Sinopsis Raging Fire (2021)

8 votes, average 7.2 out of 10

Pagi itu, Bong (Donnie Yen), bersiap untuk bekerja seperti biasa. Sebelum berangkat, dia sempat berpesan kepada istrinya untuk berhati-hati karena kehamilannya semakin membesar.

Kantor Polisi Distrik Timur, di situlah Bong bekerja sebagai seorang inspektur polisi divisi kriminal. Hari itu atasan Bong, Inspektur Yeow datang memberikan hadiah bekas pakaian bayi anaknya untuk Bong. Dia juga menasehati Bong agar menghormati kantor polisi distrik lain. Bong yang terkenal sebagai polisi yang tegas, tidak terlalu menghiraukan nasehat atasannya.

Hari itu diadakan rapat operasi penangkapan Wong Kwun (Julius Brian Siswojo), seorang bandar narkoba yang sudah lama diburu. Wong Kwun akan mengadakan transaksi dengan geng Vietnam pada jam 9 malam.

Saat rapat selesai, Bong mendapat telpon dari Ka-po, seorang rekan sekaligus atasannya dari kantor pusat bahwa ada masalah penting. Ka-po menyuruh Bong segera datang. Ternyata, di sana sudah berkumpul para petinggi polisi dan seorang bos konglomerat bernama Chen. Mereka meminta Bong untuk menghentikan perkara anak Bos Chen, yang beberapa hari lalu mabuk berat dan memukuli seorang anggota polisi. Bong dengan tegas menolak. Saat dia mau kembali, seorang petinggi polisi sempat memperingatkan dia. Tapi Bong tidak perduli.

Sementara itu, Ngo (Nicholas Tse) sedang bersiap bersama anak buahnya.

Malamnya, persiapan dilakukan. Bong dan timnya ternyata tidak diajak untuk melakukan penyerbuan. Bong dengan marah menelpon Yeow, menanyakan kenapa dia tidak diajak. Padahal dia sudah 4 tahun memburu Wong Kwun. Yeow menjelaskan bahwa itu keputusan atasan mereka. Atasan mereka sedang mengincar kesalahan Bong, karena Bong selalu tidak mematuhi perintah.

Bong pun marah. Dia menyuruh timnya untuk menyari informasi di mana lokasi penyerbuan. Setelah mendapat info, mereka segera menyusul.

Sementara itu di lokasi, Geng Vietnam sudah tiba. Yeow menyuruh anak buahnya untuk menunggu adanya transaksi.

Saat memasuki gedung, tiba-tiba para anggota Geng Vietnam diserang oleh beberapa orang bertopeng, yang tak lain adalah Ngo dan anak buahnya. Mereka merebut uangnya. Mereka juga menyalakan alat pengacak sinyal, yang membuat komunikasi dan kamera pengintai polisi tidak bekerja.

Ngo sampai ke hadapan Wong Kwun. Ngo memperlihatkan handphonenya. Terlihat polisi sudah mengepung tempat itu. Wong Kwun marah. Terjadilah tembak menembak antara mereka. Ngo dan anak buahnya berhasil menghabisi Wong Kwun dan merampas narkobanya.

Polisi yang sudah bersiap segera menyerbu masuk. Namun tim Ngo yang sudah mempersiapkan diri itu dengan matang juga berhasil menghabisi seluruh polisi. Bahkan Ngo membunuh Yeow yang sudah tidak berdaya dengan melemparkannya dari lantai 3.

Bong dan timnya tiba. Namun mereka sudah terlambat.

Ngo dan anak buahnya menemui Man-kwai, orang yang menyewa mereka, dan menyerahkan narkoba yang dirampas dari Wong Kwun.

Setelah menghadiri pemakaman Yeow, para polisi dipimpin oleh Bong melakukan penggeledahan di mana-mana. Mereka berusaha memperoleh petunjuk mengenai peredaran narkoba Wong Kwun. Banyak berandalan yang ditangkap.

Sementara itu, dalam persembunyiannya, Ngo teringat masa lalu saat masih menjadi polisi. Saat dia masih menjadi rekan Bong. Dulunya mereka sangat akrab dan saling bekerja sama di bawah pimpinan Inspektur Seto Kit. Hingga pada suatu ketika, ada kasus penculikan Siu-tong, CEO Bank Fortune. Kit memerintahkan untuk menyelamatkan Siu-tong dengan cara apapun.

Saat dalam pengintaian, mereka mendapat kabar bahwa Cola, orang yang dicurigai mengetahui di mana Siu-tong yang diculik sedang terlihat. Tim Ngo bergerak, sementara Bong masih mengintai.

Ngo berhasil menangkap Cola, namun saat diinterogasi dia bungkam. Ngo menelepon Kit. Kit memerintahkan apapun caranya Cola harus bicara. Dia berjanji akan melindungi Ngo. Ngo pun memukuli Cola hingga akhirnya dia mau bicara. Saat salah satu anak buah Ngo lengah, tiba-tiba Cola menggigit perutnya. Mereka pun menghajar Cola habis-habisan.

Baca juga:  Ghostbusters: Afterlife (2021)

Tim Bong menggerebek ke sebuah tempat perjudian kecil. Dia menemukan barang Wong Kwun. Setelah menginterogasi, dia dapat informasi barang itu didapat dari Man-kwai.

Mereka kembali ke kantor polisi dan membicarakan langkah berikutnya. Namun ternyata malam itu tidak ada surat perintah penangkapan dari atasan. Mereka marah, namun Bong menyuruh mereka pulang dan istirahat.

Sementara itu, Ngo dan anak buahnya menyadari bahwa barang Man-kwai sudah tersebar ke mana-mana. Mereka harus ambil tindakan karena itu bisa membahayakan mereka. Mereka berencana membunuh Man-kwai.

Bong yang menyuruh timnya pulang ternyata bertindak sendiri. Dia mendatangi markas Man-kwai. Dia berhasil menemui Man-kwai dan menanyakan dari mana dapat barang itu. Ketegangan terjadi, Man-kwai menembak Bong yang untungnya berhasil berlindung di balik anak buah Man-kwai. Tembak menembak tak terhindarkan. Anak buah Man-kwai yang berada di luar ikut menyerbu. Namun untungnya, tim Bong datang dan ikut membantu. Man-kwai mencoba kabur, Bong mengejar. Terjadi perkelahian hingga masuk saluran pembuangan air. Man-kwai berhasil kabur lagi. Namun saat sampai di jalan raya, dia ditabrak oleh anak buah Ngo yang tiba-tiba muncul. Man-kwai pun tewas.

Hari berikutnya, Bong berziarah ke makam seorang anggota polisi yang tewas beberapa tahun lalu karena melakukan protes di kantor pusat. Anggota polisi itu dulunya adalah anggota tim Ngo. Saat sampai di sana, ternyata Ngo dan anak buahnya sedang berziarah juga. Sempat terjadi ketegangan, namun bisa diredakan oleh Ngo. Ngo dan Bong pun akhirnya mengobrol.

Flashback ke masa lalu, saat Ngo dan timnya menghajar Cola. Bong datang terlambat. Cola sudah mati. Ngo dan timnya disidang. Tidak ada satupun saksi yang meringankan mereka. Bahkan atasan mereka, Inspektur Kit, membantah telah memerintahkan mereka untuk melakukan cara apapun saat menginterogasi Cola. Ngo dan timnya pun dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman penjara selama 3 tahun.

Chi-keung, salah seorang anak buah Ngo sedang bersenang-senang di bar. Dia membawa salah seorang cewek ke hotel. Dia memberikan sebuah jam tangan mahal, yang ternyata adalah jam yang dia ambil dari Wong Kwun saat dia membunuhnya. Saat ceweknya ke kamar mandi, Chi-keung memeriksa HPnya dan menemukan foto-foto cewek itu sedang bermesraan dengan pria lain. Chi-keung pun marah, mencekiknya hingga mati dan membuang mayatnya ke laut.

Saat mayat cewek itu ditemukan, ikut ditemukan pula jam tangan Wong Kwun. Chi-keung tertangkap kamera CCTV saat membawa mayat cewek itu keluar hotel. Bong mulai yakin bahwa Ngo terlibat dengan semua ini.

Ngo dan anak buahnya mengunjungi Kau-wing. Mereka merencanakan perampokan Bank Fortune.

Bong dan timnya berhasil melacak nomor Chi-keung yang sedang berhenti di depan gedung Kau-wing. Mereka bergerak memburunya. Mereka menguntit mobil Chi-keung dan Kim-wah, yang juga salah satu anak buah Ngo yang berjalan menjauhi gedung. Kim-wah bertanya pada Chi-keung bagaimana bisa polisi melacak mereka. Chi-keung mengaku telah berbuat kesalahan. Kim-wah marah, dia melompat keluar mobil. Namun dia akhirnya tertangkap oleh polisi.

Sementara itu, Bong masuk ke gedung Kau-wing mengejar Ngo. Ngo berhasil kabur menggunakan sepeda motor. Bong mengejarnya menggunakan mobil.

Chi-keung terjebak di lampu merah. Polisi mengepungnya. Anak buah Ngo yang lain datang dan terjadi tembak menembak. Chi-keung berhasil kabur dibantu teman-temannya.

Bong yang sedang mengejar Ngo sempat saling adu tembak. Namun karena mobilnya tak terkendali dan hampir menabrak anak kecil, Bong terpaksa harus melepaskan Ngo dan memilih menyelamatkan anak itu.

Baca juga:  Expend4bles (2023)

Ngo yang sudah sampai di tempat persembunyiannya membunuh Chi-keung karena kesalahannya. Kemudian dia dan anak buahnya menculik mantan polisi Kit yang dulu pernah menjadi atasan Bong dan Ngo.

Di kantor polisi, Bong dan timnya berdiskusi bagaimana menangkap Ngo dan anak buahnya. Saat mereka akan bergerak, datanglah Ka-po menghentikan mereka. Kantor pusat sudah menyerahkan kasus ini kepada Inspektur Xia dan Ka-po melarang tim Bong bertindak. Bong menolak. Saat mereka berdebat, salah seorang anggota polisi melaporkan bahwa Ngo dan anak buahnya datang untuk melapor. Suasana menjadi tegang.

Ngo dan anak buahnya diinterogasi. Namun mereka tidak ada yang mengaku. Ngo bersikeras bahwa mereka datang hanya untuk melaporkan kehilangan salah satu rekan mereka, Chi-keung. Ngo juga berkata bahwa polisi tidak punya bukti untuk menangkap mereka. Dan dalam waktu 2×24 jam mereka harus dilepaskan.

Mayat Chi-keung akhirnya ditemukan. Ditemukan juga sepucuk surat yang berisi bahwa Chi-keung mengakui semua perbuatannya. Maka tidak ada bukti bahwa Ngo dan anak buahnya terlibat. Bong marah. Dia merasa dipermainkan. Dia menghampiri Ngo di ruang interogasi. Mereka berdua ribut, tapi bagaimanapun juga, mereka harus melepaskan Ngo.

Sementara itu, terjadi insiden di tempat gedung pertunjukan, tempat di mana istri Bong bekerja mempersiapkan pertunjukan anak-anak menari balet. Mantan inspektur Kit, dengan kalung bom di lehernya menyandera istri Bong. Dia memborgol istri Bong dengan tangannya.

Kit berteriak hanya mau ditemui Bong. Bong datang dan mengajak Kit bicara. Dihadapan Bong, Kit mengaku bahwa 4 tahun lalu, dialah yang memerintahkan Ngo dan timnya untuk melakukan segala cara agar Cola mengaku.

Ngo yang mengawasi kejadian itu dari jauh menggunakan kamera, berbicara melalui speaker yang terpasang di bom itu. Dia meragukan niat Bong dan memberikan waktu 30 detik. Tim penjinak bom maju. Tapi Bong justru menembakinya dan menyuruh mereka mundur.

Dari jauh, Ngo mengatakan bom itu terhubung dengan nadi Kit. Jika nadi Kit berhenti, bom juga akan berhenti. Jadi jika Bong ingin menyelamatkan istrinya, dia harus membunuh Kit. Waktu menunjukkan tinggal 5 detik saat sniper menembak Kit. Bom pun berhenti. Tapi dari jauh, Ngo kembali mengaktifkan bom tersebut. Di saat-saat genting, Bong menembak borgol dan berusaha menyelamatkan istrinya. Bom pun meledak.

Di rumah sakit, Bong mendengarkan penjelasan dokter bahwa kondisi istri dan bayinya sudah aman saat tim dari propam datang untuk mengamankan Bong. Mereka akan membawa Bong ke sidang kode etik karena sudah menembaki tim penjinak bom.

Sementara itu, Ngo dan anak buahnya menemui Kau-wing untuk membicarakan persiapan terakhir mengenai rencana mereka untuk merampok Bank Fortune. Kau-wing mengatakan bahwa persiapan sudah final. Dia menunjukkan sebuah flashdisk bahwa dia sudah mempunyai data termasuk sistem keamanannya. Tapi, dia memutuskan untuk tidak memakai jasa Ngo. Dia akan memakai tim lain karena Ngo dan timnya sudah diburu polisi. Ngo pun akhirnya menghabisi Kau-wing dan anak buahnya. Sebelum membunuh Kau-wing, dia menyelipkan flashdisk lain di saku Kau-wing.

Bong menghadapi sidang tertutup kode etik. Saat sidang akan dimulai, semua rekan Bong, termasuk Ka-po masuk untuk membela Bong. Mereka meminta sidang tidak memberhentikan Bong sebagai polisi. Bong menyuruh mereka keluar dan melakukan pembelaan sendiri. Setelah mendengar pembelaan Bong, para inspektur menunda sidang untuk dilanjut besok. Selama sidang ditunda, Bong tetap menjadi seorang polisi. Bong berterima kasih pada para inspektur.

Bong dan timnya segera bergerak. Mereka menemukan Kau-wing dibantai di tempatnya. Mereka juga menemukan flashdisk di saku Kau-wing yang berisi data keamanan Bank Pan Asia. Mereka pun segera bergerak mengamankan.

Baca juga:  Road House (2024)

Bong mendapatkan info dari timnya bahwa salah satu korban di tempat Kau-wing adalah seorang manajer Bank Fortune. Hari ini Bank Fortune akan mengadakan rapat khusus. CEO Bank Fortune, Siu-tong, baru saja kembali dari Amerika. Bong menghadap Inspektur Xia, mengatakan bahwa mereka salah sasaran. Harusnya Bank Fortune yang diamankan. Dia menjelaskan situasinya. Tapi inspektur Xia tidak mau mengirim anggota ke sana. Dia menyuruh Bong dan timnya pergi sendiri.

Sementara itu di Bank Fortune, Ngo dan anak buahnya tiba dengan menyamar sebagai jasa katering. Dengan cepat, mereka berhasil menyandera Siu-tong. Mereka menggasak uang di brankas. Ngo juga membunuh Siu-tong.

Saat Bong dan timnya hampir sampai, mereka berpapasan dengan Ngo yang baru keluar dari bank. Bong berbalik mengejar Ngo. Terjadi kejar-kejaran dan adu tembak di jalanan ramai. Di sebuah sudut kota, dua orang polisi patroli menembaki mobil Ngo. Mobil Ngo kehilangan kendali dan menabrak sebuah outlet pakaian. Mobil mereka terhenti diantara mobil-mobil lain. Tim Bong yang mengejar langsung menembaki mereka. Mereka saling berlindung diantara mobil-mobil yang sudah ditinggal penumpangnya.

Polisi-polisi lain terus berdatangan membantu. 2 orang anak buah Ngo berhasil dilumpuhkan. Kim-wah masuk sebuah bus dan menyandera anak kecil dengan granat. Salah satu anggota tim Bong berhasil menyerang Kim-wah dan menjauhkan anak kecil itu. Sialnya, granatnya terjatuh. Dengan keputusan cepat dia berhasil merobohkan Kim-wah ke atas granat tersebut dan menjadikan Kim-wah sebagai pelindung.

Ngo dan seorang anak buahnya kabur hingga ke lorong bawah tanah. Polisi terus mengejarnya. Anak buah Ngo sudah tidak sanggup lagi. Dia menyuruh Ngo lanjut kabur. Dengan membawa dua granat dia berlari ke arah kumpulan polisi yang mengejarnya. Namun sebelum sampai, Bong menembaknya hingga jatuh dan granatnya meledak.

Bong lanjut mengejar Ngo. Di depan sebuah gereja yang sedang direnovasi, Bong berhasil menjangkau Ngo, membuat mereka menerjang jendela dan masuk ke dalam. Ngo mengeluarkan pisaunya dan Bong menggunakan tongkat polisinya. Merekapun bertarung hingga akhirnya Bong berhasil merobohkan Ngo. Ngo meraih sebuah hammer di dekatnya dan balik menyerang Bong. Bong berhasil meraih sebuah linggis. Pertarungan mereka berlanjut hingga mencapai altar di mana terdapat sebuah piano tua dan patung Bunda Maria. Bong mendesak Ngo ke tembok, tapi dia berhasil lepas dan melempar Bong ke arah patung. Patung roboh dan hancur.

Saat Bong berusaha bangkit, tiba-tiba Ngo menyerangnya menggunakan obeng. Obeng Ngo menembus telapak kanan Bong. Dengan sisa-sisa tenaganya, Bong mengunci Ngo dan mematahkan tangannya. Ngo tidak sanggup berdiri lagi. Di saat yang sama, para polisi datang dan mengarahkan semua penjejak laser ke arah Ngo. Ngo bangkit dan mengoceh, seandainya dulu Bong yang mengejar Cola, apakah nasib mereka akan berbeda? Bong tidak perduli. Ngo berdiri di atas piano dan menjatuhkan diri ke sebuah besi runcing dan tajam yang muncul akibat reruntuhan patung. Ngo pun tewas.

Genre: Action, Crime
Year:
Duration: 128 Min
Country:
Release:
Language:广州话 / 廣州話
Revenue:$ 205.000.000,00
Director:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *