Sinopsis The Battle at Lake Changjin (2021)

1653 votes, average 5.6 out of 10

Wu Qianli pulang ke kampungnya di Huzhou, Provinsi Zhejiang. Dia membawa abu kakaknya, Wu Baili yang gugur sebagai Pejuang Revolusi. Adiknya, Wu Wanli, menyambutnya. Namun, hanya semalam berada di kampungnya, beberapa tentara mendatanginya dan memanggilnya untuk kembali ke kesatuannya. Wanli ingin ikut, tapi Qianli menolaknya.

15 September 1950

Amerika mendaratkan Divisi Infanteri ke-7 di Pulau Wolmido di Incheon. Jenderal Douglas MacArthur ditugaskan untuk memimpin seluruh pasukan di Korea. Dia berpidato di hadapan seluruh pasukannya. Mereka akan melintasi garis Paralel 38 jika memang itu yang terbaik bagi Korea dan dunia. Mereka yakin akan menyelesaikan misi sebelum hari Thanksgiving.

Beijing, 4 Oktober 1950

Mao Zedong menyelenggarakan rapat untuk membahas pendaratan tentara Amerika di Incheon. Malamnya, Wakil Ketua CMC, Komandan Militer Barat-laut, Peng Dehuai menghadap Mao Zedong di kediamannya. Dia disambut oleh Mao Anying, putra Mao Zedong.

Zedong berpendapat bahwa sebenarnya dia tidak ingin perang. Tapi jika demi kemajuan kedamaian Cina di masa depan, maka mereka harus ikut berperang. Peng pun menyetujuinya. Mereka akan menempatkan pasukan di Danau Changjin, wilayah Korea Utara untuk melawan pasukan Amerika.

Saat akan kembali, Mao Anying ingin bergabung dengan Peng. Peng menolak, tapi Zedong mengijinkannya.

7 Oktober 1950

Pasukan Amerika membombardir Parallel 38. Mereka terus merangsek ke Utara. Zedong mengadakan rapat dan dia memutuskan untuk menyerang amerika sebelum mereka mencapai Sungai Yalu. Dia menunjuk Peng Duhai sebagai Komandan Pasukan Sukarela Rakyat Cina untuk memimpin penyerangan ke wilayah Korea Utara.

Sementara itu, setelah berhasil melewati  Parallel 38, Jenderal Douglas MacArthur memerintahkan pasukannya untuk lanjut hingga ke Sungai Yalu.

Di markas Pasukan Relawan Taeyu-dong, Wakil komandan pasukan relawan, Deng Hua melaporkan bahwa Angkatan Laut Divisi-1 Amerika sudah siap mendarat di Wonsan. Mereka dipimpin oleh Jenderal Mayor Smith yang beranggotakan 25.000 tentara bersenjata berat. Tak lama lagi mereka akan berkumpul di Danau Changjin. Mereka akan melakukan serangan dari dua arah.

Peng memerintahkan untuk memberi tahu Zedong bahwa dia akan menghadang pasukan Amerika di Barat depan. Lalu dia meminta Komisi Militer Pusat mengirimkan pasukan strategis untuk menghadang pasukan Amerika lainnya di Timur depan di Danau Changjin. Zedong pun memerintahkan Korps Ke-9 yang dikomandani oleh Song Shilun untuk menjaga Danau Changjin.

Baca juga:  Pearl (2022)

Markas Korps 9 – Shandong

Song Shilun berpidato di depan pasukannya, mengobarkan semangat patriotisme. Wu Qianli merupakan komandan Kompi ke-7, bagian dari Korps 9. Tak disangka, ternyata adiknya Wu Wanli ikut bergabung, padahal dia sudah melarangnya.

Mereka akan diberangkatkan ke perbatasan Cina-Korea menggunakan kereta api. Dalam perjalanan, Kompi ke-7 mengukuhkan Wanli sebagai anggota mereka yang ke-677.

Kereta tiba di Stasiun Ji’an, Timur perbatasan Cina. Mereka singgah sejenak untuk mengangkut peralatan berupa 20 radio transmitter dan seragam hangat. Misi utama mereka adalah membawa transmitter tersebut dan juru sandinya ke Taeyu-dong dengan selamat. Saat mereka menaikkan muatan, sebuah pesawat pengintai Amerika melintas. Mereka pun bergegas berangkat.

Kereta sampai di Jembatan Sungai Yalu, perbatasan Cina-Korea. Setelah melewati jembatan, kereta terpaksa berhenti karena ada perbaikan rel. Tiba-tiba terdengar suara pesawat. 3 pesawat pembom Amerika membombardir jembatan yang telah mereka lewati.

Song Shilun berteriak pada pasukannya untuk masuk ke kereta, mengambil semua peralatan dan sesegera mungkin meninggalkan kereta. Dia juga memerintahkan seluruh pasukannya untuk berpencar dan berkumpul kembali di Danau Changjin. Dan benar saja, 3 pesawat tersebut berbalik dan menjatuhkan bom-bom ke kereta. Bom napalm juga dijatuhkan, menimbulkan banyak korban.

Mereka melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Saat sampai di sebuah sungai berbatu, 2 pesawat Amerika kembali melintas. Mereka segera tiarap tak bergerak. Pilot 2 pesawat tersebut tidak melihat mereka, tapi sialnya, mereka menembaki sungai berbatu tersebut hanya untuk mencegah senjata mereka membeku. Beberapa tentara menjadi korban.

Mereka melanjutkan perjalanan melintasi pegunungan Nangnim yang diselimuti es. Setiap ada pesawat yang melintas, mereka berhenti dan berkamuflase dengan lingkungan sekitar. Mereka hampir tiba di Yunshan, ketika mendengar rentetan tembakan pertanda adanya pertempuran. Mereka pun mengamati pertempuran dari atas pegunungan dan mengetahui tentara mereka sedang bertempur melawan Amerika. Mereka melihat tentara mereka terdesak. Amerika menggunakan peralatan perang yang modern dilengkapi dengan tank-tank.

Qianli memutuskan untuk membantu mereka. Dia membagi pasukannya menjadi 2. Sebagian akan ikut bertempur, sebagian lagi meneruskan misi untuk mengantar radio transmitter dan juru sandinya ke Taeyu-dong.

Baca juga:  Penyalin Cahaya / Photocopier (2021)

Pasukan Qianli segera bergabung. Mereka menyergap pasukan Amerika dari belakang. Pertempuran sengit segera terjadi. Quanli bertemu komandan mereka, Ji Chungeng dari Kompi-6 – Resimen-172. Misi mereka adalah menghancurkan menara komunikasi untuk memutus koneksi antara garis depan Amerika dan markas mereka di Danau Changjin.

Sementara itu, pasukan kedua yang bertugas meneruskan misi melihat iring-iringan pasukan bala bantuan Amerika yang menuju ke tempat pertempuran. Mereka pun memutuskan untuk menyergap. Pasukan mortar pertama menyerang, beberapa mobil berhasil diledakkan. Kemudian mereka menembaki Amerika yang sedang panik berlindung. Setelah serangan dadakan tersebut, mereka mundur ke atas bukit, bermaksud memancing pasukan Amerika.

Amerika terpancing dan mengejar mereka. Mereka meluncurkan lampu-lampu suar ke udara. Saat pasukan Amerika sampai di tempat yang mereka inginkan, mereka menghujani Amerika dengan lemparan granat. Amerika bergerak mundur, namun sebagian pasukan Cina sudah mencegat dari arah belakang dan menembaki mereka.

Sementara itu di Yunshan, setelah pertempuran sengit, pasukan Qianli berhasil mengalahkan Amerika. Menara komunikasi dihancurkan. Setelah beristirahat sejenak, mereka melanjutkan perjalanan ke Taeyu-dong.

Di Taeyu-dong, mereka disambut oleh Seorang Perwira Tinggi. Mereka beristirahat, mengobati yang terluka. Rupanya, Mao Anying juga berada di situ. Anying yang baru saja menerima telegram dari Pusat Komando menyampaikan pada Qianli bahwa akan diadakan serangan umum untuk menyerbu Danau Changjin. Semua pasukan di Timur dan Barat Depan akan dikerahkan. Kompi-7 diperintahkan untuk pergi ke dataran tinggi 110 di Sinhung-ni Danau Changjin. Tanpa menunggu lama, mereka pun berangkat.

Markas Korps 9 di Garis Depan – Chengfang-Dong

Suhu menunjukkan -31o C. Song Shilun mengkhawatirkan kondisi tentaranya yang saat ini dalam perjalanan menuju Danau Changjin. Musuh mereka tidak hanya Amerika, tapi juga cuaca dingin yang ekstrim.

Sementara itu, pihak Amerika menemukan markas Taeyu-dong. Mereka segera mengirim pesawat untuk menghancurkan tempat itu. Peng Duhai yang sedang berada di situ segera berlindung di bunker bersama yang lainnya. Sementara Mao Anying, berlari kembali ke markas untuk mengambil satu peta yang tertinggal tepat saat pesawat-pesawat Amerika menjatuhkan bom mereka. Anying pun tewas.

Peng Duhai terdiam penuh amarah. Dia memberikan penghormatan terakhir pada Anying. Dia berteriak pada wakilnya untuk mempersiapkan Serangan umum ke Danau Changjin dua hari berikutnya, 27 November 1950. Dia juga menelepon Song Shilun untuk segera menyerang habis-habisan.

Baca juga:  Redeeming Love (2022)

Song Shilun mengumpulkan seluruh komandan korps di markas Chengfang-Dong. Mereka menyusun rencana dan taktik. Satuan-20 akan berpencar dan mengepung pasukan Amerika di Koto-ri, Yudam-ni, dan Hagaru-ri. Satuan-27 akan menyerang Sinhung-ni. Setelah berhasil menguasai Sinhung-ni, Satuan-27 segera menghancurkan bandara Hagaru-ri.

Amerika mulai mengendus pergerakan pasukan Cina. Mereka tidak mengira akan dikepung secepat itu.

27 November 1950

Satuan-27 menyerbu Sinhung-ni. Pertempuran sengit tak terhindarkan. Dengan peralatan perang yang tak secanggih Amerika, mereka menyerang habis-habisan. Jatuh banyak korban. Namun pada akhirnya, mereka berhasil menguasai Sinhung-ni.

Penyerangan berlanjut ke Bandara Hagaru-ri. Dan Amerika pun akhirnya mundur besar-besaran ke Jembatan Sumun. Kompi-3 Divisi-58 Pasukan Relawan yang ditugaskan untuk menyerang di Dataran tinggi 1701 berhasil di kalahkan Amerika.

Beberapa hari kemudian, Amerika mundur ke Dermaga Hungnam. Dalam perjalanan, mereka menemukan mayat-mayat pasukan Cina yang membeku saat menunggu untuk menyergap.

24 Desember 1950

105.000 tentara Amerika Satuan-10 dievakuasi dari Pelabuhan Hungnam. Keesokan harinya, Korps-9 menduduki Pelabuhan Hungnam.

–-

Pertempuran Danau Changjin memberikan contoh sempurna, bahwa Pasukan Marinir Satuan-10 Amerika yang pernah bertempur di Siberia dan selama Perang Dunia II berhasil dibuat kocar-kacir oleh pasukan Cina.

Credit-scene: Kompi-7 diperintahkan untuk menyerang tentara Amerika saat mundur ke Jembatan Sumun, namun mereka berhasil dikalahkan Amerika. Qianli dan seluruh pasukannya tewas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *