Darby (Havana Rose Liu) adalah mantan pecandu narkoba yang saat ini sedang menjalani rehabilitasi. Hari itu, dia sedang menjalani sesi saling berbagi dengan para penghuni lainnya saat mendapat telepon dari Joe mengenai ibunya yang akan menjalani operasi. Joe menyuruhnya untuk menghubungi kakaknya, Devon. Namun saat Darby akan menggunakan telepon, dia dilarang karena peraturan rehab yang tidak memperbolehkan pasien untuk telepon keluar.
Malamnya, Darby mendatangi kamar Jade untuk meminjam ponsel. Darby mengancam akan melaporkan jika Jade tidak meminjamkannya. Darby menelepon Devon, yang menyuruhnya tidak usah datang karena sudah capek dengan semua ulahnya. Devon kemudian menutup teleponnya.
Darby kemudian memutuskan untuk menjenguk ibunya bagaimanapun caranya. Dia berhasil kabur dan mencuri mobil Mike, salah seorang perawat. Dia juga menemukan satu paket narkoba di dalam mobilnya saat berusaha mencari kunci.
Dalam perjalanan, GPS di ponsel Jade yang dia bawa mengabarkan bahwa cuaca buruk dan ada kecelakaan di jalur yang akan dia lalui. Dia pun mengambil jalur lain. Dia berhenti untuk membaca pesan dari kakaknya yang sekali lagi melarangnya datang. Perasaannya semakin hancur. Dia kembali teringat saat dia sedang over dosis di dalam mobil dan ibunya menggedor-gedor kaca mobilnya.
Tiba-tiba seorang polisi mengetuk kacanya. Polisi itu menyuruhnya kembali atau berhenti di rest area beberapa kilometer di depan karena badai salju semakin memburuk. Darby memilih melanjutkan perjalanan dan singgah di rest area. Sesampainya di sana, dia langsung menuju kamar mandi. Dia sempat berniat untuk memakai narkoba yang dia temukan tapi dia mengurungkannya. Dia kemudian menyeduh kopi dan mengecek kembali ponselnya. Seorang pengunjung rest area mengatakan bahwa tidak ada wifi di tempat itu.
Darby keluar dan mencoba mencari jaringan. Dia mendengar suara jeritan dari dalam mobil van. Dia menghampiri mobil itu dan melihat seorang anak perempuan terikat serta mulut dilakban di dalam. Darby panik dan mencoba membuka mobilnya tapi terkunci. Dia kemudian mengambil foto plat nomor mobil tersebut.
Darby kembali masuk ke ruangan dengan perasaan was-was. Dia mulai mengamati siapa saja pengunjung rest area tersebut. Satu pasangan yang sudah agak berumur, seorang pria yang sedang tidur, dan seorang pria lagi sedang memainkan korek apinya.
Mereka mulai memperkenalkan diri. Pasangan itu bernama Ed dan Sandi, sementara dua pria yang lain bernama Ash, yang baru bangun dari tidurnya dan Lars. Ed lalu mengajak mereka semua main kartu sambil menunggu badai reda. Sambil main kartu, mereka menceritakan sedikit latar belakang mereka masing-masing. Lars menunjukkan emosinya yang kurang stabil saat kalah bermain kartu.
Darby kembali ke kamar mandi. Dia mencoba menghubungi 911 tapi tidak ada jaringan di tempat itu. Dia kemudian melihat bekas lobang di dinding kamar mandi yang ditutup sementara menggunakan papan kayu. Dia kemudian membuka tutup papan kayunya dan keluar menuju van.
Dia berhasil memasuki van dan berusaha membebaskan anak itu. Dia menemukan anak itu sedang memakai gelang yang menandakan bahwa dia dalam masa pengobatan. Namun belum sempat dia membuka talinya, Lars tiba-tiba masuk. Dia mengomel mengenai kekalahannya bermain kartu. Dia kemudian kembali untuk mengambil makanan. Kesempatan itu digunakan Darby untuk keluar van dan kembali ke ruangan lewat lubang dinding di kamar mandi. Lars kemudian balik ke mobil dan menemukan jejak sepatu di permukaan salju. Dia curiga dan kembali lagi ke bangunan rest area.
Sementara itu, Ash pergi ke kamar mandi. Darby yang baru saja masuk bermaksud menceritakan hal itu pada Ash, saat tiba-tiba Lars juga muncul di kamar mandi. Darby refleks mencium Ash untuk menghilangkan kecurigaan Lars. Setelah Lars keluar, Darby menceritakannya pada Ash. Ash mengusulkan menghubungi polisi namun tidak ada sinyal. Dia kemudian menemukan peralatan tukang penembak paku.
Darby kemudian kembali ke ruang depan. Dia langsung keluar menuju van. Lars mengikutinya. Di dalam van, dia berhasil membuka lakban yang menutup mulut anak itu. Jay, anak itu kemudian mengatakan bahwa orang yang membawanya ada dua. Darby pun kaget, rupanya Ash adalah rekan Lars. Dan saat itu, Ash dan Lars sedang bersiap untuk menuju van. Sebelum mereka sampai, Darby keluar dan masuk bangunan rest area melalui lubang kamar mandi.
Ash menyusulnya melalui pintu depan. Dia menemukan Darby dan menodongnya dengan pistol. Dia mengancam Darby lalu mengajaknya ke depan agar bertindak seolah tidak pernah tidak terjadi apa-apa. Mereka berlima mulai mengobrol kembali satu meja.
Sementara itu, Jay berhasil membuka tali ikatannya menggunakan cutter yang ditinggalkan Darby. Dia kemudian keluar van. Lars yang melihatnya lalu keluar ruangan. Ed mulai curiga. Darby lalu ke belakang, Ash menyusulnya. Darby menyerang Ash dengan palu namun tidak berhasil, Ash berhasil melumpuhkannya. Namun Darby berhasil mengambil kunci van yang terjatuh dari saku Ash.
Lars masuk melalui lubang dinding dan mengatakan Jay telah kabur. Mereka berdua lalu mencari Jay sambil mengajak Darby. Darby berhasil melompat melepaskan diri. Ash berusaha menembaknya namun belum mengenai sasaran. Darby bersembunyi di balik pohon.
Sementara itu, Ed yang mendengar suara tembakan segera keluar. Dia menemukan Jay tergeletak pingsan di halaman dan segera mengangkatnya masuk. Tak berapa lama kemudian, Darby juga berhasil lolos dan kembali. Dia kemudian menceritakan pada Ed dan Sandi mengenai apa yang telah terjadi. Ed segera mengunci pintu untuk menghalangi mereka masuk.
Ed menggertak mereka berdua dengan mengatakan bahwa dia akan menembak jika mereka memaksa masuk. Ash dan Lars yang tahu bahwa Ed adalah mantan marinir mulai ragu. Ash kemudian mengatakan bahwa Jay sedang dalam masa pengobatan, dan dia memegang obatnya.
Ed punya posisi tawar lebih tinggi saat Darby memberi tahu bahwa dia memegang kunci mobil van mereka. Ed kemudian menyuruh mereka memberikan obatnya dan dia akan menyerahkan kuncinya dan membiarkan mereka pergi. Namun ternyata keduanya menjadi lebih nekat. Mereka mengambil bensin dari van dan bermaksud membakar tempat itu.
Ed menyuruh Darby untuk menyembunyikan kuncinya. Darby kemudian ke belakang dan membuang kunci tersebut melalui lubang di dinding. Dia kemudian kembali membawa palu dan kunci inggris sebagai senjata. Sandi mengambil penyemprot lada yang selama ini disimpan di tasnya. Sementara itu di luar, Lars menyiramkan bensin di teras dan Ash menghitung sampai lima agar Ed menyerah.
Tiba-tiba Jay siuman. Dia mengenali Sandi sebagai asisten rumah tangga yang bekerja di rumahnya. Rupanya penculikan itu sudah diatur oleh Sandi. Dia mengenal Lars dan Ash dari internet dan bekerja sama dengan mereka. Merasa sudah ketahuan, Sandi menyerang Darby dengan penyemprot lada, Darby pun roboh. Dia kemudian berteriak memberi tahu Ash dan Lars bahwa Ed tidak bersenjata.
