Adam hendak memukul kepala Karni, tiba-tiba Amanda muncul. Dia mengatakan jika sampai Karni tewas di tangannya, sama saja Adam menggali dua lubang kematian, yaitu buat dirinya sendiri dan buat kakaknya. Saat ini, kakaknya sudah sangat berubah dan juga sudah memiliki keluarga. Adam lalu memukul lantai dengan palu di tangannya sambil menangis. Tak lama kemudian, Detektif Diaz dan anak buahnya datang untuk menangkap Adam dan Karni.
