Sinopsis The Conjuring: The Devil Made Me Do It (2021)

154125 votes, average 6.3 out of 10

Kisah mencekam dari arsip Ed dan Lorraine Warren ini berawal dari upaya menyelamatkan jiwa seorang anak, lalu berkembang menjadi kasus sensasional pertama di AS ketika seorang tersangka pembunuhan mengaku kerasukan setan sebagai pembelaan.

Brookfield, Connecticut, 1981

Tanggal 18 Juli 1981. Rumah keluarga Glatzel sudah tidak lagi tampak seperti rumah normal. Lampu gantung pecah, kaca berserakan di lantai, dinding penuh goresan panjang seperti cakar binatang.

Di dalam rumah, tubuh mungil David Glatzel yang berumur delapan tahun meronta hebat, wajahnya pucat dengan mata yang kosong, diselimuti aura gelap. Sekelilingnya, keluarga berusaha menahan, sementara Ed dan Lorraine Warren bersama Pastor Gordon bersiap memulai ritual pengusiran. Suasana begitu tegang, udara dingin menusuk, setiap benda bergetar, suara dentuman tak terlihat menggema.

Tubuh David menegang tak wajar, persendiannya membentuk posisi mustahil. Teriakan melengking bercampur dengan suara serak iblis keluar dari tenggorokannya. Dinding retak, atap berderak, cermin pecah sendiri. Dalam kepanikan itu, Ed terserang di bagian dada, jantungnya seakan diremas. Lorraine melihat sekilas penglihatan tentang simbol-simbol kultus, wajah-wajah gelap yang menyeringai dari balik bayangan.

Arne Johnson, pacar kakak David, melompat masuk ke tengah kekacauan. Ia memegang tubuh kecil David, memohon agar entitas itu meninggalkannya dan masuk ke dirinya sebagai gantinya. Detik itu juga, suasana berubah. Tubuh David terkulai lemah, tenang kembali, sementara Ed terjatuh tak sadarkan diri, napasnya tersengal.

Keluarga Glatzel bergegas membawa Ed ke rumah sakit. Di sana dokter menyatakan ia dalam keadaan koma. Lorraine menunggui di sisi tempat tidur, didera firasat bahwa sesuatu jauh lebih berbahaya sedang menunggu mereka.

Pagi berikutnya, Arne dan Debbie membicarakan kehidupan mereka. Walau tidak punya banyak uang, Arne berniat meninggalkan Brookfield demi memulai hidup baru. Namun, tanda-tanda kehadiran iblis mulai muncul di sekitarnya.

Di rumah, Arne melihat sekotak sereal bergeser sendiri. Seekor tikus keluar dari lubang busuk di dinding, dan dari dalam kegelapan, sosok wanita renta muncul sekilas. Wajahnya menyeramkan, matanya kosong, gigi busuk tampak ketika ia mendorong wajahnya mendekati Arne. Nafasnya berbau busuk kematian. Sejak saat itu, Arne menjadi sasaran.

Baca juga:  The Wasteland / El Páramo (2021)

Di rumah sakit, Ed tersadar. Nafasnya masih berat, tubuhnya lemah, namun ingatannya jelas bahwa iblis telah berpindah. Bukan lagi di tubuh David, melainkan masuk ke dalam Arne Johnson. Lorraine segera mencoba memperingatkan keluarga Glatzel.

Namun, di saat yang sama, Arne makin sering berhalusinasi. Di rumah Bruno Sauls, sang pemilik kontrakan, ia melihat seakan-akan Bruno menyerang Debbie. Wajah Bruno berubah menjadi sosok mengerikan, tubuhnya seperti makhluk ganas. Dalam kondisi terjebak ilusi itu, Arne menusukkan pisau puluhan kali. Darah memercik, tubuh Bruno tersungkur tak bernyawa.

Beberapa saat kemudian, seorang polisi menemukan Arne berjalan di jalan raya, tubuhnya penuh noda darah, matanya kosong.

Berita pembunuhan brutal itu mengguncang publik. Arne ditahan dan diinterogasi. Debbie bersikeras bahwa Arne bukanlah pelaku dalam keadaan sadar, melainkan dipengaruhi kekuatan jahat.

Ed dan Lorraine mendatangi pengacara Arne. Mereka mencoba meyakinkan bahwa pembelaan harus menggunakan alasan kerasukan. Klaim berbahaya itu menimbulkan kehebohan besar, namun menjadi satu-satunya cara untuk mencegah hukuman mati. Kasus Arne Johnson pun menjadi sidang pertama dalam sejarah Amerika yang menghadirkan “kerasukan setan” sebagai pembelaan hukum.

Warrens menelusuri kembali jejak David. Mereka mendapati cerita awal ketika David menemukan ranjang air di rumah baru mereka. Saat ia berbaring, permukaan ranjang air pecah, tangan hitam meraih dari bawah, nyaris menarik tubuhnya masuk ke dalam kegelapan.

Lorraine menelusuri rumah dan menemukan di ruang bawah tanah sebuah benda aneh berbentuk ukiran kayu menyeramkan, sebuah totem sihir. Bau busuk dan kayu lapuk menguar dari sana. Jelas ini bukan hanya kasus kerasukan biasa, melainkan kutukan yang ditanamkan melalui ritual.

