Dalam kisah luar biasa tentang seorang pria biasa ini, Charles ‘Chuck’ Krantz mengalami indahnya cinta, pedihnya kehilangan, dan betapa beragamnya perasaan yang ada di dalam diri kita semua.
Film ini diceritakan dalam tiga babak, namun dalam urutan kronologis terbalik.
Babak Tiga – Terima Kasih, Chuck (Thanks Chuck)
Di sebuah ruang kelas, guru bernama Marty Anderson (Chiwetel Ejiofor) dan murid-muridnya melihat berita tentang gempa bumi di ponsel mereka sebelum internet di seluruh dunia tiba-tiba mati. Marty kemudian harus berhadapan dengan para orang tua murid yang frustrasi, termasuk seorang ayah yang meratapi kepergian istrinya dan mengeluh karena situs Pornhub tidak bisa diakses.
Bencana mulai melanda berbagai belahan dunia. Di tengah kekacauan, Marty dan orang-orang lain mulai melihat iklan dan papan reklame aneh yang menampilkan wajah seorang pria bernama Charles “Chuck” Krantz (Tom Hiddleston), dengan tulisan “Terima Kasih, Chuck, untuk 39 tahun yang luar biasa.” Mantan istri Marty, Felicia Gordon (Karen Gillan), seorang perawat, juga mendengar iklan aneh itu di radio. Mereka saling menelepon, mendiskusikan kemungkinan bahwa dunia akan segera berakhir.
Tetangga Marty, Gus Wilfong (Matthew Lillard), memberitahunya bahwa sebuah lubang amblas (sinkhole) telah muncul di kota, membuat perjalanan menjadi sulit. Gus menjadi sangat emosional saat membahas kemungkinan kiamat. Di rumah sakit, Felicia melihat banyak tempat tidur kosong, tetapi monitor detak jantung di sebelahnya secara misterius menunjukkan adanya kehidupan.
Marty, yang tidak bisa lagi menghubungi Felicia, berjalan kaki menuju rumahnya. Di perjalanan, ia bertemu dengan seorang pengurus pemakaman bernama Sam Yarbrough (Carl Lumbly). Sam berbicara secara filosofis bahwa sebenarnya tidak ada 24 jam dalam sehari, melainkan 23 jam dan 56 menit. Saat hari mulai gelap, semua lampu jalan mati, dan gambar-gambar Chuck mulai muncul di jendela-jendela gedung. Marty akhirnya tiba di rumah Felicia, dan mereka pasrah menerima bahwa akhir zaman telah tiba. Di sebuah kamar rumah sakit, Chuck yang asli terbaring sekarat di samping istrinya, Ginny, dan putranya, Brian. Saat Marty dan Felicia saling menyatakan cinta untuk terakhir kalinya, dunia di sekitar mereka menjadi gelap gulita.
Babak Dua – Musisi Jalanan Selamanya (Buskers Forever)
Melalui suara seorang Narator (Nick Offerman), cerita mundur ke enam bulan sebelum kematian Chuck. Kita bertemu Taylor Frank (Taylor Gordon), seorang musisi jalanan (busker) yang bermain drum di alun-alun kota, dan Janice Halliday (Annalise Basso), seorang wanita muda yang baru saja diputuskan oleh pacarnya.
Chuck, yang saat itu tampak sehat, berjalan melewati Taylor. Tergerak oleh irama musik Taylor yang ceria—terutama suara cowbell—Chuck meletakkan tasnya dan mulai menari dengan penuh semangat di tengah alun-alun. Kerumunan orang berkumpul, terkesan oleh penampilannya. Chuck kemudian melihat Janice dan mengajaknya untuk menari bersama. Setelah ragu sejenak, Janice bergabung, dan mereka berdua menciptakan sebuah momen tarian yang indah dan penuh kegembiraan. Meskipun Chuck sempat berhenti sejenak karena merasakan sakit kepala (tanda awal tumor otaknya), ia melanjutkan tariannya hingga akhir.
Setelah itu, Taylor membagi penghasilannya dengan Chuck dan Janice. Mereka berpisah jalan, dan saat Chuck berjalan sendirian, ia terus merenungkan apa yang membuatnya berhenti dan menari. Narator menjelaskan bahwa dalam beberapa bulan ke depan, Chuck akan kehilangan kemampuannya untuk berjalan, berbicara, dan bahkan akan melupakan nama istrinya.
Babak Satu – Aku Mengandung Banyak Hal (I Contain Multitudes)
Cerita melompat jauh ke masa kecil Chuck (Cody Flanagan). Ia menjadi yatim piatu setelah orang tua dan calon adiknya tewas dalam sebuah kecelakaan mobil. Ia kemudian tinggal bersama kakek-neneknya, Albert/”Albie” (Mark Hamill) dan Sarah (Mia Sara). Neneknya, Sarah, menanamkan kecintaan pada musik dan tarian dalam diri Chuck. Sebaliknya, kakeknya, Albie, adalah seorang pecandu alkohol yang sering melihat visi kematian orang-orang di sekitarnya. Albie dengan keras melarang Chuck untuk memasuki sebuah ruangan tertentu di lantai atas rumah mereka.
Di sekolah, guru Chuck, Ms. Richards (Kate Siegel), mengajarkan kutipan penting: “I contain multitudes” (Aku mengandung banyak hal), menjelaskan bahwa setiap orang memiliki banyak hal berbeda yang membentuk kepribadian mereka.
Setelah neneknya meninggal, kecanduan alkohol Albie semakin parah. Chuck kemudian bergabung dengan program tari “Twirlers & Spinners” dan menjadi penari terbaik di kelasnya. Ia naksir pada pasangan dansanya, seorang gadis yang lebih tua bernama Cat McCoy (Trinity Bliss), dan berhasil membuatnya terkesan dengan gerakan moonwalk. Di sebuah acara dansa sekolah, setelah awalnya berpura-pura cedera kaki karena malu, Chuck mengatasi rasa takutnya dan menari dengan Cat di depan semua orang, mendapatkan tepuk tangan meriah dari para penonton, termasuk versi muda dari Marty dan Felicia.
Beberapa tahun kemudian, saat Chuck remaja (Jacob Tremblay), Albie meninggal karena serangan jantung. Setelah mendapatkan barang-barang peninggalan kakeknya, Chuck akhirnya membuka pintu ruangan terlarang itu. Di dalamnya, ia tidak menemukan hantu, melainkan sebuah visi: dirinya sendiri sebagai orang dewasa yang terbaring di ranjang kematian. Ia sadar bahwa inilah yang selalu dilihat oleh kakeknya.
Alih-alih merasa takut, Chuck membuat sebuah janji pada dirinya sendiri. Ia menolak untuk menerima takdir itu, menegaskan bahwa pria yang ia lihat bukanlah dirinya. Ia bersumpah untuk menjalani hidupnya sepenuhnya, sambil selalu mengingatkan dirinya bahwa ia “mengandung banyak hal.”