Desa itu masih menyimpan banyak misteri. Sedikit demi sedikit misteri itu terungkap, termasuk kengerian dari sosok yang paling ditakuti, yaitu Badarawuhi.
Tujuh orang gadis sedang menari di Angkara Murka. Satu persatu dari gadis itu terjatuh dan pingsan, dan jika ada gadis yang masih menari sendirian, maka dia akan dipilih sebagai dawuh menjadi penari Badarawuhi di alam roh untuk selamanya.
Beberapa tahun kemudian, sekelompok anak muda yang dalam perjalanan mencari Desa Penari. Mereka adalah Mila, Yuda, dan Prabu. Di sebuah pasar, Prabu bertemu dengan kenalannya untuk mencari tahu di mana letak Desa Penari. Sementara itu, Mila pergi ke sebuah ruangan yang gelap. Dia mendengar suara ketukan yang makin lama makin dekat kepadanya, namun Yuda menyedarkan Mila dan bertanya kenapa Mila berada di tempat gelap seperti itu.
Kemudian, Mila memberikan peta ke Desa Penari kepada teman Prabu yang bernama Jito. Prabu tahu kalau itu adalah Desa Penari, namun Jito memberitahu kalau Desa itu letaknya lumayan jauh dari sana dan letak Desa itu di tengah-tengah hutan. Mila pun meminta Jito mengantarkan mereka karena mereka harus pergi ke desa itu untuk menyembuhkan ibu Mila yang sedang sakit parah. Jito awalnya menolak, namun mereka memberikan sejumlah uang kepadanya. Jito pun akhirnya menyanggupinya.
Dalam perjalanan, Jito menceritakan kenapa desa itu disebut sebagai Desa Penari. Di desa itu banyak sekali penari hebat dan tidak sembarang orang yang dapat memasukinya.
Mereka pun tiba di desa tersebut dan melihat banyak gadis yang sedang latihan menari. Desa ini ternyata sangat damai dan asri. Mereka pun bertanya kepada salah satu warga mengenai sesepuh desa tersebut. Namun, warga itu mengatakan kalau Mbah Putri sudah meninggal. Kalau mereka mau bertemu dengan sesepuh, mereka harus menunggu Mbah Buyut pulang.
Mila memutuskan untuk menginap di desa itu untuk menunggu Mbah Buyut. Mereka diberi gardu kecil untuk dijadikan tempat istirahat dan tidur. Yuda meminta tolong kepada seorang gadis di desa bernama Ratih untuk memberikan tempat kepada Mila di rumahnya.
Awalnya, Ratih tidak mau menerimanya, namun karena Yuda memohon, akhirnya Ratih mau menolong. Ratih membawa Mila masuk ke rumahnya dan memberinya tempat istirahat. Namun, Ratih meminta mereka untuk tidak terlalu berisik karena ibunya sedang sakit parah. Mila pun tertidur di tmpat itu.
Di dalam mimpinya, Mila bertemu dengan sosok Badarawuhi yang sangat anggun dan cantik. Dia tidak tahu bahwa itu adalah siluman ular, ratu di alam roh di desa itu. Ketika Mila terbangun, dia mendengar suara jeritan di kamar ibu Ratih. Dia mencoba untuk masuk ke sana, namun mengurungkan niatnya.
Di pagi harinya, Mila melihat Ratih yang sedang mengobati ibunya. Ternyata, ibu Mila juga sedang sakit seperti ibu Ratih. Ibu Mila tidak bisa disembuhkan. Sebelum jatuh sakit, ibu Mila membawa sebuah gelang bernama Kawaturi dari sebuah desa. Mila diminta untuk mengembalikan gelang itu ke Desa Penari. Mila lalu memberikan gelang itu kepada Ratih.
Ratih kemudian membawa mereka semua untuk mandi dan membersihkan badan. Para lelaki turun ke pemandian laki-laki, sementara Ratih dan Mila masuk ke sebuah kolam. Kolam itu sering dipakai untuk para penari sebelum mereka pentas. Namun, di sana, Ratih malah bernyanyi sinden, membuat Mila bergidik. Ternyata, itu adalah Badarawuhi yang meminta Mila untuk mengembalikan Kawaturi kepadanya. Tiba-tiba, kolam itu dipenuhi oleh banyak ular.
Sementara itu, Yuda dan yang lainnya pulang ke rumah Ratih. Mereka mengira Mila dan Ratih sudah pulang, tapi ternyata belum. Mereka melihat ibu Ratih yang sedang menari sambil tiduran, terlihat sangat kesakitan, seakan ada yang menggerakkannya. Mereka pun menyadari bahwa Mila dan Ratih telah menghilang. Mereka kemudian mencari ke sana kemari, tetapi tidak ada warga yang peduli. Warga desa tahu bahwa Mila dan Ratih sedang berada di Angkara Murka.
Mila dan Ratih masuk ke alam roh di Angkara Murka. Mila berniat untuk mengembalikan Kawaturi kepada Badarawuhi. Di sana, banyak pengikut Badarawuhi yang ikut menari bersamanya. Badarawuhi kemudian mendekati Mila, mengatakan bahwa tubuh Mila tercium sangat wangi bagi Badarawuhi. Dia lalu meminta Kawaturi dari Mila. Mila mengatakan bahwa dia ingin ibunya sembuh dari penyakitnya. Badarawuhi tidak menjawab, melainkan langsung memakaikan Kawaturi ke lengannya.
Terungkaplah fakta bahwa Mila dituntun untuk pergi ke desa penari oleh Badarawuhi. Badarawuhi ingin memiliki tubuhnya Mila dan meminta Mila untuk tinggal bersamanya di sana.
Yuda dan yang lainnya mencari Mila sampai larut malam. Warga desa tersebut tidak ada yang mau membantu.
Mila dan Ratih akhirnya dilepaskan oleh Badarawuhi. Mereka berdua sempat bertengkar karena Ratih membawa Mila untuk bertemu dengan Badarawuhi. Ratih mengaku terpaksa melakukannya karena ingin ibunya sembuh.
Mila dan Ratih berhasil kembali ke desa. Mereka kemudian menemui Mbah Buyut. Mereka kembali ke kolam, tetapi kolam itu ternyata dipenuhi oleh ular dan kering.
Tak lama setelah itu, keadaan di desa menjadi kacau. Kebun warga menjadi membusuk, ternak mati, dan keadaan semakin tidak masuk akal.
Yuda memutuskan untuk pulang dari desa itu, namun Mila belum mau pulang. Dia malah ikut sebuah ritual yang dipimpin oleh Mbah Buyut. Ritual itu melibatkan air yang akan menentukan apakah seseorang dipilih menjadi calon Dawuh atau tidak. Mila terpilih menjadi calon Dawuh, dan dia harus mengikuti ritual bersama enam gadis lainnya. Yuda melarangnya, tetapi Mila tetap mengikuti ritual tersebut demi kesembuhan ibunya.
Ritual dimulai, dan tujuh gadis pergi ke Angkara Murka untuk menari. Para warga disuruh untuk menutup pintu rapat-rapat dan mengetuk bambu bolong untuk mengusir tamu tak diundang. Mila yang tidak bisa menari tiba-tiba bisa menari dengan sangat bagus di alam roh. Setelah beberapa saat, hanya Mila dan Ratih yang masih menari. Mereka berdua terus menari hingga Badarawuhi datang.
Badarawuhi menawarkan Mila untuk menjadi Dawuhnya, tetapi Mila tumbang. Namun, tak lama kemudian, Mila bangun kembali dan melanjutkan menari. Mbah Buyut kemudian menutup Mila dan Ratih dengan kain agar jiwanya tidak terperangkap di alam roh.
Mbah Buyut membawa Mila dan Ratih ke rumah Badarawuhi. Di sana, jiwanya masih terjebak di Angkara Murka. Mila yang tersesat di alam roh bertemu dengan para Dawuh sebelumnya, dan akhirnya menolak tawaran Badarawuhi. Ibu Ratih dan Mila telah menjadi Dauh, dan Mila mencoba mengajak ibunya pergi, tetapi gagal.
Badarawuhi menyiksa ibu Mila agar Mila mau menjadi Dawuhnya, tetapi Mila terpaksa menolak semua tawaran Badarawuhi dan melepaskan kepergian ibunya. Setelah itu, Mila berhasil kembali dari alam roh, tetapi jiwa Ratih diambil dan tubuhnya dimatikan oleh Badarawuhi, sama halnya dengan ibu Ratih.
Mereka bergegas meninggalkan desa, dan Mbah Buyut mengatakan bahwa Mila adalah satu-satunya Dawuh yang bisa kembali dari Angkara Murka. Saat Mila tiba di rumahnya, dia mengetahui bahwa ibunya telah meninggal bersama dengan ibu Ratih.