Dengan bantuan Drew, mereka menemukan kasus serupa di Danvers, Massachusetts. Dua sahabat remaja, Jessica dan Katie, terlibat dalam insiden misterius. Katie ditemukan tewas ditikam 22 kali, sama persis dengan Bruno, sementara Jessica menghilang. Di TKP, sebuah totem identik dengan milik keluarga Glatzel ditemukan.

Lorraine melakukan visinya di lokasi hutan. Ia menyaksikan tubuh Jessica yang kerasukan menusuk sahabatnya berkali-kali hingga berdarah-darah. Tubuh Lorraine di dunia nyata ikut menirukan gerakan tikaman, hingga Ed harus menghentikannya.

Baca juga:  Avatar: The Way of Water (2022)

Visi Lorraine berlanjut, Jessica berlari ke tepi jurang, lalu terjatuh. Lorraine meyakini jasad Jessica ada di dasar sungai. Tim penyelamat pun menemukannya. Koneksi gelap mulai terjalin jelas: seseorang menebarkan totem kutukan ke beberapa keluarga untuk menciptakan lingkaran kematian.

Warrens melanjutkan penyelidikan ke rumah mantan pastor Kastner, seorang pria tua yang dulu membongkar kultus “Disciples of the Ram”. Ia mengungkap bahwa totem itu jelas buatan seorang okultis.

Sementara itu, di penjara, Arne mulai mengalami serangan gaib. Bayangan menjerit di sekelilingnya, benda bergerak sendiri, tubuhnya nyaris dipaksa untuk menggorok pergelangan tangannya. Hanya lingkaran air suci di sekelilingnya yang menjaga ia tetap hidup.

Lorraine, dalam koneksi gaib dengan jasad Jessica, menyaksikan untuk pertama kalinya sosok perempuan menyeramkan, yaitu sang Okultis. Ia tinggal di ruang bawah tanah penuh lilin hitam, meja altar, dan simbol-simbol setan. Perempuan itu sadar akan keberadaan Lorraine, dan mulai menargetkan Warrens sebagai musuh berikutnya.

Gangguan makin berbahaya. Okultis itu mampu mengirim entitas raksasa—sebuah mayat gemuk telanjang—untuk menyerang Ed dan Lorraine. Ed hampir tak sadarkan diri dan sempat hendak menyerang istrinya sendiri karena pengaruh sihir. Mereka akhirnya menemukan sebuah totem tersembunyi di dalam vas bunga busuk.

Jejak investigasi membawa pada fakta mengejutkan, sang Okultis adalah Isla, putri Kastner sendiri. Semasa kecil, ia terobsesi pada ritual gelap hingga berubah menjadi penyembah setan. Kastner, yang ingin mencegah, justru menumbuhkan rasa ingin tahu anaknya. Rahasia itu akhirnya menjadi malapetaka.

Lorraine menelusuri terowongan di bawah rumah Kastner, menemukan altar hitam tempat kutukan ditempatkan. Sementara itu, Isla muncul dan membunuh Kastner, mengorbankannya demi memperkuat sihirnya.

Di rumah sakit jiwa, Arne melayang di udara, terikat oleh kekuatan tak kasat mata, tangan terangkat siap menghujamkan pecahan kaca ke lehernya. Debbie berusaha menahannya sambil menangis, sementara seluruh ruangan bergetar hebat.

Di terowongan, Ed tiba dan menemukan Lorraine dalam bahaya. Isla meniupkan bubuk hitam ke wajah Ed, membuatnya kerasukan dan mengamuk dengan palu godam, hendak menghancurkan istrinya sendiri. Lorraine memanggil kembali kenangan cinta mereka, mengingatkan bahwa kasih sayang bukanlah kelemahan seperti keyakinan Isla, melainkan kekuatan mereka.

Baca juga:  Until Dawn (2025)

Dalam detik terakhir, Ed berhasil melawan kerasukan, lalu menghancurkan altar dengan palu besar. Seketika semua kutukan terputus. Tubuh Arne jatuh ke lantai, terbebas dari iblis.

Isla, sang Okultis, berusaha menyerang Warrens secara langsung, namun tubuhnya justru ditarik ke arah kegelapan. Sang “tuan” yang ia sembah menagih jiwanya sendiri. Tubuh Isla dipelintir, tulang-tulangnya patah dengan bunyi retakan mengerikan, wajahnya hancur, hingga ia terseret masuk ke neraka.

Ed menyimpan cawan altar di museum okultisme mereka, diletakkan di antara artefak berbahaya lainnya.

Beberapa waktu kemudian, Arne diadili. Klaim kerasukan setan membuat hakim tidak menjatuhkan hukuman mati, melainkan vonis lima tahun penjara karena pembunuhan tingkat rendah. Debbie setia menunggunya, dan bahkan menikahinya ketika ia masih di balik jeruji. Mereka tetap bersama hingga hari ini.

Di akhir, Ed membawa Lorraine ke sebuah gazebo yang ia bangun, replika dari tempat kencan pertama mereka. Di tengah ketenangan sore, setelah semua kengerian, keduanya menikmati momen sederhana, berpegangan tangan sebagai bukti cinta yang bertahan melawan gelap.

 

Leave a Reply