Keduanya masuk dan menodong Ed. Ash memberikan obatnya pada Sandi untuk disuntikkan ke Jay. Ash kemudian meminta kuncinya pada Ed, namun Ed bersikeras tidak memberi tahunya. Ash yang emosinya sudah memuncak langsung menembak Ed. Sandi pun histeris. Dia kemudian menyerang Lars dengan penyemprot ladanya yang membuat Ash menembaknya. Ed dan Sandi pun tewas.
Ash menyeret Darby dan memaku tangannya ke dinding. Ash dan Lars kemudian ke kamar mandi untuk membersihkan mata Lars akibat semprotan lada. Mereka sempat berdebat karena Ash membunuh Ed dan Sandi. Sementara itu, Darby meminta bantuan Jay untuk mengambilkan palu.
Ash dan Lars kembali dan menanyakan perihal kunci mobilnya pada Darby. Darby akhirnya memberi tahukan bahwa kuncinya sudah dia lempar melalui lubang kamar mandi. Ash ke belakang untuk mencarinya dan Lars menjaga mereka. Darby menyuruh Jay meraih saklar untuk memadamkan lampu ruangan. Darby tahu bahwa Lars tidak akan menyakiti Jay.
Saat lampu padam, Darby memakai narkoba yang dia simpan lalu nekat mencabut paku di tangannya. Lars menyalakan kembali lampunya, namun saat dia berbalik, Darby memukulnya dengan palu. Ash yang berhasil menemukan kuncinya mendengar hal tersebut langsung kembali masuk ruangan. Dia mendapati Darby menyandera Lars menggunakan pistolnya. Dia menodongkan penembak paku yang dibawanya dan menyuruh Darby melepaskan Lars.
Tiba-tiba Jay menyerang Ash dengan palu yang membuat penembak pakunya menyalak dan mengenai dahi Lars. Ash yang tidak menyangka hal tersebut langsung mendekati Lars dan menenangkannya. Sementara Darby segera membawa Jay keluar dari tempat itu menuju mobilnya.
Dengan perasaan tidak karuan, Ash menuntun Lars untuk mengajaknya pergi. Namun, genangan darah Ed membuat Lars terpeleset dan terjatuh. Paku yang menancap di dahinya menghujam lebih dalam dan membuatnya tidak bergerak lagi. Ash menjadi gelap mata. Dia keluar dan menembaki mobil Darby yang berusaha kabur dengan penembak paku. Tembakannya berhasil mengenai ban mobil dan membuatnya menabrak tiang listrik. Darby dan Jay tidak sadarkan diri di dalam mobil.
Lars membakar bangunan rest area kemudian mendekati mobil Darby saat mobil polisi datang. Polisi segera menodong Lars dan menyuruhnya angkat tangan. Namun Lars mendebatnya beralasan bahwa dia akan menolong Darby yang sedang kecelakaan. Darby yang sudah siuman berhasil menggapai obeng dan pistolnya yang terjatuh di bawah kursi. Dia kemudian keluar mobil dan menembak Lars. Saat dia akan menembaknya lagi, polisi menembak Darby. Darby roboh, pistolnya diambil oleh Lars yang langsung dia gunakan untuk menembak polisi.
Lars kemudian mengarahkan pistolnya ke Darby yang sudah tak berdaya, namun ternyata dia kehabisan peluru. Dia lalu mengambil penembak pakunya dan menembaki polisi yang sudah terkapar. Dia mengambil pistol polisi dan kembali ke arah Darby. Saat dia menempelkan ujung pistolnya ke mulut Darby, Darby dengan cepat menusuk leher Lars dengan obeng. Lars pun tewas. Darby merangkak ke arah mayat polisi dan menghubungi petugas lain menggunakan alat komunikasi yang dibawa polisi.
—
Darby kembali ke rehabilitasi. Kali ini Devon berkenan untuk menjenguknya.