Sinopsis Makmum 2 (2021)

60 votes, average 6.5 out of 10

Rini (Titi Kamal) hendak melaksanakan salat isya’ saat Alif (Samuel Rizal) meneleponnya dan mengabarkan bahwa Bude Yanti meninggal. Bude Yanti adalah orang yang mengasuh Rini sejak kecil di desanya. Esoknya Rini berangkat bersama anaknya. Perjalanan yang jauh membutuhkan waktu hingga dua hari untuk tiba di Desa Suayan, desa terpencil yang jauh dari jalan raya, tanpa ada listrik ataupun jaringan ponsel.

Hari itu, seorang petugas PLN mencoba untuk kesekian kalinya memberi pengarahan pada penduduk desa agar mau dilewati jaringan listrik. Tapi tetap saja mereka menolak. Mereka dipengaruhi oleh Pak Ustad desa tersebut. Alif bicara dengan Pak Ustad agar mempertimbangkan lagi. Tapi tetap saja Pak Ustad bersikeras.

Para penduduk desa melayat atas kematian Bu Yanti. Rini yang ikut ke mengantar ke makam mendengar desas-desus ibu-ibu yang mengatakan bahwa kematian Bu Yanti tidak sewajarnya. Saat pulang dari makam, Rini berbincang dengan Alif. Mereka melewati Masjid yang sedang dibangun. Rini menanyakan kenapa membangun masjid baru, padahal masjid yang lama masih baik-baik saja. Alif menjelaskan bahwa itu keinginan warga yang disponsori Pak Ustad. Saat mereka asik berbincang, tanpa mereka sadari, Hafiz, anak Rini, berjalan menuju sebuah hutan. Rini yang melihatnya langsung mencegahnya. Hutan itu tidak boleh dimasuki karena merupakan Hutan Larangan bagi penduduk desa itu.

Malamnya, mengatakan pada Hafiz bahwa mereka akan kembali ke kota seminggu kemudian setelah selamatan 7 harinya Bu Yanti. Hafiz protes karena dia tidak bisa main HPnya. Rini pun menghiburnya, dia bisa bermain dengan sama Iwan. Saat shalat, Rini merasa ada seseorang yang menjadi makmumnya. Dia mulai ketakutan. Setelah salam, dia menengok ke belakang dan ternyata tidak ada siapa-siapa. Dia pun beristighfar karena sudah tidak khusuk menjalankan shalatnya. Saat dia mau kembali ke kamar dan membuka gorden pintu, dia melihat ada pocong dengan kepala di bawah. Dia pun kembali beristighfar.

Esoknya, Rini bertandang ke rumah Lastri yang sedang membuat gula jawa. Dia menanyakan soal air sumur yang kotor. Lastri mengiyakan, sudah dua bulan seluruh sumur di desa itu airnya mengeruh. Dia terpaksa mengambil air dari kampung sebelah untuk keperluan memasaknya. Sedangkan Hafiz bermain dengan Iwan, Afdal, dan seorang anak yang lain yang pincang.

Baca juga:  The Ritual (2017)

Sementara itu, Pak Ustad yang mengunjungi masjid terkejut karena temboknya retak-retak dan berlubang, padahal masih dalam proses pembangunan. Hafiz dan teman-temannya disuruh Pak Ustad pulang karena sudah mau maghrib. Mereka pun pulang, namun temannya yang pincang masuk ke Hutan Larangan. Hafiz hendak mencegahnya, tapi Iwan menyuruhnya untuk membiarkan saja.

Mereka melakukan shalat maghrib berjamaah di masjid. Teman Hafiz yang pincang terlihat berada di luar masjid dan memanggil Hafiz. Hafiz pun berjalan ke arahnya. Anak itu terus berjalan hingga Hafiz kehilangan jejak. Saat dia menengok kembali ke masjid, dalam penglihatannya, dia melihat orang-orang sudah mulai meninggalkan masjid. Dia pun kembali dan melihat masjid sudah kosong. Dia memanggil-manggil ibunya, dan tiba-tiba lampu minyak di masjid mati. Dia pun kembali keluar masjid dan bertemu sosok menakutkan. Dia menjerit-jerit lalu pingsan. Orang-orang yang masih di dalam masjid langsung keluar menolongnya. Hafiz pun tersadar dan memeluk ibunya.

Di rumah, Hafiz merengek minta pulang. Dia sangat ketakutan. Rini menenangkannya dan berjanji akan mengajaknya pulang besok.

Besoknya, mereka bersiap balik ke kota. Mereka menunggu Alif yang berjanji akan mengantarkan ke jalan raya. Sambil menunggu, Rini menyuruh Hafiz untuk bermain bersama teman-temannya. Mereka bermain petak umpet.

Tak lama kemudian, Alif pun datang. Rini sempat menanyakan soal anak pincang yang pernah diceritakan Hafiz, namun Alif mengatakan tidak ada anak pincang di desa itu. Rini pun segera mencari Hafiz. Dia mencari kemana-mana tapi tidak ketemu. Akhirnya dia masuk ke hutan larangan dan menemukan Hafiz, Afdal, dan Iwan tak sadarkan diri.

Mereka terlihat kesurupan dan dibawa penduduk desa ke masjid. Pak Ustad dan orang-orang mencoba menyadarkan mereka dengan doa-doa, tapi Rini dan Alif memilih untuk membawa Hafiz pulang.

Malamnya, Lastri, ibu Iwan, dan Aisyah (Marcella Zalianty), ibu Afdal, mulai merasakan gangguan-gangguan. Saat shalat, mereka merasa ada seseorang yang menjadi makmum di belakang mereka. Rini menemui Lastri dan Aisyah menanyakan soal anak pincang, dan mengatakan kemungkinan kesembuhan anak mereka tergantung pada anak itu. Lastri dan Aisyah tidak mau membahasnya.

Baca juga:  Late Night with the Devil (2023)

Rini bermimpi melihat Hafiz terjatuh dari pohon yang dia panjat. Dia pun terbangun, dan menemukan kaki Hafiz yang masih belum sadar terluka. Dia menanyakan pada Lastri dan Aisyah apakah mengalami mimpi yang sama, juga menanyakan soal sosok makmum yang akhir-akhir ini mengganggu. Mereka mengiyakan, tapi tidak tahu harus berbuat apa.

Rini menemui kakek Alif, Mbah Zahar, yang merupakan tetua desa itu. Mbah Zahar mengatakan bahwa peristiwa akhir-akhir ini terjadi gara-gara Pak Ustad mengindahkan larangannya untuk menebang salah satu pohon di hutan larangan untuk membangun masjid baru. Hutan larangan itu sudah ada penghuninya, jadi mereka tidak boleh mengganggunya.

Sementara itu, dinding bangunan kamar mandi masjid baru ambrol karena tanahnya kurang stabil. Pak Ustad memutuskan untuk memindahkannya dekat hutan larangan, yang berarti akan menebang salah satu pohon lagi di sana.

Rini semakin sering diganggu. Malam itu saat shalat, dia melihat si anak pincang keluar dari rumahnya. Dia pun mengikutinya hingga ke salah satu pohon besar di hutan larangan. Di sana dia melihat sosok yang mengerikan. Dia pun tersadar bahwa yang selama ini mengganggunya bukanlah makmum, tapi sosok lain penghuni hutan larangan itu.

Esoknya, penebangan pohon benar-benar dilaksanakan. Rini berusaha mencegahnya tapi terlambat. Dia mengatakan kepada Dika, penebangnya, bahwa dia bisa mati kalau menebang pohon itu. Namun Dika tak peduli dan menyahut bahwa mati itu urusan Tuhan, bukan urusan pohon. Tiba-tiba, Hafiz muncul ke tempat itu mencari Rini. Dia telah sembuh.

Malamnya, tahlilan tujuh harinya Bu Yanti dilaksanakan. Dika yang sedang nongkrong dengan teman-temannya melihat Rini bersama Hafiz. Dika membubarkan teman-temannya dan menghampiri Rini. Tanpa berkata-kata Rini seperti mengajaknya untuk mengikutinya hingga sampai ke pinggir jurang. Hafiz yang menyadari ada yang tidak beres, lari meninggalkan mereka. Lalu Rini berubah menjadi sosok yang mengerikan. Dika pun lari ketakutan hingga terjatuh ke dalam jurang. Sementara Hafiz yang melarikan diri bertemu dengan Alif.

Sementara itu Rini yang asli mengikuti tahlilan. Dia terlihat linglung. Tiba-tiba dia tersadar dan mencari-cari Hafiz. Dia tidak ingat apa saja yang baru saja dia lakukan. Dia berteriak histeris dan mengatakan telah bermimpi bahwa Hafiz dibawa ke hutan. Tiba-tiba dia menggeram, matanya memutih. Dia telah kesurupan. Orang-orang di situ membacakan ayat kursi. Rini yang kesurupan mengamuk dan melemparkan orang-orang. Dia lalu berlari ke arah hutan larangan.

Baca juga:  Terrifier 2 (2022)

Alif dan Hafiz bertemu orang-orang yang mengejar Rini ke hutan larangan. Mereka menemukan Rini di sana. Rini semakin mengamuk. Dia mengangkat Hafiz, Iwan, dan Afdal ke udara kemudian melemparnya. Dia juga menyerang orang-orang. ALif terlempar dan dibangunkan oleh Pak Ajis. Pak Ajis mengajaknya menjauh dari tempat itu. Rombongan Pak Ustad tiba. Mereka pun kembali membacakan ayat kursi.

Sementara itu Alif dan Pak Ajis bertemu dengan Mbah Zahar yang membawa cangkul dan benih pohon. Saat Alif menoleh, Pak Ajis sudah tidak berada di sampingnya. Mbah Zahar segera meminta Alif membantunya untuk menanam pohon.

Di saat yang sama, para penduduk semakin intens membaca ayat kursi. Tiba-tiba tubuh Rini terangkat dan terjatuh tak sadarkan diri. Lalu muncullah sosok mengerikan yang selama ini dikenal penduduk desa sebagai Nyi Lawe. Mereka kembali membacakan ayat kursi.

Mbah Zahar menancapkan benih pohon di tanah sambil berteriak bahwa dia sudah mengembalikan rumahnya, bersamaan dengan Pak Ustad berteriak “Allahu Akbar” dan melemparkan tasbihnya. Nyi Lawe pun terbakar habis disaksikan para penduduk desa. Mereka mengucapkan syukur dan Rini pun tersadar.

Esoknya, Rini dan Hafiz diantar Alif ke jalan raya. Di perjalanan, mereka mampir berteduh karena turun hujan. Alif menanyakan kapan Rini akan kembali lagi. Rini menjawab bahwa mungkin dia tidak akan kembali karena trauma kejadian itu, namun dia mempersilahkan Alif untuk mengunjunginya di kota.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *