Sinopsis Damsel (2024)

46910 votes, average 6.2 out of 10

Seorang putri yang berbakti setuju untuk menikah dengan pangeran tampan. Namun, ternyata pernikahan itu hanyalah jebakan! Keluarga kerajaan justru berniat menjadikannya tumbal untuk membayar hutang mereka di masa lalu.

Seorang Raja bersama beberapa prajuritnya menuju sebuah gunung untuk membunuh seekor naga yang menjadi ancaman bagi rakyat mereka. Namun, Sang Naga dengan mudahnya menghabisi mereka dengan semburan api.

Ratusan tahun kemudian, seorang putri kerajaan bernama Elodie sedang mengangkut kayu bakar bersama adiknya yang bernama Putri Floria. Alasan keduanya melakukan tugas ini karena kondisi kerajaan mereka sedang krisis pangan. Tanah di wilayah kerajaan sangat gersang dan dipenuhi salju yang tak kunjung kering.

Elodie dan Floria melihat gerobak kuda yang sepertinya ingin bertamu ke kerajaan mereka. Keduanya pun kembali dan menemukan ayah serta ibu tiri mereka sedang berbicara dengan pendeta berbaju merah. Kedatangan pendeta tersebut ternyata untuk memberikan surat pesan dari Ratu Kerajaan Aurea.

Setelah pendeta itu pergi, ayah Elodie bernama Lord Bayford membuka surat tersebut dan mendapati bahwa surat itu berisi lamaran Pangeran Aurea kepada putri Elodie. Apabila Elodie menerima lamaran tersebut, maka Kerajaan Aurea akan memberi imbalan harta kekayaan kepada kerajaan Bayford. Menyadari kondisi ekonomi kerajaan sedang buruk, Bayford pun meminta Elodie menerima lamaran tersebut. Elodie pun menerimanya dengan terpaksa karena sudah tak tega melihat rakyatnya menderita akibat kelaparan.

Keesokan harinya, Floria, Elodie, ibu tiri, dan Bayford berangkat menggunakan kapal menuju Kerajaan Aurea yang terletak di sebuah pulau. Setelah menempuh perjalanan dua hari, mereka akhirnya sampai di wilayah pulau Aurea. Di sana, mereka disambut oleh kabut tebal dan juga dua patung naga yang terlihat menyeramkan.

Setelah beristirahat di penginapan, keempat anggota keluarga itu dibawa ke istana kerajaan. Sesampainya di sana, mereka disambut pelayan kerajaan yang membawa mereka ke kamar pribadi Elodie. Pelayan itu memberitahu Elodie bahwa besok Ratu akan menemuinya guna diperkenalkan dengan pangeran Henry.

Malamnya, Elodie sendirian pergi ke jendela menara dan tak sengaja melihat seorang gadis bernama Eloise berada di menara sebelah dengan tatapan penuh penyesalan. Di malam harinya, Elodie tidak bisa tidur karena masih penasaran dengan wajah Pangeran Henry.

Ketika Elodie melihat pemandangan hutan Aurea melalui jendela, tiba-tiba ia melihat di kaki Gunung. Saat itu juga, angin kencang menerbangkan tirai kamar Elodie dan Eloise masuk ke kamarnya. Eloise mengaku kalau ia tidak bisa tidur karena memikirkan kakaknya yang sebentar lagi akan menikah.

Keesokan harinya, Elodie menghadap Ratu Isabelle yang secara langsung memperkenalkan Elodie dengan putranya Henry agar keduanya saling kenal. Ratu Isabelle sengaja meminta Henry untuk mengajak Elodie jalan-jalan ke taman. Di sana, Elodie nampak senang melihat ketampanan Pangeran Henry namun Henry terlihat biasa saja.

Henry kemudian mengajak Elodie berkuda melintasi taman. Saat mereka menikmati pemandangan, Elodie mengatakan kalau semalam ia melihat cahaya di pegunungan. Henry pun menjelaskan bahwa kerajaannya masih memiliki ritual tahunan yang mana akan terhubung ke pernikahan di setiap keturunan kerajaan Aurea.

Sementara itu di istana, Ibu Tiri Elodie baru saja melihat Bayford dan Isabelle berbicara tentang imbalan harta. Ia pun menanyakan masalah pernikahan Elodie kepada Bayford, namun Bayford menolak untuk membahasnya dan mengatakan bahwa Ratu Isabelle akan tetap memberi harta imbalan yang melimpah kepada kerajaan mereka.

Merasa ada yang aneh dengan perjanjian tersebut, ibu tiri pun pergi menemui Isabelle yang sedang menyiapkan pernikahan. Si ibu tiri lalu mulai basa-basi dengan berbicara tentang hubungan antar kerajaan setelah pernikahan. Namun bukannya disambut baik, Isabelle malah terlihat tidak suka dengan ibu tiri dan menghina keluarganya.

Baca juga:  The Hunger Games: The Ballad of Songbirds & Snakes (2023)

Isabelle tidak hanya menyebut nama Elodie dengan nama Eloise, tetapi juga menunjukkan sikap yang mencurigakan. Hal ini membuat Ibu Tiri Elodie curiga bahwa Pangeran Henry bakal menikah dengan dua Putri sekaligus, yaitu Eloise dan Elodie.

Tak terima putrinya bakal disakiti, Ibu Tiri menemui Elodie dan memintanya untuk berpikir dua kali sebelum menikah. Namun, sebelum Ibu Tiri sempat memberitahu tentang kecurigaannya, Bayford datang dan menyuruh istrinya pergi dari tempat tersebut.

Hari pernikahan pun tiba. Elodie didandani dengan cantik dan kemudian pergi ke taman untuk memulai pernikahannya dengan Henry di hadapan banyak orang.

Setelah pernikahan selesai, Henry mengajak Elodie pergi ke tempat ritual. Henry membawa Elodie ke kaki Gunung, tempat ritual kerajaan diadakan.

Sesampainya di sana, Elodie mulai merasa ada yang tidak beres. Para peserta ritual memakai topeng aneh yang membuat suasana di sana menjadi mencekam. Namun, Elodie berusaha menenangkan dirinya.

Ratu Isabelle memulai ritual dengan menerangkan bahwa sebelum raja pertama membangun kerajaan di pulau ini, sang raja menemukan penghuni pulau pertama, yaitu Sang Naga. Sang Naga sangat susah dibunuh sehingga sang raja membuat perjanjian dengannya.

Perjanjian itu berupa menyerahkan ketiga putri raja kepada Sang Naga agar naga itu mau memberikan setengah pulaunya untuk kerajaan Aurea. Ritual ini dilakukan untuk memperingati pengorbanan ketiga putri raja.

Ratu Isabelle kemudian menggores telapak tangan Henry dan Elodie, di mana darah Elodie dicampur dengan darah Henry. Hal ini menandakan bahwa Elodie kini menjadi bagian dari keturunan kerajaan Aurea.

Isabelle kemudian meminta Henry menggendong Elodie melintasi jembatan jurang sebagai syarat ritual. Namun, saat Henry berada di tengah jembatan, ia secara tiba-tiba melempar Elodie ke jurang! Terungkaplah bahwa ritual itu adalah ritual pengorbanan.

Elodie mencoba memanjat jurang, tetapi dinding jurang terlalu licin. Elodie pun berteriak meminta tolong, tetapi teriakannya malah membangunkan Sang Naga. Saat itu juga, Elodie melihat banyak sekali permata, yang artinya sudah ada banyak korban yang dijadikan tumbal. Elodie dikejutkan dengan cahaya api yang muncul di dalam gua. Ia pun mendekati sumber cahaya tersebut, yang ternyata berasal dari burung walet yang terbakar.

Tak lama kemudian, tiba-tiba ribuan burung yang terbakar terbang dan jatuh berhamburan di hadapan Elodie. Hal ini membuat Elodie penasaran mengapa burung-burung tersebut terbakar. Saat Elodie menyebut nama ibu, sesosok naga tiba-tiba muncul mendekati Elodie. Naga itu ternyata bisa berbicara!

Naga itu memberitahu Elodie bahwa kerajaan Aurea memiliki hutang, di mana setiap generasi kaum Aurea harus menumbalkan putrinya kepada Sang Naga. Sang Naga juga mengungkapkan bahwa setiap wanita yang dikirim ke gua ini memiliki bau darah bangsawan Aurea, tetapi sebenarnya bau tersebut disebabkan tercampurnya darah keturunan bangsa Aurea dengan korban.

Sang Naga kemudian mulai memburu Elodie dengan hembusan api. Namun, Elodie berhasil menghindar dengan masuk ke dalam terowongan gua. Di sanalah Elodie menemukan mayat Eloise, yang artinya Eloise menjadi korban sebelumnya.

Meskipun berhasil lolos, punggung Elodie terkena api yang meninggalkan luka bakar. Elodie kemudian menyalakan lampion kecil dan mulai menjelajahi gua kecil tersebut. Elodie menemukan sumber mineral berwarna biru. Namun, mineral tersebut terletak di seberang jurang yang jaraknya sekitar 2 meter.

Elodie melompat melewati jurang dan hampir saja jatuh terpeleset. Setelah melewati jurang, Elodie mendapati bahwa nyala biru tersebut disebabkan oleh makhluk mirip lintah yang jumlahnya sangat banyak.

Baca juga:  Madame Web (2024)

Karena lampu lampion yang Elodie bawa sudah mati, ia pun menggunakan lintah biru tersebut sebagai sumber cahaya. Elodie yang kehausan kemudian minum air beku yang menetes dari langit-langit gua.

Namun, siapa sangka ternyata sang naga sudah berada di atas air beku tersebut dan mulai menyemburkan apinya ke arah Elodie. Beruntungnya, Elodie berhasil lolos dengan masuk ke dalam ruang gua yang lain.

Di ruangan inilah Elodie menemukan puluhan baju korban sebelumnya dan daftar nama-nama para korban, termasuk Putri Victoria dan Guinevere. Elodie kemudian memutuskan untuk beristirahat di ruangan tersebut.

Sayangnya, Elodie tidak bisa tidur karena dihantui oleh para korban yang menyebutkan bahwa bangsa Aurea telah berbohong. Di saat itulah Elodie terbangun dan mendapati bahwa luka bakar di kakinya dikerumuni oleh lintah biru.

Ketika Elodie menyingkirkan lintah tersebut, ternyata lintah itu menyembuhkan luka bakar Elodie dengan sangat cepat. Elodie pun menempelkan lintah itu ke luka di tangannya dan benar saja, dalam hitungan detik luka Elodie langsung sembuh.

Setelah itu, Elodie menemukan peta gua yang dibuat oleh Victoria. Artinya, Putri Victoria berhasil lolos dari gua ini. Tanpa pikir panjang, Elodie pun mengikuti peta tersebut dan sampailah ia di lubang keluar yang dikelilingi oleh batu kristal.

Selain itu, Elodie juga menemukan mahkota Victoria dan menggunakan mahkota tersebut untuk memanjat lubang tersebut. Saat sedang memanjat, tiba-tiba Sang Naga muncul dari bawah. Hal ini membuat Elodie hampir terjatuh, namun Elodie tak menyerah.

Sampai akhirnya ia tiba di lubang keluar gua. Akan tetapi, ketika Elodie pergi ke mulut gua, ternyata jalannya buntu. Elodie sekarang berada di puncak Gunung.

Di saat itu juga, Elodie melihat ayahnya dan tiga orang pria yang datang untuk menyelamatkannya. Ketika Elodie berteriak kepada ayahnya, Sang Naga datang. Untungnya, naga tersebut langsung pergi setelah mendengar teriakan dari Bayford yang berubah pikiran untuk menukarkan putrinya dengan harta.

Ketika Elodie kembali untuk menemui ayahnya, ia tak sengaja menemukan tiga bayi naga mati yang sudah membatu. Dari sinilah terungkap alasan mengapa sang raja membuat perjanjian.

Ratusan tahun lalu, saat Raja Aurea pertama mendatangi sarang naga, ia lebih dulu membunuh tiga bayi naga yang baru saja menetas. Hal itu membuat Sang Naga marah sehingga ia meminta sang raja untuk menebus kesalahannya dengan mengirim Putri keturunannya untuk dijadikan tumbal.

Elodie kemudian melihat ayahnya berteriak-teriak memanggil namanya bersama tiga orang pria, salah satunya sebagai petunjuk jalan. Tak lama kemudian, tiba-tiba Sang Naga datang dan membunuh dua prajurit, sedangkan pria petunjuk jalan memilih bersembunyi.

Bayford lalu mencoba melawan naga tersebut, tapi tentu saja Bayford bukan tandingannya. Bayford dapat dengan mudah dikalahkan. Saat Sang Naga menusuk tubuh Bayford dengan kukunya, Elodie tak sengaja menimbulkan suara sehingga naga tersebut mencari Elodie yang bersembunyi di balik pilar.

Untungnya, sebelum naga itu menemukan Elodie, ia terpancing oleh suara pria petunjuk jalan. Setelah naga itu pergi memburu petunjuk jalan, Elodie menghampiri ayahnya yang sedang sekarat. Sang ayah lalu meminta Elodie untuk naik ke atas sebelum akhirnya ia meninggal.

Setelah Sang Naga membunuh petunjuk jalan, ia melihat Elodie yang sedang naik ke atas pegunungan menggunakan tali. Ia pun menyemburkan apinya ke arah Elodie, tetapi Elodie berhasil lolos dan segera pergi melarikan diri dengan menaiki kuda.

Baca juga:  The 355 (2022)

Kaburnya Elodie membuat Sang Naga marah karena baru pertama kalinya ada korban yang berhasil selamat. Ia lalu membakar seluruh wilayah hutan, yang membuat Ratu Isabelle menyadari Elodie berhasil selamat. Isabelle pun menculik Floria dan akan menjadikannya sebagai pengganti Elodie.

Keesokan harinya, Elodie yang sedang bersembunyi di balik batu bertemu ibunya yang memberitahu bahwa Isabelle membawa Floria ke gunung. Tanpa pikir panjang, Elodie pun pergi ke sana untuk mencegah Isabelle. Namun, sayangnya Elodie terlambat, Isabelle sudah mencampur darahnya sendiri dengan Floria dan melemparkannya ke jurang.

Elodie langsung menggunakan tali jembatan untuk turun ke dasar jurang, tetapi Sang Naga lebih dulu menangkap Floria. Elodie merancang siasat untuk mengalihkan perhatian naga. Setelah Sang Naga teralihkan, Elodie langsung menyadarkan Floria dan membantunya untuk bersembunyi.

Saat Sang Naga kembali, Elodie menodongkan pedang ke mata Sang Naga, namun ia tidak memiliki keberanian untuk menyerang. Sampai akhirnya si naga menyemburkan apinya ke arah Elodie. Untungnya, Elodie masih bisa selamat dengan menyeburkan diri ke kubangan air.

Saat Elodie hendak mengambil pedang, Sang Naga lebih dulu menangkap Elodie. Tetapi Elodie melakukan perlawanan dengan menusukkan belati ke mata Sang Naga. Tidak hanya itu, Elodie juga mengambil pedang ayahnya yang tergeletak dan berhasil menusuk kaki Sang Naga. Ketika Sang Naga berjalan sempoyongan, Elodie melihat dinding berombak yang dapat memantulkan angin.

Elodie pun memancing naga ke dinding tersebut dan memintanya untuk membunuhnya dengan api. Saat naga menyemburkan api, Elodie langsung melompat sehingga api tersebut memantul dan mengenai kepala sang naga. Akhirnya, naga pun roboh dan berhasil dikalahkan.

Elodie kemudian memberitahu Sang Naga bahwa selama ini ia dibohongi bangsa Aurea, di mana para wanita yang dikirim ke sini bukanlah putri keturunan bangsa Aurea asli, melainkan putri kerajaan lain yang dicampur darahnya dengan bangsa Aurea. Sang Naga lalu meminta Elodie untuk membunuhnya, tetapi Elodie menolak dan malah menyembuhkan luka Sang Naga dengan lintah biru. Dari sinilah, Sang Naga akhirnya sadar dan berteman dengan Elodie.

Elodie kemudian kembali ke istana Aurea, di mana Isabelle sedang menikahkan Henry dengan putri kerajaan lain yang bakal dijadikan tumbal. Elodie lalu mendekati sang putri dan memintanya agar segera pergi sambil membawa keluarganya. Tidak hanya itu, Elodie juga menyuruh orang-orang yang bukan keturunan Aurea untuk pergi meninggalkan istana. Saat itu juga, Sang Naga muncul di atap dengan penuh amarah. Sang Naga menyemburkan api membakar Isabelle dan seluruh keluarganya. Ia juga membakar seluruh istana Aurea hingga luluh lantak.

Di hari berikutnya, Elodie, Floria, dan ibu tiri kembali ke kerajaan bersama Sang Naga yang terbang mengiringi kapal mereka.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *