Pasca sebuah bencana besar yang menghancurkan tubuh mereka, Nezha dan Ao Bing mendapatkan kesempatan kedua untuk hidup kembali. Namun, di tengah memanasnya ketegangan antara kaum naga dan para dewa di kahyangan, ikatan mereka diuji oleh serangkaian tantangan berbahaya. Mereka harus berjuang menghadapi ujian berat yang tak hanya akan menentukan jati diri mereka, tetapi juga nasib seluruh dunia, baik di alam fana maupun alam abadi.
Setelah peristiwa di film pertama di mana tubuh Ne Zha dan Ao Bing hancur oleh petir surgawi, kini mereka hanya hidup sebagai jiwa. Master Taiyi berencana menggunakan kekuatan bunga lotus untuk membuatkan mereka tubuh baru dengan bantuan warga desa, yang kini menghormati Ne Zha sebagai pahlawan. Setelah tubuh Ne Zha selesai, ia merasa tidak puas dan mendesain ulang sendiri bentuk tubuhnya yang lebih buruk dari desain awal.
Tiba-tiba, seorang prajurit datang membawa kabar bahwa musuh telah tiba di gerbang Chentangguan. Ayah Ne Zha, Li Jing, bersama istrinya yang juga mengenakan zirah perang, segera menuju ke lokasi.
Ternyata musuh yang menyerang adalah Shen Gongbao, yang membawa seluruh pasukan naga. Terungkap bahwa ini adalah hasil provokasinya; ia menghasut ayah Ao Bing, Ao Guang, untuk balas dendam dengan menuduh Ne Zha sebagai penyebab kematian Ao Bing.
Shen Gongbao menyerang perisai pelindung tempat Master Taiyi sedang menyempurnakan tubuh baru Ne Zha dan Ao Bing. Ia bahkan memanggil tiga Raja Naga lainnya untuk membantunya. Saat pertahanan Master Taiyi hancur, Ao Bing yang tubuhnya baru saja selesai, ikut membantu melindungi Ne Zha. Namun, karena memaksakan diri menahan serangan dahsyat itu, tubuh baru Ao Bing tidak bisa bertahan lama dan hancur kembali.
Ne Zha tidak terima sahabatnya akan lenyap. Master Taiyi menjelaskan bahwa ramuan suci yang dibutuhkan untuk bunga lotus sudah habis terpakai. Sebagai solusi sementara, ia menyarankan agar jiwa Ao Bing berbagi tubuh dengan Ne Zha. Untuk mendapatkan ramuan suci lagi, mereka harus pergi ke Gunung Kunlun.
Terjadi perdebatan. Pihak Ne Zha membutuhkan ramuan itu untuk Ao Bing, sementara Shen Gongbao menganggap ramuan itu bisa membahayakan bangsa naga. Akhirnya, sebuah perjanjian dibuat: Ne Zha akan mengikuti tes ujian keabadian, di mana salah satu hadiahnya adalah ramuan suci. Sebagai gantinya, Shen Gongbao akan menunda perang dan menahan beberapa tawanan. Jika Ne Zha berhasil, tawanan akan dilepaskan dan Chentangguan tidak akan diserang.
Dalam perjalanan ke Gunung Kunlun, Master Taiyi mengajari Ao Bing cara mengambil alih tubuh Ne Zha. Karena Ne Zha memiliki aura iblis, ia harus diberi pil tidur agar jiwanya tertidur dan Ao Bing bisa mengambil alih sepenuhnya tanpa terdeteksi oleh para dewa.
Di Gunung Kunlun, mereka bertemu dengan Dewa Taois tertinggi, Wuliang. Penyamaran mereka hampir terbongkar saat jiwa Ne Zha tiba-tiba terbangun, namun Master Taiyi berhasil menipu Wuliang. Setelah itu, Ne Zha secara tidak sengaja buang air di sebuah kolam yang ternyata adalah sumber air minum untuk perjamuan para dewa.
Sementara itu, di Chentangguan, Li Jing meminta Shen Gongbao membuka jalan agar tabib bisa masuk untuk mengobati prajurit yang terluka. Di saat yang sama, pasukan Shen Gongbao menangkap seorang tawanan yang ternyata adalah adiknya sendiri, Xiaopao. Melihat kepolosan adiknya, dan tersentuh oleh pembelaan Li Jing yang berbohong demi menjaga citranya, Shen Gongbao akhirnya membuka jalan untuk pasukan Li Jing.
Ujian pertama Ne Zha adalah membasmi pemimpin berang-berang. Ia datang di waktu yang salah saat mereka sedang makan siang. Ne Zha yang panik karena penyamarannya hampir gagal, secara tidak sengaja menjatuhkan pil tidurnya ke dalam kuali makanan para berang-berang. Ia pun terpaksa meminum semua isi kuali itu dan berhasil mengalahkan sang pemimpin.
Ujian kedua adalah melawan Zengtao. Zengtao bukanlah orang jahat; ia melatih para iblis agar mereka bisa membela diri dan tidak direndahkan. Saat bertarung, Ne Zha bertukar tubuh dengan Ao Bing. Pertarungan berlangsung sengit hingga Ao Bing berhasil membekukan dan mematahkan tangan Zengtao. Meskipun Zengtao menerima kekalahannya dengan lapang dada, ia dan murid-muridnya tetap ditangkap oleh pasukan pengawas dewa.
Melihat kejadian itu, Xiaopao yang ternyata berada di lokasi, menyerang Ao Bing karena mengira ia orang jahat. Ternyata, Zengtao adalah ayah dari Xiaopao (dan juga Shen Gongbao). Dalam kemarahannya, Xiaopao menjadi tidak terkendali dan akhirnya dipanah oleh Lutong, salah satu anak buah Wuliang. Zengtao melindungi Xiaopao dan terluka parah. Xiaopao kemudian menjelaskan pada Shen Gongbao yang baru tiba bahwa Ne Zha adalah pelakunya, lalu meninggal di pelukan kakaknya. Diliputi dendam, Shen Gongbao bersumpah akan membunuh Ne Zha.
Ne Zha diberi kabar bahwa Chentangguan telah hancur lebur dan bangsa naga dituduh sebagai pelakunya. Dipenuhi amarah, ia menyelesaikan ujian ketiganya melawan Lady Golem dan segera menghadap Wuliang. Wuliang memberinya ramuan suci dan menunjuknya sebagai pemimpin perang melawan bangsa naga.
Pasukan dewa menyerang bangsa naga dan menyegel mereka ke dalam sebuah kuali hukuman raksasa. Ne Zha, yang penuh dendam, ikut bertarung dan berhasil memasukkan Ao Guang ke dalam kuali tersebut. Namun, saat ia merasa putus asa karena kehilangan segalanya, kedua orang tuanya muncul, ternyata masih hidup.
Kebenaran pun terungkap: Wuliang adalah penjahat utamanya. Ia adalah iblis yang menyamar menjadi dewa, begitu pula dengan kedua anak buahnya, Hetong dan Lutong. Mereka bekerja sama dengan tiga Raja Naga lainnya (Auran, Aukin, dan Ausun) untuk mengkhianati bangsa naga. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kebebasan dari belenggu kuno dan menjadi yang terkuat. Shen Gongbao, yang menyadari pengkhianatan ini, telah mengorbankan dirinya untuk mengulur waktu agar orang tua Ne Zha bisa selamat.
Mengetahui kebenaran itu, Ne Zha dan Ao Bing bersatu kembali. Dengan strategi licik, Ne Zha menyamar dan membuat para Raja Naga pengkhianat itu saling serang. Namun, Wuliang yang marah mengaktifkan api di dalam kuali dan menyegel mereka semua dengan jarum-jarum. Di dalam kuali, Ao Guang dan pasukannya yang setia berusaha melindungi Ne Zha dan Ao Bing. Ibunya Ne Zha, yang sekarat, mengorbankan dirinya untuk memeluk putranya terakhir kali. Cinta kasih yang tulus itu membangkitkan kekuatan penuh Ne Zha.
Dengan kekuatan barunya, Ne Zha dan Ao Bing, dibantu oleh seluruh pasukan naga, berhasil membuka segel kuali. Mereka bersatu melawan Wuliang, yang bahkan berubah menjadi wujud aki-aki berotot. Namun, kombinasi kekuatan Ne Zha dan Ao Bing tidak terkalahkan. Wuliang yang babak belur akhirnya melarikan diri bersama para pengikutnya.
Setelah kemenangan, Ao Bing diajak Ne Zha untuk ikut bersamanya, namun ia menolak karena tidak ingin hidup dalam persembunyian. Melihat kedewasaan putranya, Ao Guang mengizinkan Ao Bing untuk pergi dan memilih jalan hidupnya sendiri. Ao Bing pun menyusul Ne Zha, dan mereka bersatu kembali.
Ending credit scene: diperlihatkan Wuliang, Hetong, dan Lutong pergi ke sebuah penjara bawah tanah. Di sana, mereka menemui Shen Gongbao dan Zengtao yang ternyata masih hidup dan menjadi tawanan. Wuliang kemudian memanggil dua orang lagi untuk bergabung dengannya dalam rencana balas dendam: Jinzha dan Muzha, yang merupakan kedua kakak laki-laki Ne Zha.