Qodrat (Vino G. Bastian) sedang meruqyah seorang anak kecil bernama Alif Al-Fatanah yang merupakan anaknya sendiri. Saat itu, Alif sedang kerasukan iblis yang bernama Assuala. Namun, sayangnya Qodrat gagal meruqyahnya sehingga Alif Al-Fatanah tewas di tangan Iblis Assuala.
Kejadian tersebut membuat Qodrat sangat terpukul. Istrinya, Azizah, dan putranya Alif sudah meninggal tiga tahun yang lalu. Kondisinya membuat keimanannya sedang goyah. Qodrat pun harus mendekam di penjara atas kegagalannya untuk menyelamatkan putranya.
Suatu hari, Qodrat mendapat remisi dan akan segera bebas dari penjara. Namun, tiba-tiba seorang petugas sipil datang dan membawa rantai besi untuk melilit leher Qodrat. Petugas sipil tersebut ternyata telah dirasuki oleh Iblis Assuala. Tubuh Qodrat digantung menggunakan rantai besi itu.
Beruntung, teman satu sel dan petugas sipil lainnya datang menyelamatkannya. Qodrat berhasil terlepas dari lilitan rantai besi itu, tetapi ia tidak sadarkan diri. Tiba-tiba, Qodrat berada di tengah gurun pasir dan mendengar suara adzan dari kejauhan. Ia bertayamum dan melakukan shalat. Tiba-tiba, ia merasa ada seberkas sinar di langit yang menyilaukannya. Qodrat terbangun dan sadar bahwa ia terbangun dari mati suri.
Setelah bebas dari penjara, Qodrat kembali ke desa Kober. Ia menuju ke pesantren Kahuripan tempat ia menuntut ilmu dulu. Namun, ketika sampai di desa Kober, ia merasakan ada yang berbeda. Tanah di desa menjadi tandus dan banyak tanaman yang kering dan gagal panen. Qodrat juga mendengar suara seorang anak yang kerasukan setan.
Ternyata, anak yang kerasukan itu bernama Jihan. Ia sedang dipasung karena kerasukan setan. Qodrat yang diberi karomah meruqyah memiliki naluri untuk menolong. Namun, ia mencoba mengendalikan kemampuannya. Saat itu, ia berpapasan dengan sekelompok perempuan yang akan menuju ke rumah anak yang kerasukan itu. Salah seorang perempuan dalam rombongan itu bernama Yasmin, yang ternyata ikut bersama ibu-ibu mengaji untuk mendoakan Jihan.
Namun, tiba-tiba Jihan berteriak histeris dan mengamuk saat ibu-ibu sedang mengaji. Ia membentur-benturkan kepalanya sendiri ke kayu sehingga membuatnya mati secara tragis.
Qodrat tiba di Pesantren Kahuripan dengan penuh rasa kaget. Ia melihat bahwa pesantren yang dulu ia kenal kini telah banyak berubah. Tidak ada lagi anak-anak yang belajar mengaji, melainkan di sana banyak pemuda yang tengah belajar bela diri.
Pesantren Kahuripan kini dipimpin oleh Ustad Jafar, teman Qodrat ketika dulu mengaji bersama. Sebelumnya, pesantren ini dipimpin oleh Kyai Rohim, namun ia sudah lama sakit dan tidak sadarkan diri. Menurut cerita Jafar, kondisi Kyai Rohim masih baik-baik saja setelah kepergian Qodrat. Namun, sejak kejadian kematian Alif 3 tahun yang lalu, banyak hal aneh terjadi di Desa Kober. Mulai dari serangan hama pada panen, banjir, wabah penyakit, hingga gangguan gaib. Saat mereka sedang membicarakan hal ini, tiba-tiba seorang anak buah Ustad Jafar mengajak mereka pergi.
Sementara itu, di rumah Ibu Yasmin, seorang janda yang ditinggal mati suaminya, tinggal bersama dua anaknya, Asha dan Alif Amri. Malam itu Asha belum juga pulang, dan Yasmin menyuruh Alif untuk tidur. Alif berkata bahwa ia akan bermain bersama ayahnya. Hal ini sangat aneh, mengingat ayahnya sudah lama meninggal. Tiba-tiba, Alif tertawa sendiri di depan lemari yang terbuka. Asha datang dan ibunya menceritakan kebiasaan aneh yang dimiliki oleh Alif saat ini.
Ketika mereka sedang berbicara, terdengar suara dari kamar Alif. Setelah pintunya terbuka, terlihat kursi roda Alif terlempar ke pintu. Alif ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri. Pada paginya, Alif sudah siuman namun masih demam. Ia bertanya dan marah kepada ibunya karena lemari sudah tidak ada lagi di kamarnya. Ternyata, Ibu Yasmin yang telah memindahkan lemari Alif ke dalam gudang.
Saat itu, Qodrat sedang berzikir di pesantren Kahuripan. Tiba-tiba, dia merasakan firasat buruk setelah melihat foto Kyai Rohim yang terjatuh dan kacanya pecah. Sementara itu, di rumah Ibu Yasmin, Alif tiba-tiba menghilang dari kamarnya. Ibu Yasmin dan Asha panik dan mencari-cari Alif. Akhirnya, mereka menemukan Alif di dalam gudang. Alif terlihat menghadap ke lemari yang terbuka.
Tiba-tiba, suara Alif berubah menjadi kerasukan dan dia marah. Alif ternyata kerasukan Iblis Assuala dan menyerang Ibu Yasmin dan Nasha. Beruntung, Yasmin dan Nasha berhasil kabur. Yasmin meminta Asha untuk menunggu di rumah dan pergi menuju Pesantren Kahuripan untuk meminta pertolongan dari Ustad Jafar.
Namun, Ustad Jafar tidak ada di sana dan Yasmin bertemu dengan Qodrat. Dia meminta tolong untuk meruqyah anaknya yang kerasukan. Meski awalnya tidak mau, Qodrat akhirnya setuju untuk pergi bersama Ibu Yasmin.
Sementara itu, di dalam gudang, Alif masih kerasukan dan terus berteriak meminta dibukakan pintu. Akhirnya, Asha membukakan pintu dan masuk ke dalam gudang itu. Namun, tiba-tiba setan yang merasuki Alif menghantui Asha dalam dunia Dimensi Lain. Asha bertemu dengan ibunya, Alif, dan mendiang ayahnya. Mereka merayakan ulang tahun Asha dan ayahnya menyuruh Asha untuk memotong kuenya. Namun, tanpa terasa, kenyataannya dia telah melukai tangannya sendiri.
Qodrat dan Ibu Yasmin segera datang dan meruqyah Alif. Alif yang tidak bisa berjalan tiba-tiba perlahan berdiri dan dia berjalan dengan memegang pisau dan menyerang Qodrat. Namun, serangan itu dapat dihindari dan Qodrat berhasil meruqyah Alif. Setelah itu, Qodrat kembali ke pesantren. Namun, di tengah perjalanan pulang, Qodrat dihantui oleh anjing hitam yang dia yakini adalah Iblis Assuala.
Iblis Assuala berubah menjadi mendiang anaknya dan meminta tolong. Qodrat terjatuh ke dalam lembah, namun dia berhasil selamat dari kejadian itu.
Sementara itu di rumahnya, Yasmin sedang berwudhu. Tiba-tiba air di kran berubah warna seperti darah. Sedangkan di kamar, Alif kembali kerasukan Iblis Assuala. Ustad Jafar yang mendengar hal tersebut segera ke sana.
Dalam perjalanan, Qodrat menghadang mobil yang ditumpangi mereka. Qodrat ingin menolong Alif, namun Jafar tidak mau karena dia yang selama ini telah meruqyah warga desa Kober. Jafar mengatakan bahwa ini adalah Alif Amri, bukan Alif Al Fatanah, putra Qodrat. Jafar mengingatkan kepada Qodrat agar tidak membuat kesalahan yang sama.
Akhirnya, mereka membawa Alif dan keluarganya menuju ke pesantren Kahuripan untuk dilakukan ruqyah. Di sana, Asha mempertanyakan kepada Qodrat mengapa keluarganya tertimpa musibah. Qodrat menasehati Asha untuk istighfar karena iblis selalu ingin menimbulkan keraguan kita atas Allah yang maha besar.
Sementara itu di tempat lain, Bapak dan Ibu Jihan tengah bersedih dan berduka atas kematian anaknya. Ayah Jihan melampiaskan kemarahannya kepada Qodrat karena dia dianggap sebagai kroni Jafar. Ayah Jihan merasa Jafar mengambil tanah dan kebunnya atas imbalan ruqyah anaknya, namun Jihan tidak dapat diselamatkan dan tragisnya, Ibu Jihan melakukan bunuh diri.
Setelah Alif selesai diruqyah oleh Jafar, dia segera boleh pulang. Namun, Qodrat mempertanyakan kepada Jafar yang telah meminta imbalan kepada setiap warga yang diruqyah. Namun, Jafar membantahnya. Dia justru menyuruh anak buahnya untuk mengusir Qodrat.
Malamnya, Yasmin memberikan air yang telah didoakan Ja’far untuk diminum Alif. Di tengah pembicaraan mereka, tiba-tiba lampu rumah mereka padam. Ibu Yasmin segera pergi ke gudang untuk memeriksa mesin genset di sana, sedangkan Alif dan Asha menunggu di kamarnya. Di dalam gudang, Ibu Yasmin mencoba untuk mengisi bahan bakar genset, namun tiba-tiba muncul suara. Ternyata, di gudang muncul anjing besar yang merupakan jelmaan Iblis Assuala.
Iblis Assuala merasuki Yasmin. Asha yang ketakutan pun mencari ibunya, tapi tiba-tiba Yasmin dalam kondisi kerasukan meminta agar Asha segera ke pesantren dan menemui Ustaz Jafar.
Sementara itu, Qodrat yang sedang berada di pesantren, harus berpamitan dengan Kyai Rohim yang tak sadarkan diri. Qodrat akhirnya melawan anak buah Ja’far dan mencari Jafar ke ruangannya. Setelah menemukan Jafar, dia terkejut mengetahui bahwa Jafar selama ini memuja Iblis dan Iblis Assuala, dan otak pelaku dibalik semua kejadian aneh yang menimpa desa Kober.
Jafar akhirnya tewas di tangan Qodrat, dan kematian Jafar disaksikan oleh Asha yang baru saja sampai di pesantren. Akhirnya, Asha dan Qodrat bergegas ke rumah Yasmin yang masih dalam kondisi kerasukan. Dia bahkan mengubur Alif hidup-hidup.
Asha dan Qodrat melakukan ruqyah terhadap Yasmin dan Qodrat menanyakan di mana Alif. Ibu Yasmin menjawab dengan bertanya Alif yang mana, apakah yang dia penggal kepalanya atau yang baru saja dia kubur hidup-hidup. Qodrat segera menggali tanah, tapi putus asa karena belum menemukan tubuh Alif.
Akhirnya, Qodrat berhasil melakukan ruqyah terhadap Yasmin dan mencoba menggali tanah untuk mencari Alif. Tiba-tiba Alif muncul dari dalam tanah dalam kondisi berdiri dan menyerupai sosok anaknya, Alif Alfatanah. Dia mencoba menggoyahkan pendirian Qodrat dan mengajaknya menemui ibunya yang telah mati.
Namun, Qodrat yang sadar bahwa tubuh Alif telah dirasuki setan yang menyerupai anaknya, akhirnya mengikhlaskan kepergian anaknya. Setan yang merasuki tubuh Alif Amri berhasil keluar, dan Alif Amri kemudian tersadar.
Enam bulan kemudian, kondisi desa Kober sudah berubah. Tanaman di sana sudah mulai subur, dan Kyai Rohim sudah mulai sembuh. Di pesantren Kahuripan, sudah banyak santri yang belajar mengaji. Sementara itu, Qodrat harus berpamitan dengan Kyai Rohim untuk melanjutkan perjalanan mencari tahu misteri di balik kematian Azizah, istrinya.