Seorang remaja putri terus-menerus mengalami mimpi buruk tentang menara yang runtuh, firasat yang diwariskan dari neneknya. Setelah menyadari bahwa keluarganya akan meninggal sesuai urutan, ia harus berjuang melawan takdir untuk menyelamatkan mereka.
Film dibuka pada tahun 1969. Paul (Max Lloyd-Jones) mengajak kekasihnya, Iris (Brec Bassinger), berkencan di Skyview, sebuah restoran mewah di puncak gedung pencakar langit. Di dalam lift, seorang anak laki-laki dengan sengaja menghentakkan kakinya di lantai kaca, membuat Iris yang takut ketinggian semakin cemas. Di restoran, serangkaian kejadian kecil yang saling berhubungan mulai terjadi: tutup botol anggur memecahkan lampu kristal, serpihannya membuat retakan di lantai kaca, dan anak laki-laki tadi melemparkan koin dari dek observasi yang secara tidak sengaja masuk ke sistem ventilasi dan memicu kebocoran gas.
Iris, yang ternyata sedang hamil beberapa bulan, menerima lamaran Paul di balkon. Saat mereka kembali ke dalam dan berdansa di lantai kaca, lantai itu tiba-tiba pecah, menjatuhkan banyak tamu hingga tewas, termasuk Paul. Kebocoran gas kemudian tersulut api, menyebabkan ledakan besar. Iris berusaha menyelamatkan diri di tengah kekacauan. Lift jatuh, tangga runtuh, dan penyangga menara patah. Ia mencoba menyelamatkan putra seorang penyanyi yang masih hidup, tetapi lantai kembali runtuh. Cincin Iris tersangkut, merobek kulit jarinya, dan ia bersama anak itu jatuh. Iris tewas tertusuk serpihan kaca besar yang menembus mulutnya.
Adegan beralih ke masa kini. Stefani Reyes (Kaitlyn Santa Juana) menjerit setelah menyaksikan semua kengerian itu dalam penglihatannya.
Stefani terus-menerus mengalami mimpi buruk tentang bencana Skyview, yang ia sadari adalah sebuah firasat yang dialami oleh neneknya yang terasing, Iris. Ia memutuskan untuk pulang ke rumah untuk mencari jawaban. Di sana, ia bertemu kembali dengan ayahnya, Marty (Tinpo Lee), dan adiknya, Charlie (Teo Briones). Hubungan mereka renggang; Marty menyalahkan Iris atas kepergian ibu Stefani, Darlene (Rya Kihlstedt), dan Charlie merasa ditinggalkan oleh Stefani sejak ia kuliah.
Stefani mencoba bertanya kepada paman dan bibinya, Howard (Alex Zahara) dan Brenda (April Telek). Howard dengan marah menjelaskan bahwa paranoia Iris setelah selamat dari bencana Skyview telah menimbulkan trauma mendalam bagi anak-anaknya (Howard dan Darlene). Namun, Brenda diam-diam memberikan Stefani sekotak surat dari Iris yang memperingatkan keluarga mereka tentang Sang Maut.
Menggunakan surat-surat itu, Stefani melacak Iris (kini diperankan oleh Gabrielle Rose), yang telah mengunci diri di sebuah kompleks aman selama lebih dari 20 tahun dan sekarang sedang sekarat karena kanker. Iris menunjukkan sebuah buku catatan berisi semua penelitiannya tentang Sang Maut, termasuk referensi kecelakaan Flight 180 dan Route 23 dari film-film sebelumnya. Iris mengungkapkan kebenaran yang mengerikan: ia berhasil menyelamatkan semua orang dari firasatnya di tahun 1969, dan selama puluhan tahun, Sang Maut telah memburu para penyintas satu per satu. Kini, setelah daftarnya habis, Sang Maut datang untuk memburu keturunan Iris, karena mereka semua seharusnya tidak pernah ada.
Saat Iris mencoba meyakinkan Stefani untuk tinggal, Stefani kabur. Merasa putus asa, Iris berlari keluar untuk memberikan buku catatannya dan pasrah pada takdirnya. Sebuah tabung pemadam api meledak, meluncurkan baling-baling cuaca yang menusuk kepala Iris dan menewaskannya.
Di pemakaman Iris, Darlene, ibu Stefani, muncul. Ia kini hidup nomaden di sebuah RV. Di acara barbeku setelahnya, serangkaian “kecelakaan” kecil mulai terjadi. Stefani, yang mempelajari buku catatan Iris, menyadari keluarganya dalam bahaya dan bergegas ke sana. Namun, ia terlambat. Sebuah urutan kejadian yang rumit—melibatkan trampolin yang sobek, pecahan kaca, dan selang air—menyebabkan sebuah mesin pemotong rumput aktif dan meluncur tepat ke wajah Howard, membunuhnya secara brutal.
Setelah kematian Howard, Stefani menjelaskan kepada keluarganya yang berduka tentang “Daftar Kematian” Sang Maut, yang menargetkan kerabat darah Iris secara berurutan: Howard, Erik, Bobby, Julia, Darlene, Stefani, dan Charlie.
Malamnya, sepupu Stefani, Erik (Richard Harmon), nyaris tewas dalam sebuah kecelakaan mengerikan di tempat kerjanya. Tak lama setelah ia selamat, sepupunya yang lain, Julia (Anna Lore), tewas secara mengenaskan setelah secara tidak sengaja terlempar ke dalam truk sampah dan diremukkan oleh mesin pemadatnya.
Keluarga yang kini percaya pada Stefani, menyadari urutan kematian melompati Erik. Brenda mengungkapkan bahwa Erik sebenarnya bukan anak kandung Howard. Mengikuti petunjuk dari buku catatan Iris, mereka mencari seseorang bernama “JB” di sebuah rumah sakit. “JB” ternyata adalah William John Bludworth (Tony Todd), putra dari penyanyi yang diselamatkan Iris di Skyview. Bludworth, yang juga sekarat karena kanker, menjelaskan aturan Sang Maut: untuk lolos, seseorang harus membunuh orang lain untuk mengambil sisa hidup mereka, atau mati lalu dihidupkan kembali.
Erik dan Bobby (Owen Patrick Joyner) memutuskan untuk mencoba metode kedua. Di sebuah ruang MRI, Erik memicu alergi kacang Bobby yang mematikan agar ia bisa dihidupkan kembali oleh dokter. Namun, mereka tanpa sadar menyalakan mesin MRI. Magnet yang aktif menarik semua tindikan dari tubuh Erik dan melemparkannya ke mesin hingga hancur. Bobby, yang sedang sekarat karena reaksi alergi, berhasil menyuntikkan EpiPen, tetapi sebuah koil dari mesin penjual otomatis yang rusak melayang dan menusuk tengkoraknya, menewaskannya seketika.
Kini hanya tersisa tiga orang, Darlene memutuskan untuk mengorbankan diri dengan mengunci diri di kompleks Iris agar anak-anaknya bisa hidup. Namun, saat mereka menerobos gerbang, sebuah lampu yang rusak menyebabkan ledakan. Darlene tewas tertimpa tiang lampu saat mencoba menyelamatkan Charlie. Stefani sempat tenggelam di dalam RV, tetapi Charlie berhasil menyadarkannya kembali. Berpikir mereka telah mengalahkan Sang Maut, kedua saudara itu berpelukan.
Beberapa hari kemudian, saat Stefani mengantar Charlie ke pesta prom, koin dari bencana Skyview kembali muncul. Sebuah kereta tergelincir dari relnya dan meluncur ke arah mereka. Stefani dan Charlie berhasil menghindar, namun akhirnya keduanya tetap tewas tertimpa oleh batang-batang kayu yang jatuh dari atas kereta.
Kredit film bergulir, menampilkan kliping koran yang merinci kematian semua penyintas Skyview dan keturunan mereka, berakhir dengan obituari Stefani dan Charlie.