Sinopsis The Hunger Games: The Ballad of Songbirds & Snakes (2023)

71171 votes, average 7.0 out of 10

Tiga tahun sebelum dimulainya Hunger Games, pada masa pemberontakan awal di Panem, Coriolanus Snow muda dan sepupunya Tigris berlari bersembunyi. Mereka menyaksikan seorang pria memakan sisa-sisa mayat. Mereka kembali ke rumah untuk menemui nenek mereka. Sang Nenek memberi tahu Coriolanus bahwa ayahnya, Jenderal Crassus Snow, telah dibunuh dan garis keluarga sekarang bergantung padanya.

Bagian I: Mentor

13 tahun kemudian, Coriolanus (Tom Blyth), masih tinggal bersama Tigris (Hunter Schaefer) dan Nenek. Mereka sedang mempersiapkan event tahunan Hunger Games yang kesepuluh. Coriolanus ditugaskan untuk menjadi mentor salah satu peserta baru. Dia bergabung dengan mentor lainnya, Sejanus Plinth yang berasal dari keluarga kaya.

Kepala Pengatur Permainan, Dr. Volumnia Gaul, memperkenalkan Dekan Casca Highbottom, orang yang bertanggung jawab atas pembuatan Hunger Games. Karena jumlah penonton Olimpiade terus mengalami penyusutan, Highbottom meminta para mentor untuk fokus untuk menghibur penonton.

Upacara Memanen dimulai. Coriolanus ditugaskan ke Distrik 12, yang membuatnya kecewa. Tributnya adalah Lucy Gray Baird. Dia maju ke depan sambil menyelipkan ular di baju Mayfair Lipp, putri Walikota Lipp. Lucy Gray naik ke panggung dan walikota memukulnya karena telah menyakiti putrinya. Namun, Lucy Gray perlahan bangkit kembali dan mulai bernyanyi yang bernada menantang.

Ketika para peserta diangkut ke dalam truk, Coriolanus menyelinap ke dalam truk untuk berbicara dengan Lucy Gray. Peserta lainnya, termasuk Reaper yang sangat kejam, menyarankan untuk membunuh Coriolanus. Namun, Coriolanus mengingatkan mereka bahwa mereka semua akan dieksekusi jika melakukan hal tersebut. Coriolanus berbicara kepada Lucy Gray dalam upaya untuk mendapatkan kepercayaannya, karena dia berharap menjadikannya juara Olimpiade melalui metodenya.

Di kebun binatang, para peserta Hunger Games ke-10 menunggu saat-saat terakhir sebelum pertandingan dimulai. Salah satu peserta, Brandy, merasa tertekan oleh mentornya, Arachne Crane, yang mengejeknya dengan botol minuman. Dalam kemarahan, Brandy memecahkan botol dan menusuk Arachne di tenggorokan, mematahkan lehernya. Penjaga Perdamaian segera menembak mati Brandy, mengakhiri hidupnya sebelum ia sempat bertarung.

Sementara itu, Coriolanus, mentor dari Lucy Gray, mencoba menjalin hubungan dengan pesertanya. Ia menawarinya makanan dan menanyakan asal-usulnya. Ia mengetahui bahwa Lucy Gray berasal dari kelompok pengembara di Distrik 12 yang dikenal sebagai Coveys, yang gemar bernyanyi. Ia juga berkenalan dengan kru kamera yang dipimpin oleh Lucretius “Lucky” Flickerman, pewawancara resmi Hunger Games.

Coriolanus memiliki ide untuk membantu para peserta Hunger Games dengan cara mengirimkan perbekalan melalui sumbangan dari penonton. Ia menulis proposal dan berencana memberikannya kepada Gaul, kepala akademi. Ia pergi bersama temannya, Clemensia, yang pura-pura tertarik dengan proposalnya.

Gaul ternyata sudah mengetahui rencana Coriolanus dan Clemensia. Ia menantang mereka untuk mengambil proposalnya dari dalam tong yang berisi ular berbisa. Clemensia yang takut, memasukkan tangannya dan langsung digigit oleh ular. Ia segera diberi antivenom dan dibawa ke rumah sakit. Gaul mengakui bahwa proposal itu adalah karya Coriolanus dan menerimanya.

Coriolanus kemudian bergabung dengan Lucy Gray dan mentor lainnya untuk mengunjungi arena Hunger Games. Di sana, mereka disambut oleh ledakan-ledakan yang disebabkan oleh pemberontak. Banyak mentor dan peserta yang tewas akibat serangan itu. Coriolanus sendiri terjebak di bawah reruntuhan, tetapi berhasil diselamatkan oleh Lucy Gray. Ia mulai merasakan perasaan yang berbeda terhadap Lucy Gray.

Baca juga:  The King's Man (2021)

Saat kembali ke rumahnya, Coriolanus memutuskan untuk memberikan racun tikus kepada Lucy Gray. Ia menyembunyikan racun itu di dalam cermin kecil yang dulunya milik ibunya. Ia berharap racun itu dapat membantu Lucy Gray bertahan hidup di Hunger Games.

Bagian II: Hadiah

Para peserta yang tersisa dibawa ke arena saat Hunger Games ke-10 bersiap dimulai. Para mentor mengawasi di markas mereka bersama dengan seluruh dunia. Saat acara dimulai, banyak peserta yang agresif, termasuk seorang gadis muda bernama Coral, segera mulai mengalahkan peserta yang lebih kecil dan lebih lemah.

Lucy Gray, peserta dari Distrik 12 yang dimentori oleh Coriolanus, berhasil menghindari serangan tersebut dan mencoba mencari tempat untuk bersembunyi bersama 12 peserta lainnya. Salah satunya adalah Jessup, yang digigit kelelawar dalam perjalanan kereta ke arena. Gigitan itu membuatnya sakit dan mengalami halusinasi.

Coriolanus, yang mulai jatuh cinta dengan Lucy Gray, ingin membantunya bertahan hidup. Ia mengajukan proposal kepada Gaul, kepala akademi, untuk mengizinkan para mentor mengirimkan perbekalan kepada para peserta melalui sumbangan dari penonton. Gaul menerima proposal itu dan mengumumkannya kepada publik. Hal ini meningkatkan minat penonton untuk menyaksikan Hunger Games.

Pada malam hari, Sejanus, mentor dari Distrik 2 yang bersahabat dengan Coriolanus, menyelinap ke arena untuk berduka atas kematian Marcus, peserta yang dia kenal dari sekolah. Gaul mengetahui hal ini dan memerintahkan Coriolanus untuk mengeluarkan Sejanus dari sana. Salah satu peserta, Tanner, mencoba menyerang mereka, tapi Coriolanus memukulinya sampai mati agar mereka bisa keluar. Belakangan dikatakan bahwa rekaman kematian Tanner dihapus dari kamera sehingga Coriolanus bisa lolos begitu saja.

Saat permainan berlanjut, Coral dan rekan-rekannya bekerja sama untuk membunuh gadis lain, Lamina. Jessup mulai mengigau karena gigitan kelelawar dan mencoba menyerang Lucy Gray. Coriolanus mengirimkan drone berisi air ke arena di mana botol air tersebut mengenai dan menghancurkan Jessup, membuatnya takut dan menyebabkan dia terjatuh hingga tewas. Lucy Gray sedih dan berduka atas temannya. Peserta lain terus menyerangnya, tetapi Coriolanus mengirimkan lebih banyak drone air yang menyebabkan kegilaan, memungkinkan Lucy Gray keluar.

Gaul, kepala akademi, mengumumkan bahwa putra presiden Capitol, Felix Ravinstill, telah meninggal akibat pemboman pemberontak. Ia marah dan memutuskan untuk membunuh semua peserta Hunger Games yang tersisa dengan cara mengirim tong berisi ular berbisa ke arena.

Coriolanus, yang telah jatuh cinta dengan Lucy Gray, peserta dari Distrik 12, mencoba menyelamatkannya. Ia menyelinap ke laboratorium Gaul dan menyelipkan saputangan ayahnya yang berbau Lucy Gray ke dalam tong ular. Ia berharap ular-ular itu tidak akan menyerang Lucy Gray karena mengenali aromanya.

Lucy Gray, yang masih bersembunyi di arena, mencoba bertahan hidup dengan segala cara. Ia memasukkan racun tikus ke dalam botol air terakhir yang belum pecah dan berharap peserta lain yang haus akan meminumnya. Namun, yang meminumnya adalah seorang gadis kecil bernama Dill, yang langsung mati. Lucy Gray merasa bersalah dan menyesal telah membunuhnya.

Baca juga:  Last Night in Soho (2021)

Reaper, peserta dari Distrik 0, mendatangi tubuh Dill dan berduka atas kematian temannya. Ia kemudian mengumpulkan semua mayat peserta lain dan memasang bendera Capitol di atas mereka sebagai tanda penghormatan. Ia tidak peduli lagi dengan pertandingan dan hanya ingin mati dengan tenang.

Coral, peserta dari Distrik 2, masih berambisi untuk menjadi pemenang. Ia bersama rekan-rekannya mencari Lucy Gray yang bersembunyi di ventilasi. Lucy Gray berhasil membunuh salah satu dari mereka, Treech, dengan racun tikus. Ia kemudian keluar dari ventilasi dan berlari menuju pintu keluar.

Tong ular tiba di arena dan terbuka, melepaskan ribuan ular yang menggigit semua orang. Coral dan rekan-rekannya mati dengan mengerikan. Reaper juga mati dengan tenang. Hanya Lucy Gray yang selamat, karena ular-ular itu tidak menyerangnya. Ia mulai bernyanyi dengan lantang sebagai tanda kemenangannya.

Gaul awalnya menolak untuk mengakui Lucy Gray sebagai pemenang. Ia merasa Lucy Gray telah berkhianat dan bersekutu dengan pemberontak. Namun, penonton dan mentor lain mulai meneriakkan nama Lucy Gray dan memintanya untuk dibebaskan. Gaul akhirnya mengalah dan mengumumkan Lucy Gray sebagai pemenang Hunger Games ke-10.

Setelah kemenangan Lucy Gray, Coriolanus dibawa menemui Highbottom, wakil kepala akademi. Highbottom mengetahui bahwa Coriolanus telah menggunakan racun tikus dan saputangan untuk membantu Lucy Gray. Ia marah dan menghukum Coriolanus dengan mengirimnya ke distrik sebagai Penjaga Perdamaian selama 20 tahun.

Bagian III: Penjaga Perdamaian

Coriolanus memulai pelatihannya sebagai Penjaga Perdamaian bersama Sejanus. Dia membayar suap untuk bisa bertemu dengannya di distriknya dan menyaksikan eksekusi yang mengerikan di sana. Dia juga menyanyikan lagu pemberontakan yang disebut “The Hanging Tree”. Mereka berdua saling mencintai dan berbagi rahasia tentang burung-burung cerdas yang disebut jabberjays dan bunga yang disebut Katniss.

Namun, Coriolanus juga berkhianat pada temannya Sejanus, yang bersimpati dengan pemberontak dan ingin membantu mereka melarikan diri. Dia merekam pembicaraan Sejanus dengan pemberontak dan mengirimnya ke atasannya Gaul. Suatu malam, dia menemukan Lucy Gray, Sejanus, dan tiga orang lainnya yang berencana untuk kabur dari distrik. Salah satu dari mereka, Mayfair, mengancam akan membocorkan rencana mereka ke ayahnya, yang merupakan orang penting.

Coriolanus membunuh Mayfair dan Spruce, temannya, membunuh Billy, mantan pacar Lucy Gray. Coriolanus kemudian mencoba menenangkan Lucy Gray yang ketakutan dan mengambil senjatanya.

Setelah Gaul mengetahui rencana Sejanus untuk membantu pemberontak, dia menangkap dan menggantung dia dan Spruce, yang juga terlibat dalam pembunuhan Mayfair dan Billy. Coriolanus, yang berkhianat pada Sejanus, mencoba kabur dengan Lucy Gray. Namun, dia membuatnya curiga dengan mengisyaratkan bahwa dia tahu tentang kematian Sejanus.

Mereka berlindung di sebuah gubuk saat hujan, dan Lucy Gray pergi untuk mengambil bunga. Coriolanus mencarinya, tapi tidak menemukannya. Dia hanya melihat selendang dan ular yang menggigitnya. Dia juga melihat Lucy Gray lari dan menembaknya, tapi dia lolos. Coriolanus menjadi gila dan menembak ke udara sambil mendengar mockingjay menyanyikan lagu Lucy Gray. Dia meninggalkan senjatanya dan kembali ke Capitol.

Baca juga:  Qodrat (2022)

Coriolanus seharusnya pindah ke Distrik 2 untuk melanjutkan tugasnya, tapi rencananya berubah. Dia mendapat kabar bahwa dia diterima di universitas di Capitol, berkat bantuan orang tua Sejanus. Orang tua Sejanus tidak tahu bahwa Coriolanus telah membunuh putra mereka, karena dia menganggapnya sebagai pengkhianat. Coriolanus pun kembali ke Capitol dengan perasaan bersalah dan bingung.

Di Capitol, Coriolanus bertemu dengan Dean Highbottom, seorang dosen yang membenci Coriolanus. Highbottom memberitahu Coriolanus bahwa Lucy Gray masih hilang, dan tidak ada yang tahu apakah dia masih hidup atau mati. Coriolanus merasa sedih, karena dia pernah mencintai Lucy Gray, tapi juga mencoba membunuhnya. Highbottom juga mengaku bahwa dia adalah orang yang mencetuskan ide Olimpiade, saat dia mabuk bersama ayah Coriolanus. Dia menyesal telah membuat acara yang begitu kejam dan mengerikan. Coriolanus marah dan dendam pada Highbottom. Dia pun meracuni minumannya, dan meninggalkannya mati seorang diri.

Coriolanus kemudian bertemu dengan Dr. Gaul, seorang ilmuwan yang menjadi pengawas Olimpiade. Gaul bertanya kepada Coriolanus apa makna Olimpiade bagi dirinya. Coriolanus mengatakan bahwa dia awalnya menganggap Olimpiade sebagai cara untuk menghukum distrik yang memberontak, tapi sekarang dia melihatnya sebagai cara untuk menguasai dan menakut-nakuti mereka. Gaul puas dengan jawaban Coriolanus.

Dia pun menawarkan Coriolanus untuk menjadi Juri Pertarungan, yaitu orang yang bertanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi Olimpiade. Dia mengatakan bahwa Coriolanus telah memberikan pengaruh besar pada Olimpiade tahun ini, dan akan terus melakukannya untuk masa depan. Coriolanus menerima tawaran Gaul. Dia pun berjalan keluar ke alun-alun kota, di mana ada patung ayahnya yang meninggal. Dia merasa bangga dan sombong dengan dirinya sendiri.

Sebelum film berakhir, suara Coriolanus yang lebih tua terdengar berkata, “Hal-hal yang paling kita sukai itulah yang menghancurkan kita.”

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *