Sinopsis Finch (2021)

18254 votes, average 7.0 out of 10

Siang itu, Finch (Tom Hanks) menembus badai pasir di kota St. Louis dengan memakai baju pelindungnya. Terlihat di sekelilingnya puing-puing mobil dan gedung yang sudah tidak berpenghuni. Perangkat di lengan Finch berbunyi, mengingatkan bahwa radiasi ultraviolet sedang tinggi.

Ditemani robot pengangkut ciptaannya yang dia beri nama Dewey, Finch memasuki bekas supermarket. Mencari sisa-sisa apa saja yang bisa dimanfaatkan. Beruntung, dia menemukan satu kaleng makanan anjing. Setelah dirasa tidak ada lagi yang tersisa, dia kembali dengan mengendarai truk proyeknya. Tak lupa sebelum pergi, dia menandai supermarket tersebut dengan pilox bahwa tempat ini sudah dia jelajahi.

Perangkat di lengannya kembali memberi peringatan, badai besar sebentar lagi datang. Finch tersentak saat 500 meter di depannya terlihat badai pasir yang bergulung-gulung menuju ke arahnya. Dengan cepat dia memutar truknya, tancap gas menuju tempat berlindungnya.

Sampai di kediamannya, dia langsung membersihkan diri, juga membersihkan Dewey. Lalu menemui anjingnya yang bernama Goodyear. Terlihat anjingnya sangat senang. Finch kemudian memberikan makanan anjing yang dia temukan pada Goodyear.

Finch melanjutkan pekerjaannya, memindai semua buku yang dia miliki untuk dikonversi menjadi data digital. Data digital itu akan dia transfer ke robot yang sedang dia ciptakan, robot dengan AI yang canggih, yang diharapkan bisa belajar sendiri. Dia berharap, robot tersebut akan menggantikan mengasuh anjingnya saat dia sudah mati.

Setelah transfer selesai, dia menghidupkan robotnya. Dia mulai berkomunikasi dengan robotnya yang masih berupa kepala tersebut. Dia memberi instruksi bahwa robot tak boleh melukai manusia, namun instruksi yang utama adalah robot harus melindungi anjingnya, apapun yang terjadi.

Tiba-tiba cuaca di luar menjadi buruk, bahkan listrik sempat padam. Finch menyambungkan informasi cuaca ke robotnya agar robotnya bisa memprediksi cuaca.

Baca juga:  Expend4bles (2023)

Robot pun meramalkan, dalam 24 jam ke depan akan terjadi badai besar di tempat itu yang akan berlangsung dalam 40 hari. Finch panik. Persediaan makanannya tidak akan cukup untuk 40 hari. Mereka harus meninggalkan tempat itu.

Dengan segera, Finch menyelesaikan membangun tubuh untuk robotnya, lalu mengajarinya berjalan. Setelah persiapan selesai, mereka pun segera berangkat menggunakan van. Tujuan mereka adalah Jembatan Golden Gate.

Dalam perjalanan, terlihat samping kiri kanan hanyalah padang pasir yang kering. Sang robot bertanya kemana para penduduk St. Luis yang harusnya berjumlah 600.000 jiwa. Finch pun menjelaskan tentang bencana besar yang terjadi beberapa tahun lalu. Saat matahari meledakkan sinar gamma dan menghancurkan lapisan ozon. Akibatnya, semua makhluk hidup nyaris punah.

Alarm peringatan berbunyi lagi, tornado terdeteksi. Finch mempercepat laju van-nya. Namun, dia tersadar mereka kalah cepat. Finch memutuskan bahwa mereka harus berhenti dan membuat pertahanan. Dengan dibantu robotnya, dia mengunci mobilnya dengan kabel baja dan pasak ke tanah.

Tornado pun lewat dan mereka selamat. Tapi salah satu ban pecah dan mereka harus menggantinya. Karena tidak menemukan dongkrak, saat mengganti ban, robot mengangkat mobilnya.

Saat malam, perjalanan dihentikan dan mereka beristirahat. Finch mengobrol dengan robotnya yang sangat pintar tersebut. Dia mengajarkan banyak hal. Dia akhirnya memberi nama robotnya dengan panggilan Jeff.

Hari berganti dan perjalanan dilanjutkan. Saat mencapai Salt Lake City, mereka berhenti di sebuah bekas kafe. Finch turun bersama anjingnya tanpa menggunakan baju pelindungnya. Saat Finch di dalam kafe, Jeff dengan rasa ingin tahu yang tinggi tiba-tiba mencoba menjalankan mobilnya. Hanya beberapa meter dia menabrak mobil terparkir di depannya. Finch marah dan menyuruh dia kembali. Dia menyuruh Jeff jangan seperti anak kecil.

Baca juga:  Warriors of Future (2022)

Dalam perjalanan berikutnya, Finch akhirnya memutuskan mengajari Jeff untuk menyetir. Kondisi Finch semakin lemah karena terlalu lama terpapar radiasi UV. Jeff pun akhirnya menggantikannya menyetir.

Mereka sampai di Denver. Saat Finch masih tidur, Jeff turun mengajak Dewey untuk mencari barang-barang yang masih bisa dimanfaatkan. Finch terbangun dan panik saat tidak menemukan Jeff. Dia segera memakai baju pelindung dan menyusul mereka.

Sementara itu, Dewey menemukan sekotak makanan. Dia tidak menyadari bahwa itu adalah jebakan. Saat Dewey mencapainya, dia pun hancur berkeping-keping terkena jebakan. Finch yang menemukan Dewey pun sedih. Dia kemudian mematikan Dewey dengan menekan tombol off-nya.

Finch memarahi Jeff, saat tiba-tiba terdengar suara dari sudut lain. Mereka segera pergi dari tempat itu. Saat malam tiba, Finch menyadari bahwa mereka sedang diikuti oleh mobil lain. Saat melewati jalan laying, Finch menyuruh Jeff banting setir keluar jalan raya. Dia berencana bersembunyi di bawah jembatan. Namun ternyata jembatan terlalu rendah. Panel surya yang ada di atas mobil tersangkut dan rusak.

Penguntit mereka sudah pergi. Finch putus asa. Tanpa panel surya, dia tidak punya harapan untuk mencapai Golden Gate. Finch pun bercerita ke Jeff. Kepunahan manusia bukanlaha diakibatkan bencana ledakan gamma matahari beberapa tahun lalu. Namun setelah bencana itu, manusia saling bunuh untuk memperebutkan apa saja yang tersisa. Dia juga bercerita dari mana dia mendapatkan Goodyear. Saat itu, karena dia yang pengecut, dia menyaksikan ibu dan anak dibunuh di depan matanya. Dia pun memelihara Goodyear yang merupakan anjing anak itu untuk menebus kesalahannya.

Perjalanan dilanjutkan. Mereka hampir mencapai San Fransisco. Tiba-tiba Jeff melihat kupu-kupu terbang dan menabrak kaca mobilnya. Jeff pun membangunkan Finch. Finch pun keluar mobil dan menyadari bahwa tidak ada radiasi UV di tempat itu. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, dia keluar siang hari tanpa memakai baju pelindung. Finch pun takjub melihat kupu-kupu beterbangan dan hinggap di tangannya.

Baca juga:  No Time to Die (2021)

Finch mengajak Jeff untuk duduk bersantai sambil makan di luar mobil. Finch pun menceritakan kenapa tujuan mereka adalah Golden Gate. Dulu, ayah Finch adalah seorang pengusaha yang jarang sekali pulang ke rumah. Pada suatu saat, ayahnya mengirimkan sebuah kartu pos bergambar Golden Gate dan menuliskan pesan bahwa ayahnya menunggu Finch di sana.

Finch menyuruh Jeff berjanji untuk melanjutkan merawat Goodyear karena saat ini dia sedang sekarat. Jeff pun menyanggupinya. Jeff bahkan sempat bermain lempar tangkap bola tenis bersama Goodyear.

Finch kemudian batuk dan muntah darah. Dia pamit untuk beristirahat. Sebelum masuk van, dia menjabat tangan Jeff dan memeluknya. Lalu dia berbaring di dalam van. Rupanya saat itu adalah momen-momen terakhir Finch. Saat senja tiba, dia menghembuskan nafas terakhirnya.

Jeff membakar jenazah Finch. Dalam kesedihan yang mendalam mereka pun melanjutkan perjalanan ke Golden Gate, mewujudkan keinginan Finch.

Rate:PG-13
Year:
Duration: 115 Min
Country:,
Release:
Language:English

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *